Public Speaking (3)

4.3K 134 0
                                    

"For the first concluter, we call our sister ...."

Hatiku berdesir kencang, efek yang biasa terjangkit santri/wati jika mendengar pembawa acara memilih salah seorang pendengar untuk mengutarakan inti sari salah satu pengkhotbah.

Aku bukannya tak mau apalagi tak mampu menguraikan inti sari dari teks khotbah mereka, hanya saja kini belum waktunya aku membuka kaus kaki ini karena Ukhti Layla masih berdiri di belakang dan matilah aku jika harus berjalan ke depan dengan hanya mengenakan kaus kaki sebelah. Sungguh, adegan yang sangat memprihatinkan. Andai saja di pondok ini diperbolehkan membawa hp maka sudah oasti sedari tadi ku- sms si Aya yang menjadi presenter malam ini agar dia tidak memilihku sebagai pengambil inti sari. Sebagai balas budi atas jasanya maka nanti aku akan menraktirnya dengan semangkok mi ayam, tapi khayalan hanyalah khayalan.

"Saudari Rahma Mawadah"

Ingin rasanya aku tersenyum lebar sampai gigi ini semua kelihatan, isyarat syukurku yang amat dalam,  padahal seharusnya aku tidak boleh begitu.

❤❤❤

CAHAYA CINTA PESANTREN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang