12- Abela Sang Idola baru...

178 7 0
                                    

"Memang tidak ada yang lebih indah seindah hati yang sedang jatuh cinta dan tidak ada tingkah konyol, sekonyol tingkah orang yang sedang jatuh cinta."
***

Panas memang suasana kelas siang ini. Selain ACnya sedang dalam perbaikan, soal-soal pelajaran Sejarah dari Bu Laila kian bikin  kepala panas bak mesin lokomotif kereta.

Saat ini jam menunjukkan pukul 09.00 tepat. Petanda masih kurang banyak untuk menunggu sampai waktu istirahat tiba. Pelajaran Sejarah yang hanya dua jam, rasanya seperti se-abad lamanya.

Tet.....tet....!!!
Begitu mendengar suara bel berbunyi, anak-anak langsung kembali sumringah dan bergegas menuju ke kantin. Termasuk Naya dan Wina yang sudah bertengger manis di bangku depan gerobak baksonya Pak Alan.

Kali ini, Naya kelihatan malas-malasan melahap bakso yang aroma kuahnya sudah mendengus di hidung. Dia hanya mengaduk-aduk bakso yang masih tersisa setengah mangkok.  Wina melihatnya jadi heran, enggak biasanya Naya cuek begitu. Padahal bakso kuah made in Pak Alan  kantin pojok adalah makanan favorit Naya. Kadang, Naya rela mengantri sampai jam istirahat selesai. Cuma ingin menikmati bakso kuahnya Pak Alan yang enak banget itu.

"Nay, bakso kamu keburu dingin, tuh!" sentil Wina sambil menyikut lengan Naya.

"Em...Iya lupa!"  Naya tersadar dari lamunan dan segera memasukan bakso segede bola pimpong ke dalam mulutnya. Beberapa hari ini Wina menyadari kalau sahabatnya itu, lebih sering melamun. 

"Lagi enggak mikirin Aira kan, Nay?" tanya Wina to the point.

Naya menjadi salah tingkah, "Nggak taulah Na,  aku makin sebel sama perasaan aku sendiri. Kenapa musti Aira yang aku sayangin."

"So what gitu loh, kamu cewek, Aira cowok, pakai embel-embel cakep lagi. Wajar dong kalau kamu suka sama dia!" tandas Wina.

"Tapi aku juga harus tau diri Wina, kalau Aira menganggap aku tidak lebih dari seorang teman!" Naya semakin ogah-ogahan melahap baksonya.
Tak lama , suasana kantin mendadak heboh. Cowok-cowok yang sedang duduk di pojok kantin bersiul-siul nakal ke arah meja yang tak jauh dari meja Naya dan Wina duduk. Nyaris semua mata terpusat ke sana, pada seorang cewek yang sedang duduk sendirian.

Secara fisik, cewek itu boleh dikatakan cantik banget untuk ukuran anak SMA. Selain memiliki warna kulit putih bersih, dia juga  memiliki pinggang ramping dan body yang oke. Kaki panjangnya cantik  terbalut kaos kaki. Sepatu nike warna purple terlihat manis dikakinya. Rambutnya yang ikal juga terlihat rapi tergerai. Perfect! Penampilan sampai membius suasana.

Aira yang sedang melihatnya langsung terpanjat dari tempat duduk, Aira  segera berdiri meninggalkan meja kantin yang atasnya masih ada minuman hot chocolate yang masih mengepul, mengoda dan memikat ingin segera disruput.

Ditariknya lengan baju pelayan sembari  Aira menyodorkan satu  lembar uang 50 ribuan dari dalam dompet, pelayan memandang  Aira bingung tapi ia langsung tersenyum begitu Aira berlalu. Karna pelayan ini mendapat upah dari sisa harga chocholate  yang hanya 20ribu. Lumayan!

"Itu Na, itu dia yang namanya Abela. Cewek yang tadi pagi ngajakin kenalan!" kata Naya menunjuk ke arah Abel.

"Ooo itu, cantik juga tapi pede banget ya dia ke kantin sendirian!" jawab Wina terus memperhatikan cewek itu. Kalau dibandingkan sama Wina, sepertinya mereka sejenis. Sama-sama fashionable dan senang dandan.

Cinta Setinggi Bintang  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang