6'My Annoying Boss

435 50 25
                                    

Aku pulang dari apartment Pak Kyung, sekitar jam sebelas malam. Dan jujur, bahkan aku belum menyiapkan semua barang yang harus aku bawa.

Menjadi pembantu dadakan di apartmentnya cukup membuatku kelelahan. Tak banyak yang harus dibersihkan, tapi Pak Kyung tetap menyuruhku membersihkan ulang semuanya. Bahkan Pak Kyung sempat mengamcamku akan memotong gaji bulananku, jika tidak mau mengerjakannya. Dia juga bilang bakal ngasih plus, kalau kerjaku bener-bener.

Orang kaya yang tidak mampu menyewa layanan kamar!

Aku hanya menghela nafas, menuruti semua perintah bosku.

Ponselku berbunyi dengan nada panggilan khusus yang kubuat untuk Pak Kyung. Aku segera mengangkat panggilan tersebut dan meninggalkan sarapanku dimeja.

"Halo"

"Saya udah di bandara. Kamu langsung otw atau saya tinggal?!"

"Baik pak. Saya langsung otw."

Panggilan tersebut dimatikan secara sepihak oleh bos ku. Aku sempat melihat arloji ditanganku. Padahal Boarding time kami juga dua jam lagi.

Aku segera berpamitan kepada orang tua ku. Mereka yang heran melihat ku terburu-buru dan tidak menghabiskan sarapanku.

"Eomma, Yeri berangkat dulu." Kataku setelah aku mencium kedua pipi mama.

"Kamu kok buru-buru? Itu sarapannya ga dihabisin dulu?" Teriak mama.

"Tidak, eomma. Bosku udah rewel." Jawabku sambil tergesa-gesa.

Setelah aku tiba dibandara, aku melihat Pak Kyung yang sedang menikmati secangkir kopi ditangannya.

"Pak Kyung!" Teriakku.

Pak Kyung menoleh ke arahku, aku langsung menghampirinya. Bosku terlihat tampan, seperti biasanya. Dengan celana jins panjang dan kemeja yang lengannya digulung hingga siku tak lupa kacamatanya yang bersandar manis pada hidung mancungnya. Menambah kesan ia adalah pria dewasa yang tampan.

"Kamu udah sarapan?" Tanya Pak Kyung.

"Belum pak." Jawabku setengah berbohong.

Dia yang mengacaukan sarapanku, dia yang harus bertangggung jawab atas perutku.

"Ayo kita ke longue, sarapan." Ajak Pak kyung yang ku tanggapi dengan anggukan mantap.

oOo

Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan, akhirnya sampe di Paris. Disini kita sudah ada yang nyambut. Koper ku dan koper Pak Kyung dibawa oleh staff hotel ke kamar masing-masing.

Bawaanku tak banyak, hanya tab dan handphone khusus untuk rekan bisnis Pak Kyung. Aku mulai mengikuti langkah bosku yang berjalan didepan. Sesekali ia melihat kebelakang memastikan ku.

"Kamu itu asisten saya. Kenapa jalannya dibelakang terus?"

bos aja yang jalannya terlalu cepet.

"Saya pake heels pak. Pak Kyung yang jalannya terlalu cepet."

"Udah cepetan. Jadi cewe kok ribet."

Dasar tidak pengertian!

Suasana rapat cukup serius. Tidak banyak yang harus dikerjakan. Karena disini ada notulen tersendiri. Aku cukup mendengarkan rapat hari ini.

Alasan menggunakan hanya satu notulen, agar tidak terjadi kesalahan dan multitafsir.

Pak Kyung yang memimpin rapat hari ini. Dan masih ada rapat besok yang akan dipimpin oleh Pak Kris.

Mereka, pikiran mereka para bos telah larut pada rapat ini. Aku dan sekretaris bos lainnya hanya memperhatikan saja. Bahkan ada yang memainkan handphone.

Setelah selesai rapat, akhirnya kami bubar. Masing-masing dari kami pergi menuju penginapan. Saat sampai di lobby, Pak Kyung memberi kartu kunci kamarku. Syukurnya, Pak Kyung memfasilitaskan kamar yang sama dengannya.

"Pak ini beneran kamar saya?" Tanyaku pada Pak Kyung.

"Emang kamu mau tidur dijembatan?"

"Eh bukan gitu Pak."

"Yaudah sih, tinggal tidur apa susahnya."

"Baik Pak."

Selalu seperti itu, akhir dari percakapan kami. Ntah Pak Kyung yang bersikap sok ketus, dingin, atau sok kaku. Padahal fakta dalam dirinya adalah menyebalkan. Tapi tetap saja Ia adalah pria yang tampan.

Saat Pak Kyung membuka hampir setengah pintu kamarnya.."Yer, kalo saya perlu apa-apa nanti saya telpon kamu."

Sangat menyebalkan 75% dari ketampanannya.

"Baik Pak. Saya siap melayani Anda duapuluh empat jam." Kataku sambil memutae bola mata sebal.

"Yakin?" Tanyanya lagi.

Tidak ada jawaban untuk pertanyaannya kali ini. Jawaban itu hanya membuat waktu istirahatku berkurang.

"Selamat malam, Pak." Aku segera menunduk memberi hormat. Yang hanya dibalas dengan anggukan oleh bosku. Lalu ia masuk kedalam kamarnya.

Tidur yang nyenyak; My annoying boss~

Falling In Love with YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang