Hai, Siapa yang penasaran kelanjutan cerita Silvy?
Mohon minta koreksinya kalo ada typo, beri comment juga tentang pendapatnya tentang chapter ini.
***
Arka sudah tiga kali mengelilingi sekolah yang luas ini, dan juga naik turun tangga sebanyak tiga kali. Bayangkan saja bagaimana rasanya. Ia bingung harus ke mana mencari Silvy. Apalagi ponsel gadis itu tidak aktif. Cewek itu sungguh merepotkan baginya. Sudah berapa kali dia dijahili oleh Silvy. Arka sudah lelah, dia menyelonjorkan kakinya yang pegal di salah satu bangku depan kelas.
"Arka, ngapain lo di sini?" tanya seseorang dari arah belakang, seketika Arka terlonjak kaget.
"Aaaakkkhhh......." spontan Arka berteriak, dan kedua tangannya menutup matanya.
"Arka, lo ngapain teriak kayak gitu. Kayak lihat setan aja," gerutu cewek tersebut.
"Emang gue lihat setan. Yaitu elo."
"Hah, apa? Lo bilang gue setan? Helloooow, masa ada setan secantik dan sebohai gue. Nathalia Agustine Pradana," ucap cewek tersebut dengan gaya alaynya. Ya, dia Lia. Seketika Arka terkesiap mendengar ucapan cewek tersebut. Apa benar dia Lia, sahabat Silvy? Arka kini menatap intens cewek di depannya ini.
"Ngapain lo berpenampilan kayak gini?" tanya Arka ketus.
"Terserah gue lah mau berpenampilan kayak gimana. Lagian lo jadi cowok cemen amat sih. Gitu aja takut," ejek Lia sambil menatap sinis ke diri Arka.
"Dimana Silvy?" tanya Arka to the point. Bahkan ia tidak membalas ejekan Lia.
"Setau gue tadi dia pulang duluan, seperti terburu-buru gitu," jawab Lia.
"Yaudah. Gue pulang duluan," pamit Arka sambil berlalu meninggalkan Lia sendirian.
Saat berada di parkiran, Arka dibuat kesal karena sedari tadi ponselnya tidak berhenti bergetar. Memangnya orang itu tidak tau kalau dirinya sedari tadi sedang cemas. Cemas dengan keadaan Silvy. Dengan acuh tanpa melihat nama si penelepon, Arka me reject panggilan tersebut.
"Shit!!!" umpat Arka saat ponselnya kembali bergetar. Dengan berat hati Arka mengangkat panggilan tersebut. 'Tante Dania Calling?' untuk apa Tante Dania meneleponnya?
"Halo tante, ada apa?" ucap Arka setelah mengangkat panggilan dari Dania.
"Arka..... kamu itu gimana sih. Tante telepon-telepon kamu nggak kamu angkat-angkat, eh malahan tadi sempet kamu reject. Tante cuma mau bilang sama kamu. Tante kan suruh kamu jagain Silvy, kok kamu tinggalin dia sendirian," ucap Dania di seberang sana dengan suara sedikit meninggi. Sehingga Arka sedikit mejauhkan ponselnya dari pendengarannya.
"Maksud tante apa ya? Saya nggak ninggalin silvy sendiri kok. Sumpah...." tanya Arka kebingungan.
"Tadi Silvy cerita ke tante, kalau dia pulang naik bis umum. Katanya tadi kamu pas pulang ninggalin dia."
"Enggak.... enggak kok, tan. Ini malahan saya masih di sekolah. Justru Silvy yang ninggalin saya," sangkal Arka.
"Ooh, berarti anak itu bohongin tante."
"Mungkin sa......"
Tuuuuutttt.....
Belum sempat Arka menyelesaikan ucapannya, sambungan telepon diputuskan secara sepihak oleh Dania. Dengan acuh Arka memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celananya. Arka segera menaiki dan mensetater motor ninjanya pergi meninggalkan sekolah itu.
***
Arka memasuki rumah dengan wajah lesu dan lelah. Ketika tiba di ruang tengah, Arka seketika menghentikan langkahnya. Dilihatnya gadis yang membuatnya selalu repot terlihat tidur dengan pulasnya di atas sofa. Seragamnya serta kaos kaki sedengkulnya masih utuh. Bagaimana bisa dirinya lelah mencari-cari gadis ini ke sana ke mari, sedangkan gadis ini enak-enakan tidur dengan ngorok pula. Arka meninggalkan Silvy tanpa berniat mengganggunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
90 Days With You
Novela JuvenilSeorang gadis bernama Silvya Marcellina Squard, memendam rasa kepada cowok paling populer di sekolahnya yang bernama Arka Putra Wijaya. Ia harus bersabar ketika mamanya menelepon bahwa akan pergi ke luar negeri selama 3 bulan dan akan ada seseorang...