Asha membuka pintu ruang tamu dan menjumpai sosok yang selama satu minggu ini tidak pernah lagi setor muka dihadapannya.
"Assalamualaikum. Hai!"
Reva menyapa sambil nyengir lebar, membuat Asha terpana.Ah iyak, Reva itu mau senyum kek, mau nyengir kek, atau mau koprol kek. Sekarang dengan mudahnya membuat hati Asha gonjang - ganjing dilanda gempa lokal tempat hiburan dugem alias hatinya Asha langsung jedug - jedug.
"Waalaikum salam. Masuk dulu, Rev!"
Asha mempersilakan Reva untuk masuk ke dalam rumah sambil berusaha menetralkan detak jantungnya.Mamanya Asha yang melihat calon menantu langsung ikut bergabung. Reva mengucap salam sambil menjabat dan mencium punggung tangan calon mama mertuanya. Untuk yang satu ini Reva memang kelewat halu. Namanya juga ikhtiar, tapi siapa tahu Asha memang ditakdirkan menjadi pendamping hidupnya. Amin.
"Mama tidak ke butik?"
Reva mencoba lebih mengakrabkan diri dengan calon mama mertua. Kalau Asha terlalu sulit untuk ditaklukkan, mengapa bukan mama dulu saja yang Reva ambil hati agar bisa ia ajak bersekutu? Hihihihi....."Nggak, Rev. Mama sedang menunggu tente Sita datang untuk mengambil souvenir."
Mama menunjuk ke beberapa kardus yang berisi bunga rajut yang sudah di tempeli peniti bros dan dikemas dalam plastik souvenir plus kartu ucapan terima kasih dari mempelai.
"Ayo ikut sarapan, Rev. Tadi Asha sudah memasak rica - rica."
'Memangnya Asha bisa masak, Ma?"
Reva melirik Asha sangsi."Keseringan mama tinggal kelilingan untuk 'mrema', anaknya mama jadi bisa masak tuh."
Asha nyengir pongah. Reva tuh nggak sopan sekali sudah meragukan kemampuannya memasak. Gaya jumawa Asha yang merasa tidak terima ketika diragukan kemampuan memasaknya, membuat Reva mengulum senyum.
Duh Asha.... kamu gemesin deh. Jadi pingin nyium kamu kan?
"Namanya juga kepepet ma."
Asha mengambilkan piring untuk Reva dan meletakkan piring tersebut di depan Reva.
"Kepepet yang bermanfaat."
Reva menatap Asha dengan lembut yang membuat hati Asha kembali dugem.കകകകകകകക
Selesai makan, Reva duduk santai diruang tamu. Ia mengambil sebuah souvenir dan mengamatinya.
"Itu dulu idenya Asha lho, Rev. Waktu itu dia ingin sekali bisa kuliah. Jadi Asha berinisiatif berjualan souvenir pernikahan. Tiap musim kawinan Asha sibuk banget mencari order. Ya bros, ya gantungan kunci, dan tatakan gelas."
Mama mempromosikan puteri semata wayangnya dengan gaya ala - ala pebisnis MLM sedang memprospek calon downline nya."Lalu Asha mebuatnya kapan, Ma?"
Reva bertanya kepada mama, namun arah pandangannya tertuju pada Asha yang kini terlihat malu - malu karena salah tingkah. Hihihihihi.... lucu."Ya tiap hari dia membuat rajutan, sampai kamarnya jadi gudang. Kok ya untung aja barang - barangnya bisa keluar alias laku."
"Namanya juga rejeki anak yatim, mama!"
Asha menimpali."Kamu memang kreatif, Sha!"
Asha yang mendapat pujian kembali dibuat salah tingkah. Apalagi tatapan mata Reva itu lo.... jujur saja Asha tidak kuat.......Setelah berbincang - bincang sebentar, mama Asha pun pamit untuk berbelanja dulu ke tukang sayur langganan.
Kini mereka hanya tinggal berdua dengan sikap canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh No...! (Telah Selesai Direvisi/tamat)🌷
Short Story"Kamu siapanya Reva?" Pertanyaan pak Dosen pembimbingnya itu membuat Asha bingung. Seharusnya Asha tidak perlu bingung lah, karena selain mendapatkan Acc untuk skripsinya. Asha juga mendapat Acc untuk dijadikan calon menantu. Ini berkah atau musibah...