Chapter 4

145 14 4
                                    

Setelah pertemuannya dengan Naoki beberapa hari yang lalu, kini keduanya terlihat sangat dekat dan sering menghabiskan waktu bersama-sama, bahkan tak jarang Naoki mengantar-jemput Melody mengajar jika ia sedang banyak waktu luang.

Seperti saat ini, di sela kesibukkan mereka, mereka selalu menyempatkan diri mereka untuk bertemu satu sama lain dan kini keduanya sedang melakukan makan siang bersama di sebuah restoran cepat saji di sekitaran depok yang tak jauh dari tempat Melody mengajar.

Walau mereka makan dalam diam tapi sebenarnya mata Naoki tak pernah lepas memandang wajah cantik gadis yang sekarang ada di hadapannya, mata Naoki terus memperhatikan wajah Melody sambil menyuapi sesuap makanan ke dalam mulutnya dan terus seperti itu hingga habis.

Bukannya Melody tidak peka atau tidak menyadari gelagat dari Naoki, sebenarnya ia tau kalau beberapa hari ini Naoki terus memperhatikannya diam-diam tapi ia juga tidak bisa pungkiri bahwa tatapan yang di miliki Naoki membuatnya merasa nyaman, maka dari itu ia memilih diam pura-pura tidak tau jika Naoki sedang memperhatikannya. Tapi sepertinya hari ini berbeda, Melody sudah tidak kuat terus menerus menahan gejolak di dadanya jika sedang di tatap seperti itu oleh Naoki.

"Udah puas ngelatin akunya?" ucap Melody memecahkan keheningan tanpa menoleh ke Naoki tetap fokus pada makanannya.

Ekh?!

Mendengar penuturan dari Melody, Naoki dengan segera membuang arah pandangannya ke arah lain dan menjadi salah tingkah lalu Naoki pun langsung menyibukkan diri untuk menghilangkan rasa gugupnya yang ketahuan telah memperhatikan Melody diam-diam.

Melody melirik ke Naoki yang salah tingkah itu sambil tersenyum tipis bahkan hampir tidak terlihat jika ia sedang tersenyum lalu suasana kembali hening.

"Emm.. Mel mau langsung balik ke kampus?" tanya Naoki saat mereka telah selesai dengan makannya.

Melody melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya "waktu ngajarku masih 30 menit lagi, gimana kalau kita ke margonda dulu? Jalan-jalan gitu, kamu mau gak?" ucap Melody menatap Naoki.

Naoki terdiam berpikir sejenak "boleh.. Yuk"

Lalu mereka langsung pergi meninggalkan restoran cepat saji itu setelah membayar dan menuju tempat tujuan mereka yang berikutnya yaitu Mall Margonda City. Di perjalanan mereka saling bercerita apa saja yang ingin mereka ceritakan, hingga tak terasa mereka sudah sampai di mall tersebut lalu mereka berjalan masuk ke dalam mall itu beriringan dan mulai menjelajah isi mall tersebut.

***

Melody masih memikirkan perkataan Naoki yg kemarin saat ia ingin pulang, pembicaraannya persis hampir sama dengan pembicaraan dirinya dengan sang ayah tempo hari, seolah-olah ini sudah mereka rencanakan atau memang kebetulan saja sama? Entahlah Melody belum bisa menerawang hingga sejauh itu, saat ini yg ia pikirkan adalah bagaimana caranya ia bilang ke kedua orang tuanya kalau keluarga Naoki ingin kerumah untuk melamar dirinya, hanya itu yg membuat Melody sedari tadi gelisah.

Pasalnya kedua orang tuanya belum mengetahui kedekatan mereka setelah kejadian 6 tahun silam. Melody mengubah posisi tidurnya menjadi duduk bersandar di punggung ranjang untuk menetralkan pikirannya agar bisa berfikir cepat.

"Duuhh bagaimana ini bilang sama ayah dan bunda. Masa ujuk-ujuk bilang Naoki mau melamarku, ntar yg ada aku di introgasi sama mereka. Duuhh gimana dong" gumam Melody sambil berjalan bulak-balik dan gigit kuku jari, kini ia semakin gelisah pasalnya keluarga Naoki akan datang siang ini ba'da dzuhur.

Lama melamun memikirkan cara menjelaskan kepada kedua orang tuanya akhirnya ia berjalan keluar kamar menuju keberadaan kedua orang tuanya. Ia tidak bisa berdiam diri berpikir dengan pikiran gelisah jadi ia memutuskan untuk berbicara apa adanya.

Sesampainya di bawah Melody mendapati kedua orang tuanya sedang bersantai di ruang keluarga lalu ia pun menghampiri mereka.

"Bun, nanti ada yang mau datang kerumah. Siap-siap ya?" Ucap Melody sambil menaik turunkan alisnya dan juga tersenyum lebar.

"Siapa?" Tanya Bunda mengkerutkan keningnya.

"Nanti juga bunda tau. Pokoknya siap-siap aja ya" ucap Melody sembari mencium pipi Bunda Ayu dan langsung pergi ke kamarnya.

Bunda Ayu dan Ayah Bagus di buat kebingungan dengan ucapan Melody barusan, mereka masih belum mengerti dengan ucapan Melody, mereka saling pandang satu sama lain lalu bunda Ayu menaikkan dagunya sedikit memberi kode untuk ayah Bagus namun, ayah Bagus hanya menaikkan kedua bahunya tanda ia juga tidak tau.

Kemudian mereka segera bersiap menyambut kedatangan yang katanya tamu itu sesuai dengan ucapan putri mereka.

***

"Kedatangan kami kesini untuk.. Melamar putri bapak bagus dan ibu Ayu yaitu Melody Nurramdhani Laksani" ucap pria paruh baya yg duduknya di hadapan kedua orang tua Melody menatapnya penuh harap.

"APA?!" teriak Bunda Ayu refkleks lalu dengan cepat ia menutup mulutnya yang keceplosan itu dan berusaha menetralkan suasana.

Seketika semua mata tertuju pada Bunda Ayu setelah itu kembali ke acara sebelumnya.

"Hhmm jadi ini calonnya.. Kalau gini mah gak usah di pertanyakan langsung terima aja ya bun" ucap Ayah Bagus tertawa kecil sambil melirik ke bunda Ayu.

Bunda Ayu mengangguk sambil juga tertawa kecil sedangkan Melody sedari tadi hanya menundukkan kepalanya. Ia sibuk menetralkan degub jantungnya yang betdetak tidak normal itu walau suasana sebenarnya tidak begitu tegang tapi Melody terlihat sangat tegang.

"Jadi bagaimana?" lanjut pak Adi Prasetya-ayah Naoki Prasetya.

"Lamaran anak bapak kami terima" ucap Ayah Bagus dengan mantap. Kini Melody dapat bernapas lega setelah sekian lama susah payah menahan napas.

"Alhamdulillah" ucap keluarga prasetya serempak.

Lalu Bunda Ayu memasangkan cincin di jari tengah Melody sebagai tanda kepemilikan, dengan ini resmilah Melody sebagai calon istri dari Naoki Prasetya.

"Nah langkah selanjutnya kita tentukan tanggal pernikahan mereka" ucap Ayah Bagus.

"Tidak usah om, saya sudah menentukan tanggal yang tepat, tinggal persetujuan dari keluarga Melody saja" ucap Naoki dengan sopannya.

"Waahh waahh sepertinya ini sudah di persiapkan ya, bagus bagus saya suka pria yang terencana.. Jadi kapan?" ucap Ayah Bagus tersenyum lebar, wajahnya menyirat kebahagiaan.

Melody tersenyum dalam tundukkan kepalanya. Ini salah satu yang ia suka dari Naoki, selalu terencana jadi semuanya tidak berjalan serba mendadak. Ia sangat beruntung dan senang bisa mendapat calon suami seperti Naoki.

"Saya sudah menetapkan kalau tanggal 20 Juli 2016 adalah tanggal pernikahan kami" ucap Naoki dengan mantap sambil melirik ke Melody dengan senyum penuh arti.

Melody membelalakan matanya setelah mendengar tanggal pernikahannya di sebutkan lalu ia mengangkat kepalanya "APA?! 20 JULI?!" Teriak Melody kaget bukan main.

Naoki hanya tersenyum-senyum melihat reaksi Melody sedangkan kedua orang tua mereka menatap Melody bingung dan bertanya-tanya ada apa sebenarnya dengan tanggal itu??

TBC

Huufftttt akhirnya kelar juga, maap yak telat updet, bru ada semangat nulis nih hehe

Duhh mana nih suara MelOmi?? Hahaha dah ah jempol gue kurus nanti wkwk

Jangan lupa vote dan komen ya

Wassalam..

Muslim StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang