"Cinta itu keajaiban..Bisa menjadikan hal yang tidak mungkin menjadi mungkin banget. Siapa tau takdir Tuhan berkata begitu."
Sinar matahari, condong dari ufuk timur ketika Naya datang ke sekolah pagi ini dan untuk kesekian kalinya dia terlambat. Jangan heran, Naya memang ratunya telat.
"Mmm...abis wayangan ya Nay, jam segini baru berangkat!" sapa Adit ketika Naya duduk di bangkunya, Naya hanya menengok sambil nyengir kuda.
"Iya, kenapa sih telat melulu?" sahut Wina yang sedang sibuk menyalin PR. Gara-gara ada PR Wina rela datang 30 menit sebelum bel masuk.
"Aku sudah bangun jam 5 tadi!" jawab Naya langsung mengambil posisi duduk di samping Wina.
"Kenapa masih telat?"
"Abis itu, tidur lagi hehe!" lagi-lagi Naya tertawa. "Udah ah, mau ke toilet dulu tadi lupa sisiran!" Naya langsung pergi meninggalkan Aira, Adit dan Wina yang masih keheranan melihat tingkah Naya."Gimana Ra, kata Arga kemarin elo seharian pergi sama Naya, cari info soal basket. Dapet info apaan?" tanya Adit kepada Aira, Adit sekalian mau kepo juga sih, nggak biasanya Aira dan Naya pergi cuma berduaan. Ditanya begitu Aira jadi bingung, iya sih kemarin dia pamit sama Arga pergi nongkrong sambil cari info soal basket lewat wifi, padahal dia pergi ke Dufan sama Naya.
"Ngg...iya gue seharian sama Naya nongkrong di cafe, makan dan Ngg...kita malah kelupaan cari info soal basket, habis kita keasikan ngobrol!" jawab Aira sekenanya.
"Lho, bukanya Naya pergi ke Dufan?" sambung Wina yang kontan bikin Aira kaget. Muka cowok itu langsung pucat. Pergi ke Dufan itu kan rahasia mereka berdua, kenapa Wina bisa tahu??? Jangan-jangan Naya yang cerita. Pikir Aira setengah kesal.
"Elo tau dari mana kalau kemarin gue ke Dufan?"
"Naya sendiri yang cerita, sebelom berangkat dia telpon aku!" jawab Wina polos. Sebelum Aira bertanya lebih jauh. Bu Widya masuk kelas dan meminta anak-anak segera berdoa dan menyiapkan buku paket pelajaran.Sepanjang pelajaran Aira murung, dia menjadi tidak mood. Dia tidak menyangka, Naya telah ingkar janji, bercerita ke Wina kalau kemarin mereka pergi ke Dufan. Istirahat pertama nanti, Aira ingin meminta penjelasan Naya soal itu.
Begitu bel istirahat berbunyi, Aira langsung menghampiri bangku Naya, ia mengajak cewek itu untuk bicara berdua. Naya kaget ketika Aira tiba-tiba menarik tangannya dan mendudukannya paksa di kursi taman.
"Aira, lepasin! Kamu kenapa sih?"
"Elo cerita kan sama Wina soal kita ke Dufan? Elo udah ingkar janji Nay!"
"Aku...!'
"Elo tau sendiri kan gue paling nggak suka sama orang yang...!" belum selesai bicara Naya memotonv ucapan Aira.
"Aira dengerin dulu, aku memang bilang sama Wina. Tapi...!'
"Jadi bener, elo ngomong sama Wina???"
"Iya, tapi dengerin dulu, Ra...!""Elo ternyata gitu ya Nay, menyebalkan!" Aira berkata dengan emosi.
"Ra, dengerin penjelasan aku dulu!" disaat kondisi mereka sedang memanas, tiba-tiba Abel datang.
"Haiii, pada ngomongin apa sih?" tanya Abel pengen tau. Jelas saja, Naya juga makin sebal. Apalagi melihat sikap Abel yang sok ikut campur urusan orang."Apa sih kamu Bel, pengin tau aja!" ucap Naya yang langsung meluncur begitu aja.
Otomatis Abel diam, begitu juga Aira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Setinggi Bintang
Teen FictionMereka adalah lima sahabat yang makin akrab sejak bergabung di OSIS SMA Merdeka. Aira, Arga, Adit, Naya dan Wina. Sgala berjalan dengan indah menjalin persahabatan dengan baik. Namun ketika cinta berkuasa, merubah semua. Diam diam mencintai seseora...