"Sid, aku membuatkanmu jus apel!" seru Cliff saat melihat Sidney muncul dari pintu dapur.
Bocah itu turun dari kursi yang sedari tadi ia gunakan untuk menyejajarkan tubuhnya dengan kitchen island yang jauh lebih tinggi darinya. Tergesa-gesa ia menghampiri Sidney yang tengah berjalan beriringan bersama Newt.
Ketika Cliff hendak meraih tangan Sidney, Newt sudah terlebih dahulu mengambil lengan gadis itu lantas memberi seringaian menyebalkan kepada Cliff kala anak lelakinya itu menatapnya dengan mata menyipit tanda tak suka.
"Sepertinya kau kalah lagi hari ini, son," ledek Newt sambil mengangkat tangan Sidney, memamerkannya pada Cliff. "Hari ini Sidney akan minum susu buatanku, bukan jus apelmu, Cliff."
Wajah Cliff yang awalnya kelihatan berseri-seri saat melihat kedatangan Sidney, kini berubah masam karena sifat Newt yang dari kemarin enggan mengalah.
Sementara Sidney yang menjadi subjek yang diperebutkan oleh ayah dan anak itu mengulum senyum geli di bibirnya.
Awalnya Sidney sempat terkejut saat menerima perlakuan istimewa baik dari Newt maupun Cliff. Pasalnya, mereka sangat jarang menaruh rasa peduli yang begitu besar terhadapnya. Terutama Cliff yang biasanya selalu membuat emosi Sidney memuncak karena kecuekannya.
Hanya saja, sejak kejadian di mana Sidney mendapat perlakuan buruk dari Ben dan terkena demam selama beberapa hari setelahnya, kedua laki-laki itu berubah sepenuhnya.
Hal itu jelas membuat Sidney merasa begitu bahagia. Bukan karena dirinya yang dianggap istimewa bak seorang putri raja, tetapi karena Newt dan Cliff yang makin lama makin terlihat akrab dan sering berinteraksi walau ujung-ujungnya selalu terlibat dalam perdebatan kecil.
Setidaknya, Sidney tak lagi melihat kedua lelaki itu bersikap layaknya seorang musuh, tetapi Newt dan Cliff mulai menunjukkan bahwa mereka merupakan seorang ayah dan anak.
Sebelum perseteruan antara Newt dan Cliff bertambah sengit, Sidney berinisiatif untuk menjadi penengah seperti beberapa hari belakangan. Kalau sudah seperti ini, entah kenapa Sidney merasa bahwa ia telah benar-benar menjadi seorang istri dan ibu.
Menarik lengannya dari genggaman Newt, Sidney mengubah posisinya menjadi berlutut agar sejajar dengan tinggi Cliff. Ia lalu mengambil satu tangan Cliff, menggenggamnya seperti yang bocah itu inginkan sejak dirinya muncul di dapur.
"Kali ini kau yang menang, Cliff," ucap Sidney dengan nada penuh gembira sambil mengangkat tangan mereka. "Untuk saat ini aku akan meminum jus apelmu dan tidak membiarkannya mendekam di kulkas seperti yang lalu-lalu."
Sontak kedua mata Cliff membulat dengan binar kebahagiaan yang membayang di sana. "Benarkah?"
"Aku bukan tipe orang yang suka berbohong."
Senyum Cliff melebar seiring dengan dirinya yang melompat-lompat kecil seraya berseru ceria.
Hal itu membuat Sidney merasa terharu. Cliff yang seperti itu terlihat seperti anak kecil lainnya. Ah! Ia memang berubah melankolis sejak beberapa hari ini. Terutama jika menyangkut masalah Cliff. Dan entah sejak kapan ia jatuh cinta pada bocah itu.
Sama halnya dengan Sidney, Newt pun belakangan ini mulai merasakan perubahan yang luar biasa terhadap perilaku Cliff. Dan ia sangat berterima kasih kepada Sidney. Karena gadis itu, sedikit demi sedikit Newt mulai dapat memperbaiki kesalahannya. Dan Cliff lambat laun mulai bisa menerima dirinya.
"Baiklah, sekarang berikan jus apel buatanmu kepadaku, Cliff," pinta Sidney seraya bangkit berdiri dan menggandeng tangan Cliff menuju meja dapur.
"Hey! Itu namanya curang. Aku yang lebih dulu bersama Sidney." Newt melayangkan protesnya, meski hal itu hanya pura-pura saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Billionaire's Bride
Romansa[TAMAT - CERITA MASIH LENGKAP] Newt Hamilton, seseorang yang digadang-gadang akan mewarisi kekayaan ayahnya yang begitu berlimpah. Akan tetapi, sifatnya yang arogan membuat sang ayah belum mau memberikan semua kekayaan yang telah dirintisnya mulai d...