"Jujur itu berat memang, dan memalukan.
Tapi itu lebih baik ketimbang terus pura-pura dan hancur belakangan karena menyesal. Lebih baik katakan yang ingin kita katakan."
***Pagi ini sial sekali buat Aira, dia mau ke kamar mandi, eh kejedok dulu sama pintu. Dia tidak tahu kalau didalam ada Arga. Begitu mau masuk, eh pintu malah ditutup. Ya udah, benjol dah itu jidat!
Beberapa menit kemudian, Aira sudah berdiri di depan cermin. Cowok itu kelihatan sibuk menata rambutnya dengan style yang bisa di bilang aneh. Kalau diamat-amatin sih, lebih mirip Bezita salah satu tokoh kartun dalam film Dragon ball. Tapi sepertinya Aira senang dengan penampilannya itu.
Kalau Arga sih beda, rambutnya tersisir rapi dan tidak seberantakan Aira yang suka dikasih jely-jely segala.
"Ga, kemaren elo dicariin Abel. Masih inget kan sama dia?"
Arga yang sedang sibuk membenahi dasi seragamnya langsung menongok, "Abel?"
"Iya, anaknya Bu Ita guru les Matematika kita waktu SD dulu!" jelas Aira.
"Bukannya mereka sekeluarga sudah pindah keluar kota?"
"Oh My God, kemane aje lo, Ga? Di sekolah tuh lagi hot-hotnya ngomongin anak baru. Nah itu dia si Abel!"
"Oooh...!" Arga manggut-manggut.
Aira jadi heran sama Abangnya, yang tidak punya rasa penasaran sama sekali. Paling tidak dia bertanya tentang Abel atau sekedar basa basi. Eh, ini anak malah cuek."Elo tahu enggak, si Abel tambah cakep man, sumpah cantik banget. Senyumnya bo...Nikita Willy aja kalah manis!"
Arga tersenyum miring. Kalau diukur, bibirnya hanya bertambah lebar satu senti. Tau dah, ini cowok memang cool atau jaim. Tenang bener! Tanpa basa-basi Arga berlalu dengan menyandang ranselnya, siap berangkat ke sekolah. Aira menjadi tambah bengong, abangnya itu memang benar-benar tidak peduli sama yang namanya, "Cewek". Jangan-jangan dia gay! Hiii, buru-buru Aira mengambil tas cangklongnya dan segera turun ke bawah. Karena sarapan buatan Mama, sudah siap terhidang. Tidak lupa Aira menyemprotkan parfum dulu. Biar nanti ketika bertemu dengan cewek-cewek di sekolah, mereka pada klepek-klepek mencium aroma parfum Aira.
***
"Pagi kak Aira, mau kumpulin formulir pendaftaran ekstra basket nih!"
"Iya kak, kapan nih mulai latihannya?"
Begitu cowok itu sampai sekolah. Dia langsung dikerubungin cewek-cewek kayak laron lihat lampion. Buset dah! Di tengah-tengah kehebohan mereka, Aira kelihatan senyam-senyum sok britis.Di kelas,
Ketika pelajaran berlangsung, pintu kelas tiba-tiba ada yang mengetuk. Perhatian anak-anak beralih ke arah pintu. Mereka berharap Pak Jarwo yang muncul untuk memberikan pengumuman ada rapat dadakan dan harus pulang pagi. Tapi sedetik setelah pintu terbuka, rupannya bukan Pak Jarwo. Melainkan sesosok laki-laki tampan berkaca mata. Arga!Kaca mata Arga yang tebal, memaksa dia dipanggil si jenius. Ya sih, Arga memang jenius. Selain itu, dia juga memiliki tampang anak baik-baik yang banyak disukai cewek-cewek di sekolah.
"Ada apa ya?" tanya Bu Ratni yang saat itu sedang mengajar di kelas IPS 2.
"Mungkin Arga mau cari saya Bu...!" sahut salah satu cewek di bangku depan tiba-tiba. Namanya Ayu dia ngefans berat sama Arga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Setinggi Bintang
Teen FictionMereka adalah lima sahabat yang makin akrab sejak bergabung di OSIS SMA Merdeka. Aira, Arga, Adit, Naya dan Wina. Sgala berjalan dengan indah menjalin persahabatan dengan baik. Namun ketika cinta berkuasa, merubah semua. Diam diam mencintai seseora...