Satu... Dua... Tiga...

1.8K 119 21
                                    

namaku reina.. aku sangat cinta dengan pacarku... vando.

entah kenapa vando bisa menyatakan perasaannya kepada gadis cupu dan buluk sepertiku.

aku bahkan tidak cantik sama sekali.

tapi dia memilihku...

aku senang...

dengan mudah vando membuatku jatuh hati padanya...

hari ini perayaan ke 1 tahun hubungan kami.

malam ini dengan sengaja aku membuat cake dengan warna kesukaannya. yaitu putih.

aku menghiasi cake itu dengan coklat putis dan sprinkle putih..

aku juga menambahkan lilin berbentuk angka '1' dengan sumbu yg agak keras..

setelah menyelesaikan cakenya aku mejuju ke apartemennya.

aku berjalan dengan riang.. tak peduli dilihat oleh orang banyak...

sesampainya di pintu apartemen vando aku langsung kengambil kunci cadangan apartemennya dan membuka pintunya.

aku menuju dapur untuk menyiapkan segala hal.

setelah selesai aku pun menuju kamar vando yg terletak di lantai 2.

aku membuka pintu kamarnya dan-

*brakk* aku menyaksikan pemandangan yg tak harus ku saksikan...

luisa.. dan vando sedang bercumbu dalam keadaan telanjang.

mereka terlalu asik bercumbu hingga tak menyadari keberadaanku.

aku memungut lilin yg masih menyala tersebut dan melemparnya tepat di rambut luisa...

"ah!! ARGHHHHH!!!!!" haha... aku suka melihat luisa saat berusaha memadamkan api yg menjalar di rambutnya.

tapi... vando terlihat panik juga saat memadamkan api yg berada di kasur mereka. dan kulit tangan vando terkelupas karna kebakar

"haha... hahaha. . hahahaha..." aku tertawa saat melihat mereka kesakitan

rambut luisa habis terbakar.. dan kulit punggungnya meleleh terkena cairan lilin yg kulempar.

"re.. reina..  a.. apa yg kamu lakukan?!!" vando menatap tajam aku yg sedang memandang mereka.

"bukankah itu yg harus kutanya ervando ghatan??"

aku menaiki kasur dan merangkak mendekati mereka berdua yg ketakutan padaku.

"a.. apa yg akan kamu lakukan?.." ucap luisa gagap.

aku membelai lembut wajah luisa. wajahnya terlihat ketakutan. dan itu membuatku ingin melukainya semakin jauh.

"wajahmu cantik... sayang kau wanita penggoda. lebih tepatnya wanita penggoda yang iri pada wanita culun sepertiku"

dengan keras aku menghantampan kepala luisa hingga kepalanya terselip diantara besi besi yg jadi pembatas kasur.

"arghhh!!!!!" dia berteriak sambil berusaha mengeluarkan kepalanya. dan kepalanya berhasil keluar sedikit karna licinnya darah yg keluar dari kepalanya.

teriakan luisa sangat keras, aku pun memasukkan sisa lilin tersebut ke mulut luisa.

urgh... susahnya..

kukeluarkan lagi lilin itu dan aku memaksakan masuk kepalan tanganku ke mulut luisa.

tanganku masuk hingga kerongkongannya.

dengan keras aku mencabut tanganku dari kerongkongan luisa..

"hoekk.. uhuk uhukk uhukk" batuk luisa saat aku mengeluarkan tanganku paksa.

vando menarik tangan kiriku dengan cepat aku meraih gunting di etalase vando dan menancapkan gunting itu diantara matanya.

yah.. maaf.. aku spontan, dan wajah tampanmu terluka... tapi aku suka...

aku ingin wajahmu...

rusak, agar kau tak sombong lagi vando, agar kau tak menjadikan wanita polos sepertiku mainanmu.

lalu aku menusukkan berkali kali gunting itu diarea wajahnya.

aku merobek mata vando yg suka memandang wanita lain selain aku.
aku menusuk hidung vando yg suka tergoda wangi wanita lain.

aku merobek mulutnya yg suka mengeluarkan kata kata manis namun bohong. ku robek mulutnya dengan kasar hingga kearah telinga.

dan aku menyabet leher vando dengan gunting yg tadi.. hanya tertancap namun cukup membuat jakun vando keluar dari tempatnya.

aku dengan kasar aku memasukkan tangan² kecilku dan mengoyak leher vando hingga terputus lalu melemparnya ke arah tembok.

sekarang.. luisa.. ternyata dia belum mati. dia berhasil melepaskan kepalanya dari himpitan besi tadi. maklum, kepalanya penuh darah.

aku maju, luisa mundur.

"satu.. satu... aku sayang vando.."
"dua.. dua... vando sayang aku"
"tiga.. tiga... orang ketiga... mati aja deh..."

aku menendang berkali-kali kepala luisa hingga pecah terbentur tembok..

otaknya kuinjak injak, matanya ku buang, wajahnya ku hancurkan.

"haha.. hahaha... HAHAHAHAHAHA!!!!!"

aku puas... aku suka melihat ekspresi takut mereka...

aku cinta vando..

tapi dia mengkhianatiku demi luisa...

si jalang yg sudah membuat keluargaku hancur.

si jalang yg membuat ibuku membunuh dirinya sendiri

si jalang yg membuat sengsara selama 5 tahun.

hehe... aku bisa membalas dendammu bu... haha~

dan... bagaimana aku harus membersihkan ini? ah.. kubakar saja apartemen ini.

tapi... bagaimana dengan mayat vando dan luisa?

Sepertinya tidak. Akan ku bakar saja. Atau ku berikan ke puppy??

Sepertinya aku tau harus ku apakan.

Senyumku mengembang dengan sendirinya.

GoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang