"Makasih," Ujarnya menunduk, berpamitan pada perawat yang baru saja melepaskan infus di tangannya. Manda menapakkan kakinya di lantai. Berjalan keluar kamar. Sebenarnya ia masih belum di perbolehkan pulang. Manda yakin ia tidak papa, rumah sakit bukan tempat yang cocok untuknya. Baru semalam berada disana, Manda sudah bosan.
Memberikan senyuman pada beberapa orang yang sedang menunggu di lorong koridor. Senyuman manisnya seakan menyihir seluruh orang yang melihatnya, mereka membalas senyuman Manda tidak kalah ramah.
Menghembuskan nafasnya. Jika lorong koridor tadi ramai orang yang sedang menunggu, sekarang sangat sepi. Langkah kaki Manda terdengar meski sangat pelan. Kedua tangannya saling bertautan. Sepatunya berdecit pelan. Manda mengangkat wajahnya, terdengar suara langkah besar yang berjalan mendekat. Jantungnya berdetak kuat. Perlahan, kakinya mundur sendiri. Matanya tetap fokus pada koridor yang sepi, suara langkah semakin mendekat. Hingga sesosok tubuh muncul dari balik tembok.
Seperti menonton film. Adegan di pause sejenak. Manda terdiam, sama seperti orang yang berdiri sepuluh meter darinya. Kaki Manda rasanya sangat lemas. Memastikan sekali lagi jika di hadapannya saat ini adalah sosok yang di carinya. Bukan halusinasi, ia sudah hampir gila karena merindukannya. Rasa takut berubah menjadi rasa nyaman. Manda tidak takut jika orang-orang kejam itu kembali menemuinya, memukul kepalanya ataupun mendorong tubuhnya ke aspal. Manda yakin, orang jahat tersebut tidak akan bisa menyentuh sehelai rambutnya sedikitpun kali ini. Kenapa? Pelindungnya kembali. Migel kembali dan Migel akan berdiri di depannya.
Air mata jatuh begitu saja saat langkah kaki berjalan mendekat dengan gagahnya. Manda mendongak. Ujung sepatunya bersentuhan dengan ujung sepatu milik Migel. Tangan kekar itu perlahan terangkat. Membuat Manda terpejam dengan sendirinya. Sentuhan lembut di keningnya. Menikmati sensasi nyaman dalam perlindungan Migel. "Maafin gue, Man," Suaranya yang sudah sangat lama tidak Manda dengar. Sangat pelan berhasil menghangatkan. "Gue nggak berhasil jaga lo lagi. Maafin gue,"
Manda membuka matanya perlahan. Memastikan bahwa di hadapannya sungguh Migel. Tangan kiri lelaki itu menghapus air mata Manda. Mengelus pipinya. "Apa yang mereka lakuin? Mereka sentuh yang mana lagi?" Manda tidak bergeming. Sudut bibir Migel berdarah. Tangan Manda mengepal. "Gue pastiin ini nggak akan terjadi lagi, gue nggak akan biarin mereka sentuh lo lagi."
Manda menatap lurus, berhadapan dengan dada Migel yang bidang. Menarik nafasnya dan membuangnya perlahan. Manda mengambil satu langkah ke samping dan berjalan meninggalkan Migel.
Lelaki itu terdiam di tempatnya berdiri dengan ekspresi sulit di jelaskan. Migel menunduk, sakit namun tidak bisa Migel katakan dimana bagian tubuhnya yang merasakan rasa itu. Manda berhak marah. Manda berhak membayangkan yang tidak-tidak karena ia menghilang. Tapi, Ada yang harus Manda ketahui. Malam itu, saat pertengkaran dirinya bersama Brayn. Untuk pertama kalinya Migel membutuhkan Manda bukan Livesey. Migel menyebut nama Manda bukan Livesey. Otaknya memikirkan Manda bukan Livesey. Langkah kakinya bergerak cepat menuju Manda. Tapi semuanya menjadi gelap saat sebuah pukulan maha dahsyat di tengkuk lehernya.
"Kamu mau antar aku pulang apa mau berdiri di situ terus?" Jantung Migel berdetak. Ia berbalik cepat, Manda berdiri lima meter dari tempatnya. "Kamu mau jemput aku kan?" Migel langsung tersenyum kecil yang di balas Manda senyuman hangat. Migel tidak bisa menebak apa yang sedang di pikirkan perempuan kecil itu. Menghancurkan seluruh saraf otaknya. "Ya udah, ayo,"
Migel mengangguk. Berjalan bersisihan menuju parkiran.
"Motor kamu mana? Kenapa pake mobil Kak Brayn?" Tanya Manda setelah keduanya sudah berada dalam mobil.
"Apartemen,"
Manda mengangguk pelan. Menyandarkan kepalanya ke belakang dengan wajahnya menatap jendela. Ia bingung harus membicarakan apa, rasa canggung hanya untuk sekedar bertanya kamu kemana tidak terucap di bibirnya. Manda memilih diam, Migel juga tidak banyak bertanya. "Stop di apotik bentar,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Touch Her!! [SUDAH ADA VER. EBOOK]
Romansa#29 in Romance [05 Desember 2017] #43 in Romance [04 Desember 2017] #55 in Romance [22 November 2017] [BEBERAPA PART DI PRIVAT. HARUS FOLLOW DULU, THANKS] "JANGAN SENTUH DIA, BANGSAT!!!?" -Miguel Triosmidreas- "MIGEL JANGAN!" -Allamanda Cassiopeia- ...