Saat ini Bella dan Juna sedang duduk bersebelahan sambil menunggu pelayan datang untuk membawakan pesanannya.
Hening diantara keduanya. Bella yang bingung harus memulai berbicara dengan topik apa, begitu juga dengan Juna.
"Jun." panggil Bella bertopang dagu.
"Hm."
"Gue boleh tanya?" tanya Bella memandangi muka cool Juna.
Juna mengangguk sebagai jawabannya."Lo selama di Amerika ngapain aja?" tanya Bella lagi.
"Lo nggak salah tanya itu ke gue?" Bella menggeleng.Juna terkikik kecil mendengar pertanyaan Bella. Menurutnya, ekspresi Bella saat ini menggemaskan.
"Lo nggak mungkin nggak tau alasan gue pergi kesana saat gue udah ungkapin semuanya." jawab Juna tersenyum memandangi Bella.
"Iya tau. Gue tau alasan yang itu. Tapi gue tanyanya lo kegiatannya apa aja, selain kuliah lo?" sungut Bella memutar bola matanya.
"Gue digodain sama bule disana." jawab Juna enteng. Membuat Bella menatapnya tidak percaya.
"Serius lo digodain bule-bule cantik disana?" tanya Bella serius, mendekatkan mukanya kearah Juna sedikit. Juna mengangguk.
"Cantikan mereka ya ketimbang gue?" tanya Bella lesu menundukkan kepalanya.
"Dimata gue tetep cantik lo kok. Secantik cantiknya cewek yang menggoda, seorang cowok akan tetap stay ke satu cewek yang udah disayanginya." jelas Juna tenang.
"Emang lo stay ke siapa?" tanya Bella pura pura tak tahu.
"Elo." jawab Juna cepat.Bella mematung ditempatnya. Jantungnya berdegub kencang. Mungkin saat ini pipinya bersemu merah karena malu.
"Lo serius sama apa yang lo ucapin?" Juna mengangguk.
"Gue serius. Duarius malahan." canda Juna terkekeh."Gue memang sebelumnya nggak suka sama lo. Bahkan sedikit gimana gitu sama lo. Tapi seiring berjalannya waktu, gue mulai suka sama lo." tutur Juna.
Bella tercengang melihat pernyataan Juna. Bella tidak menyangka akan mendengar perkataan Juna barusan. Ini diluar dugaannya.
"Gue sayang, Bell sama lo." ucap Juna menatap serius muka Bella.
"Apa ini jawaban semua doa doa yang udah gue minta sama Tuhan? Gue nggak salah denger kan Juna ngomong gitu? Atau ini cuman mimpi?" gumam Bella dalam hati.
Disisi lain, Nana sedang mengerjakan tugas kuliahnya. Ditemani Bima kekasihnya, justru Nana semakin semangat bertugasnya.
Bima mendengus kesal karena dia hanya didiamkan Nana yang lebih sibuk dengan buku buku tebalnya.
"Yang diperhatiin buku terus. Guenya kapan, Na?" gerutu Bima bertopang dagu.
Namun Nana tidak menggubris ucapan dari Bima yang sedikit kesal dengannya itu.
"Nemenin sih nemenin. Tapi nggak dianggurin juga keles. Tau gini mending gue nggak mau nemenin lo tadi." cibir Bima.
Nana terkekeh meliril sekilas kearah Bima yang mulai cemberut karena bosan.
"Maaf deh, Bim. Abis tugasnya lebih ganteng daripada lo." kekeh Nana geli melihat Bima yang sekarang lebih cemberut daripada tadi.
🐻🐻🐻
Bima Point Of View
Gue kesel karena sedaritadi gue dicuekin sama Nana, cewek gue sendiri. Masak dia lebih mentingin tugasnya daripada gue cowoknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nathan dan Vania[END]
Teen FictionDon't judge a book by its cover Terimakasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca cerita saya🙏 Cerita kedua sih sebenernya, karena yang pertama "cinta 100 hari" saya berubah pikiran. Akhirnya bikin lagi dan hasilnya ini deh hehehe. Maaf jika ada t...