Seharusnya aku sudah bisa menduga malam ini tidak akan berjalan dengan baik.
Sekarang sesosok tubuh manusia teronggok di dekat kakiku sementara suara-suara bising dari mereka yang panik di sekelilingku.
Meskipun sudah kutekan jemariku pada lehernya, tak sedikitpun kurasakan denyut nadinya.
Tidak salah lagi. Salah satu teman sekelasku, tidak, sepasang teman sekelasku telah menjadi korban dalam uji nyali malam ini.
"Kohaku dan Aki sudah tewas!!"
"Rumor itu benar! Sekolah ini berhantu!"
"Kita harus segera keluar dari sini!""Tidak," potongku sembari bangkit berdiri. Kutatap mayat Aki sekali lagi. "Kalau kita keluar sekarang, itu sama saja menyusul Kohaku dan Aki ke dunia lain. Kita harus tetap di sini."
"Apa maksudmu?!" Seseorang mendekatimu dan mencengkram bahuku. Sora, kalau aku tidak salah lihat dalam kegelapan. "Justru kalau kita di sini lebih lama lagi, kita akan menyusul mereka!"
"Naif. Kalian mempercayai mitos hantu itulah yang diinginkan olehnya."
"Olehnya? Oleh siapa??""Itulah yang harus kita cari. Pokoknya, menurut prediksiku ini pembunuhan, bukan hantu lepas."
"PEMBUNUHAN KATAMU???"
Seluruh murid berteriak mendengarnya. Entah karena aku mengeluarkan prediksi seenak jidat atau karena betapa ringannya aku mengatakannya seakan-akan menebak hasil pertandingan sepak bola. Yah, jangan kira aku akan terisak-isak dengan muka pucat pasi penuh ingus karena beginian. Pendapatku saja, kau tidak akan menyelamatkan nyawa dengan menangis. Kalau mereka mau menyerahkan nyawa tak masalah, aku ogah tewas di sini. Hanya untuk mitos yang kutahu palsu pula.Atau mungkin, aku tidak ingin Izumi tewas bersama mereka.
"Ssshh," aku mengorek telingaku. "Yap, pembunuhan."
"Bagaimana kau bisa dengan entengnya mengatakan itu!"
"Apa kau tidak lihat mereka meninggal setelah menguji salah satu mitos tentang tempat terlarang itu?!""A-aaa~ sudah kubilang, itulah yang diinginkan pembunuh untuk manusia seperti kalian percaya...," manusia bodoh macam kalian, batinku. "Bukankah masuk akal bila ada yang memanfaatkan rencana kita untuk pembunuhan? Dengan omong kosong macam hantu-hantuan?"
Untuk sesaat mereka terdiam, secara tidak langsung menyetujui kata-kataku. Sedikit banyak ada rasa puas karena telah mempengaruhi siswa-siswa itu. Baru saja aku hendak membuka mulut, omonganku kembali dipotong.
"Tapi siapa?? Dan bagaimana??"
"Kurasa kalian bisa melihat dengan jelas siapa yang tidak hadir di antara kita setelah salah satu dari kita mengabari soal mayat ini kan?"Segera mereka menyadari arti perkataanku.
"Natsu, kau... kau tidak sedang menuduh saudara kembarmu sendiri yang melakukan perbuatan kejam ini kan?"
Dan aku pun tersenyum, tanpa mampu kutahan. Sejenak aku dapat melihat raut tersentak mereka. Dan aku pun berujar dengan nada sepolos yang kubisa
"Mana kutahu. Itu kan, hanya asumsi yang logis."
Oke, kurasa Izumi tidak keberatan mendapat peran berat dalam permainan ini.
Toh, menjadi protagonis dalam permainan itu agak membosankan bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Thrilling Crime: Killing Game
Mystery / ThrillerKeadaan kami tidak jauh beda seperti game computer Ada pembunuhan, dan kami harus menyelamatkan diri kami sebelum menjadi korban Seperti dalam game, pemain menjadi protagonisnya Hanya saja Tidak ada reset, pause dan exit Nyawa yang tanpa takut kau b...