Malam berdarah.

5.5K 367 13
                                    

Don't like don' read. Maaf ya telat update. Sehabis liburan, badan saya sakit semua. inspirasi sih udah dapet. Cuma lagi malas ngetiknya.

Krieeeetttt ...

Pintu kayu tua kamar baru Hinata berderit. Langkah kaki mungilnya begitu mantap untuk keluar. Jubah hitam serta tudung menutupi semua tubuhnya kecuali telapak kaki dan tangan. Berjalan pelan dan bersenandung lembut. Manik Ametisnya menatap sendu mansion besar keluarganya.

"Otousan ... Kaasan ... anakmu kini akan melakukan dosa besar. Tapi kalian juga tak akan perduli. Otousan, maafkan anakmu ini. Aku hanya ingin cepat mati. Agar kalian bisa bahagia selalu tanpaku disini." Ucapnya sendu.

Hinata menapakkan kaki kanannya ke tanah dengan tenaga. Aliran energi dari belati pemberian Sasuke, membuatnya memiliki tenaga aneh seperti di komik yang dipinjamnya.

Wusshhh

Tubuh Hinata melayang di udara. Menapak pada dahan pohon dan melompat lagi. Terus saja begitu sampai maniknya melihat kejadian tak mengenakkan.

"Kyaaahh..... hentikan..!!! Lepaskan..!!"

Seorang wanita berpakaian kantor telah menjadi santapan empuk bagi para preman. Gang sempit dan kotor menjadi background utama.

"Hahahahaha...!! berteriaklah cantik. Tidak akan ada yang menolongmu disini." Ucap salah satu preman bertubuh gempal.

Hinata berhenti melompat dan menetapkan kakinya di atas pilar listrik. Angin lembut berhembus meloloskan salah satu anak rambutnya. Seringai mulai tercipta pada sudut bibirnya. Hinata telah menemukan targetnya.

Tepp. ..

"Will you play with me?" Tanya Hinata lembut.

Ke-3 preman tersebut menyerngitkan alisnya. Sosok berjubah hitam dan juga bertudung menarik perhatian mereka.

"Wow ... siapa sialan ini huh? Mau mati kau?" Hina salah satu preman bersurai klimis.

"Gomen " Ucap Hinata.

"Uakkhhhhh...!!!"

Pria bertubuh kurus langsung menjerit dan melihat tangannya yang putus.

Tepat sebelum Hinata melancarkan serangannya, dengan kuat Hinata memukul tekuk perempuan itu. Setelah memastikan dia pingsan, Hinata segera mencabut belatinya dan memotong lengan salah satu preman menjijikkan.

Ke-2 preman lainnya menatap marah sosok Hinata. Mereka juga mengeluarkan belati lipat di belakang celananya.

"Hey hey hey ...kalian tau, pisau itu dapat melukai pemiliknya loh..!" Seru Hinata mulai seperti anak kecil.

"Brengsek ...! mati kau." Teriak preman gempal.

Hinata tersenyum lebar. Hatinya terasa ringan tanpa beban saat menghukum orang jahat.

"Hahahahahahaha ...! sialan, kenapa tanganku bergetar begini? Padahal aku sudah menghukum orang jahat. Kenapa?" Tanya Hinata tak mengerti.

Tubuh yang terpotong-potong itu pun bergelimpangan. Darah pun seolah membanjiri gang gelap dan sempit itu.

Hinata melirik ke arah kepala yang terpenggal. Menendang keras dan menyebabkannya menabrak tembok.

Hinata berjalan sempoyongan. Cahaya biru yang tadi masuk melalui kalungnya kini memancarkan sinar terang. Sinar yang membuat Ametisnya silau.

HELP ME....!! 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang