Beauty & The Butcher (Jennie X Mino)

39.4K 978 112
                                    

I’m so lucky to have met you today
Even if the weather gets cold, my heart will always be spring
If there will be a miracle in my life
That will be today

(MXM – Good Day, English Translation)

Cast:

Jennie Kim (Jennie BLACKPINK)

Song Minho (Mino WINNER)



Dosa apa yang sudah Jennie perbuat hingga ia tertidur di dalam bus dan diturunkan di tempat yang bahkan sangat asing baginya ini. Jennie sama sekali tidak mengetahui daerah pedesaan ini. Lebih parahnya lagi, bukan hanya dia saja yang diturunkan di desa terpencil ini, melainkan seorang pemuda yang bertato dan memiliki tindik. Selain itu, wajah pemuda itu juga terlihat tengil dan sedikit mengintimidasinya. Jennie sampai bergidik ngeri melihatnya. Pemuda itu sepertinya pantas untuk disebut sebagai tukang jagal atau preman.

“Hey, Nona,” panggil pemuda itu pada Jennie yang membuat Jennie sedikit tersentak.

Ia pura-pura tidak mendengar panggilan pemuda itu. Ia terus saja melangkahkan kakinya, bahkan langkahnya semakin dipercepat. Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Jennie tidak mau jadi korban pembunuhan pemuda sangar ini.

Pemuda itu berdecak kesal karena Jennie tidak juga menyahuti panggilannya. Akhirnya, ia berlari-lari kecil dan memegang pundak Jennie. “Nona!” panggil pemuda itu lagi. Kali ini suaranya terdengar lebih keras.

Jennie yang merasa ketakutan serta merta langsung mengubah posisinya menjadi bersimpuh di depan pemuda itu. “Ampuni saya! Jangan bunuh saya! Ambil saja uang saya!” seru Jennie panik.

Pemuda itu mengangkat satu alisnya dan menatap Jennie dengan heran. “Apa sih maksudmu itu? Memangnya kau salah apa padaku sampai kau minta maaf begitu? Dan kenapa juga aku harus mengambil uangmu? Aku ini orang kaya.”

Jennie mendongakkan kepalanya, menatap pemuda itu dengan jantung yang berdebar kencang karena ketakutan. “Ka…kamu bukannya memanggilku karena ingin membunuhku atau merampokku?” tanyanya pelan.

Kini pemuda itu dibuat melongo karena kalimat yang dilontarkan oleh Jennie. “Kau sudah gila ya? Untuk apa aku membunuhmu atau merampokmu?” Ia kemudian berjongkok dan memberikan toyoran di kepala Jennie. Sialan. Orang asing ini benar-benar tidak sopan.

“Lalu, kenapa kau memanggilku?” tuntut Jennie.

Pemuda itu menghela napas. “Aku memanggilmu karena ingin bertanya padamu mengenai daerah ini. Tadi aku tertidur di bus dan tahu-tahu aku sudah diturunkan di sini. Apakah kamu tahu daerah ini?”

Jennie menggeleng pelan.

“Lalu kenapa kamu turun di sini juga? Apakah kamu punya sanak saudara di sini?”

Jennie meringis. “Aku juga tadi tertidur di dalam bus dan diturunkan di sini.”

“Astaga. Kau sama cerobohnya sepertiku,” komentar pemuda itu sembari mengusap wajahnya dengan kasar. “Lalu, sekarang apa rencanamu?” tanyanya pada Jennie.

“Mencari motel di dekat sini. Malam-malam begini sudah tidak ada bus yang lewat,” jawab Jennie.

“Baiklah. Ayo kita cari bersama-sama. Aku juga harus beristirahat di tempat penginapan.”

Jennie mengangguk dan mereka berjalan beriringan. Sebenarnya, Jennie masih sedikit takut dan berpikiran negatif pada pemuda itu. Tapi, kalau sekarang dia mencoba untuk berteriak, dia takut pemuda itu akan mencekiknya.

Oneshot (Jennie Kim X Boy Group)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang