SYA-1

68 11 0
                                    

Adzkia Farazah

Deka Fernandez

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Deka Fernandez

---------------------------------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---------------------------------------------------------

Di tengah keramaian kota Jakarta, tepatnya di taman kota. Tampak seorang gadis sedang duduk sambil menikmati pemandangan kota Jakarta. Ia sangat bersyukur telah di beri Tuhan kehidupan yang hampir sempurna.

Gadis tersebut bernama Adzkia Farazah. Gadis berusia 16 tahun yang memiliki aura kecantikan tersirat dari senyum tulusnya dan perbuatannya.

Disaat ia sedang menikmati pemandangan kota Jakarta.

Ada seorang pemuda berkemeja biru serta bercelana jeans membawa kamera berjalan di sebrang sana. Adzkia yang melihat pemuda tersebut langsung memanggilnya dan mendekat ke arah pemuda tersebut.

"Hey, berhenti dulu!"

Pemuda tersebut menghentikan langkahnya ketika ia mendengar ada seseorang memanggil namanya. Pemuda tersebut mengernyit kan dahinya disaat seorang gadis berdiri di hadapannya dengan nafas terengah-engah.

"Kenapa kau memanggilku?" Tanya pemuda itu bingung.

"Aku memanggilmu karena kau itu tukang fotografer. Oleh karena itu aku ingin kau memfoto diriku" Jawab Adzkia.

Pemuda itu mengernyit heran, pasalnya ia bukanlah seorang fotografer meskipun ia membawa kamera kemana pun tetapi ia bukanlah seorang fotografer.

"Eh? Aku bukan seorang fotografer, sepertinya kamu salah orang " Ucap pemuda itu lalu meninggalkan Adzkia di tempat.

"Hiks..hiks...hiks.."

Pemuda tersebut menghentikan langkahnya kembali karena ia mendengar tangisan yang tak jauh dari langkahnya.

Pemuda itu menoleh ke belakang seketika ia terkejut melihat gadis yang menganggapnya fotografer tadi menangis. Kemudian ia langsung menghampiri gadis itu.

"Hey, kenapa kau menangis?" Tanya pemuda tersebut.

"Ini hiks semua karena hiks kau!" Jawab Adzkia sambil menutup wajahnya menggunakan kedua tangan.

"Emang apa salahku?" Pemuda tersebut bertanya kembali.

"Karena kau hiks tidak mau memfotoku hiks!" Jawab Adzkia sambil menangis.

Pemuda tersebut menghela nafasnya. Ia heran dengan gadis ini. Datang tiba-tiba dan mengklaim bahwa dirinya merupakan seorang fotografer. Setelah itu gadis tersebut menangis dengan alasan karena dirinya.

Disisi lain Adzkia sedang berusaha merencanakan aktingnya dengan berpura-pura menangis. Agar pemuda tersebut mau memfoto dirinya. Adzkia ingin sekali mengabadikan moment di setiap detiknya.

Bukannya ia tak mempunyai kamera tetapi Adzkia lupa membawa ponselnya. Padahal ia selalu membawa ponselnya setiap kali ke taman kota ini agar ia dapat mengabadikan moment di setiap detiknya. Karena ia merasa bahwa di setiap moment pasti memiliki makna yang berarti.

"Baiklah kalau itu yang kau mau, aku akan memfoto dirimu" Akhirnya pemuda tersebut menyetujui keinginan gadis yang menurutnya aneh ini.

"Benarkah?" Tanya Adzkia dengan mata berbinar.

"Cepatlah kau berpose atau aku akan berubah fikiran"

Adzkia langsung menuju ke sebuah kursi yang di sekitar nya terdapat hamparan tanaman bunga berbagai jenis.

Pose 1: Adzkia duduk di kursi tersebut kemudian ia mengangkat tangan kanan untuk membentuk jarinya V seperti piss tak lupa juga ia tersenyum.

Pose 2:Adzkia berdiri merentangkan kedua tangannya sambil tersenyum seperti menikmati angin yang berhembus.

Pose 3:Adzkia duduk di kursi hanya berpose tersenyum yang sangat tulus.

Pemuda tersebut seketika tersengat hatinya saat ia melihat pose ke-3 Adzkia. Di pose ke-3 tersebut Adzkia tersenyum sangat tulus yang belum pernah pemuda tersebut rasakan.

Pemuda tersebut langsung tersadar dari pikirannya saat mendengar seseorang berbicara

"Wahhh, gimana hasilnya?" Tanya Adzkia bersemangat.

"Hmm, hasilnya lumayan bagus"

Pemuda tersebut memperlihatkan hasil fotonya kepada Adzkia.

"Wahhh sangat bagus, kalo gitu ayo kita cuci fotonya"

Adzkia menarik tangan pemuda tersebut menuju tempat mencuci foto yang bersebelahan dengan sebuah cafe.

"Nggak usah tarik-tarik aku jalan sendiri" Ucap pemuda tersebut.

Pemuda tersebut melepas tarikan dari Adzkia. Adzkia mendengus sebal dengan pemuda tersebut.

---------------------------------------------------------

Sesampai di tempat cuci foto. Pemuda tersebut langsung menunjukkan foto tersebut untuk di cuci.

"Bang cuci foto ini yah"

"Okehh, silahkan duduk dulu mas mbak"

Sementara menunggu foto itu jadi. Adzkia berusaha mengajak ngobrol sekaligus berkenalan dengannya.

"Eeh aku mau nanya nih" Ucap Adzkia.

"Hmm" Pemuda tersebut hanya menjawab dengan deheman.

"Nama kamu siapa?" Tanya Adzkia.

Sebab mereka belum berkenalan dari awal pertemuan mereka.

"Namaku Deka Fernandaz panggil aja Deka" Jawab pemuda tersebut yang bernama Deka.

Deka menjawab sambil melihat ke arah taman. Yang membuat Adzkia kesal setengah mati.

"Oh namaku Adzkia Farazah panggil aja Adzkia"

"Umur kamu berapa?" Tanya Adzkia lagi.

"17 tahun" Jawab Deka singkat.

"Ooh berarti aku panggil kamu kakak ya" Ucap Adzkia sambil mengangguk anggukan kepala.

"Mas ini foto nya udah jadi"

Di saat Deka ingin mengambil hasil foto dari tangan pencuci foto tersebut Adzkia langsung mendahului Deka untuk mengambil foto tersebut.

"Wahhh bagus banget"

Adzkia memperhatikan foto tersebut dengan perasaan senang.

Adzkia menegakkan kepala untuk mengucapkan terima kasih pada Deka. Tetapi Deka sudah menghilang dari tempat tersebut.

"Makasih- Lah? Kemana kak Deka"

Adzkia menengok kiri kanan tetapi hasilnya nihil. Deka sudah tidak ada di tempatnya tadi.

"Ya sudahlah nanti misalnya ketemu lagi, aku akan mengucapkan terima kasih"

Kemudian Adzkia memanggil taksi yang lewat menuju pulang ke rumah karena ini sudah hampir gelap.

TBC

Tunggu kelanjutan ceritanya. Apakah Deka akan bertemu kembali dengan Adzkia? Bagaimana pertemuan kedua mereka?

Vote and Comment.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

See You AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang