ps : Cukup panjang. Err... Silahkan baca, semoga ini mengembalikan mood kaliam yang down di part kemaren hihihi
####
Entah apa yang membuat ku terlelap. Aku sadar bahwa aku sempat tertidur. Tapi sekarang, akibat sebuah sentuhan, aku terbangun. Sehalus sentuhan kapas. Walau masih tak berani membuka mata. Bau Corona membuat ku hampir saja mendengus. Alkohol ini membuat ku ingin muntah. tapi ku tahan.
"Jiyeon, aku sangat memuja kecantikanmu." suara serak Myungsoo tak pernah ku dengar sebelumnya. Di sertai dengan dengusan kecil. Tangannya menyentuh pipiku. Lalu dia mencium pipiku, lalu merangkuhku dalam pelukannya. Aku yakin sekarang, aku sedang berbaring di ranjang.
Saat aku merasakan dia menghimpitku, membawa kepalaku ke dadanya. Aku akhirnya membuka mata.
Dan merasakan sangat sedih saat tangan kim Myungsoo mengelus punggungku. "Aku tidak ingin kau bersama Taehyung, Walau kenyataannya, kau berhak mendapat kebahagiaan. Tapi aku egois, aku takut kau pergi, aku tidak ingin pria itu menjadi penggantiku." Gumam-nya lagi dan dia mencium puncak kepalaku.
Sungguh ironis. Dia ternyata cemburu. Tapi, apa dasar dia cemburu hanya Karena aku mabuk dengan Kim Taehyung. Dan mengapa dia menuduh kasih sayang ku pada Seyi dan padanya itu sekedar bualan?
Tak tahan dengan situasi ini, aku membalas pelukannya dan menangis di dada Kim Myungsoo. Entah mengapa aku merasa sedih.
Aku berani bersumah, tangan Myungsoo bergetar di balik punggungku. Tapi tetap mengelus punggungku. Dan menciumi keningku. Dan aku mengangkat kepala, dan menatapnya. "Mengapa kau menangis." tanyanya padaku.
Dengan di sela isakan, aku menggeleng, dan menenggelamkan mataku di lehernya. Dan aku bergumam lirih dilegernya.
"Aku tidak,,, bisa melihat kau,,, marah, jika kau marah, atau kau,,, tidak suka aku pergi,,, dengan dia. Atau siapapun. Aku,,, aku tak akan melakukannya lagi..."
Dia semakin memeluk erat tubuhku, sedangkan aku senakin kencang memeluk pinggangnya. Masih terisak entah karena apa, aku menatapnya, yang sedang menatapku juga.
Dengan lebut, tangannya yang lain, mengusap pipiku. Dan dia mencium pipiku lagi.
"Maaf kan dengan tingkah ku, sayang. Aku hanya kesal saat melihat..." Dia berhenti berbicara dan membuang muka. Dari samping pun kerutan di keningnya sangat terlihat.
"Kenapa?" Aku memaksa wajahnya menatapku lagi, dan dia akhirnya melakukannya.
"Aku, bungkus itu, aku..., kau....," dia terbata dengan lambat, lalu menundukan kepala.
"ada apa?" Aku menyentuhkan dagu ku kedadanya agar bisa menatapnya yang terus menghindar.
"Aku..., Apa kau tidur dengan, Kim Taehyung?" Tuturnya pelan. aku membukatkan mata didepanya, dan melepas pekukanku. Menarik tanganku menjauh, menjauh dari tuduhannya. Tapi tangannya kembali melilit pinggangku dan memaksaku kepelukannya lagi,."sayang, jangan salah paham. Aku tahu Bajingan itu berbohong padaku. Kau tidak pernah akan meninggalkan ku demi dia."
"Tapi mengapa kau sempat meragukanku. Bahkan baru saja kau terang-terangan menuduhku!" desisiku di sela gigi. Dan dapat ku lihat, sesal di wajahnya.
"Hanya, Foil sialan itu! Dan muntahan mu, Aku hanya berfikir, kau... Oh tuhan, aku sangat bodoh termakan bualannya."
"jadi, karena Taehyung?"
Aku menatapnya dan dia mengangguk. Dan aku hanya dapat menarik nafas, "Kim Myungsoo,,, Taehyung memberikan Foil obat itu, untuk meredakan pusing ku, itu saja, dan itu pun aku tidak meminumnya... Dan, harus kau tahu, aku hanya sekedar mabuk saja, aku masih mengingat terakhir kali saat aku terpaksa di bawanya pulang, hanya....khawatir bila anak ku melihatku mabuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Cupcakes
General FictionBagaimana jika suatu hari, semua dalam dirimu berubah saat kau bangun dari tidurmu, semua nya! Bahkan status mu?. jiyeon tak pernah nyangka, disuatu malam, semuanya sudah berubah, dia tak tahu bagaimana dan untuk apa semua itu terjadi. (BERLANGSUNG)...