[23] Getting to Know Sehun

2.8K 285 7
                                    

"Itu semua dimulai saat aku berumur empat tahun. Ibu dan ayahku yang tidak pernah menyayangi orang lain. Ayahku akan selalu meneriakiku dan kakakku tanpa alasan atau memukul kami. Dan ibuku tidak pernah mengatakan apapun tentang hal itu. Dia bertingkah seakan tidak ada yang terjadi. Syukurlah, karena aku yang lebih muda, aku tidak pernah benar-benar terkena kekerasan. 

Kakakku, Kai, yang mengambil sebagian kekerasan itu dariku. Dia hanya lebih tua dua tahun dariku. Tapi, kami sangat mencintai satu sama lain. Saat berumur enam tahun, dia mengalami kecelakaan. Setidaknya begitulah kata orang tuaku pada orang-orang. Mereka mengatakan kepada semua orang bahwa kami sedang bermain dan Kai memukul kepalanya. Kenyataannya, ayahku marah pada Kai karena telah melindungiku. 

Sepertinya aku berusara terlalu keras saat menonton TV dan dia menjerit padaku. Aku mulai menangis dan Kai membelaku dan menentang ayah. Kai selalu tak kenal takut, dia tidak peduli dia akan dipukul. Tapi ayahku memukulnya terlalu keras dan dia jatuh, kepalanya terbentung di dinding dan tengkorakny retak. Kai dilarikan ke rumah sakit dan mereka bisa menghentikan pendarahan dan menutup luka itu. Tapi, Kai mengalami koma. 

Para dokter mengatakan bahwa mereka tidak tahu berapa lama dia akan tertidur. Dua tahun telah berlalu dan mereka tidak membuat kemajuan. Ibuku mengajakku setiap hari menjenguk Kai, tapi bukan karena dia menginginkannya. Dia melakukannya sehingga aku berhenti merengek. Ayahku bilang dia tidak pernah merasa bersalah atau menyesali apapun. Dia mengatakan bahwa jika Kai tidak pernah terbangun itu akan menjadi kesalahanku. Setelah dua tahun, semua orang telah kehilangan harapan kecuali aku.

 Orang tuaku memutuskan untuk memutuskan hubungan dengannya. Tapi aku tidak akan membiarkan mereka. Saat itu aku baru berusia enam tahun, jadi aku tidak banyak bicara. Tapi ayahku punya uang. Dia mampu membayar kamar itu. Dia tidak terlalu peduli sama sekali, baginya tidak ada bedanya. Aku berjanji kepadanya bahwa aku akan tinggal di rumah sakit bersama Kai dan aku tidak akan mengganggunya. Jadi dia setuju untuk membiarkanku menjaga Kai di sana agar aku tidak mengganggunya. Dokter dan perawat, semuanya mengerti situasiku, mereka bilang aku adalah seorang anak yang berusia enam tahun yang dewasa. 

Mereka semua merawatku. Mereka menjadi orang tuaku yang sebenarnya. Aku tumbuh di rumah sakit, dan saat Kai berusia delapan belas tahun, dia membuka matanya. Aku tahu dia akan membuka matanya, aku tidak pernah menyerah. Aku menghabiskan waktu dua belas tahun menunggunya di rumah sakit. Saat terbangun, itu adalah sebuah pencapaian besar. Tapi, ada masalah. Tubuh Kai berkembang tapi tidak dengan pikirannya, dia masih kakakku yang berumur enam tahun di dalam kepalanya. Kedua orang tuaku merasa kesal, mereka tidak bisa mengirim Kai ke sekolah sehingga mereka harus memberinya tutor pribadi dan dokter spesialis untuk membantu perkembangannya.

 Ayahku brengsek dan mengatakan bahwa Kai bukan lagi anaknya. Dia hanya anak dengan keterbelakangan mental terkutuk harus diurus. Saat itu, aku berpikir bahwa itu saatnya aku mengembangkan kemampuanku. Aku berlatih menjadi ayah Kai, dia memanggilku ayah dan aku menyukainya. Aku tidak peduli umur berapa diriku saat itu, aku suka merawat Kai. Aku merasa dibutuhkan dan sepertinya aku membuat perbedaan. Tapi, ketika aku berusia delapan belas tahun, orang tuaku memaksaku untuk pindah dari rumah, mereka mengatakan bahwa aku bisa menghidupi diriku sendiri. Aku setuju. Aku membenci mereka, tapi ingin membawa Kai bersamaku. Secara hukum bagaimanapun, aku tidak akan diizinkan. Aku tidak menghasilkan cukup uang untuk terus membantunya. Jadi, aku memulai studiku, aku bersumpah kepada diriku sendiri bahwa aku akan menjadi seorang psikiater sehingga aku dapat membantu anak-anak lain seperti Kai. Aku akan menghasilkan cukup uang untuk bisa menopang hidup kami berdua dan membawanya bersamaku. Tapi, ketika aku kuliah, orang tuaku mengambil keuntungan. Bahkan belum sebulan aku pergi dan mereka memutuskan bahwa mereka lelah untuk merawatnya. Jadi ibuku dengan "secara tidak sengaja" memberinya terlalu banyak pil penghilang rasa sakit. Dia overdosis keesokan harinya. 

Aku ingat ketika aku menerima telepon dari dokter itu mereka patah hati. Mereka tahu semua yang telah aku lalui dan orang tua saya membunuhnya. Aku hancur. Kupikir saat itulah aku menjadi gila. Orangtuaku menghabiskan sisa hidup mereka yang menyedihkan di penjara. Mereka tidak bertahan lama, ayahku meninggal tiga tahun kemudian, tapi ibuku hanya bertahan satu tahun. Sejak itu, aku harus menyimpan uang mereka. Aku menepati janjiku pada diriku sendiri dan menjadi psikiater, tapi aku selalu punya kebutuhan untuk memiliki seorang bayi. Seseorang yang lebih tua, tapi kau perlukan untuk merawatnya seperti bayi. Jadi aku terobsesi untuk menemukan mereka. 

Hampir sepuluh tahun mencari dan tidak ada yang pas. Aku akan membawa mereka dari tempat manapun aku menemukannya. Mal, perpustakaan, perjalanan pulang ke rumah, tapi ternyata tidak beres. Aku tidak pernah menyakiti salah satu dari mereka terlalu banyak, dan mereka tidak pernah melihat wajahku. Jadi aku akan selalu membiarkan mereka pergi. Aku berjanji untuk tidak pernah menyakiti seseorang seperti orang tuaku menyakiti Kai." Ujar Sehun panjang lebar menjelaskan ceritanya kepada bayinya yang sangat penasaran.

"Itu sangat menyedihkan. Maafkan aku" kata Luhan padanya. Sehun tersenyum padanya. Ini adalah pertama kalinya Luhan tampak menunjukkan emosi yang nyata dan peduli pada orang lain.

"Semuanya terjadi karena alasan baby. Ini mengantarkan ku padamu"kata Sehun sambil membungkuk dan mencium Luhan. Luhan mengernyitkan hidungnya dengan jijik dan menyeka bibirnya.

"Jadi, apakah kau hanya menginginkan seseorang untuk diurus? Kenapa kau mencari seks juga?" Tanya Luhan.

"Semua mainan dan benda yang aku punya sebagian besar adalah hukuman jika si bayi lepas kendali. Mereka tetaplah orang dewasa dan menggunakan hal-hal itu lebih efektif. Tapi, sebagian besar kau melakukannya untuk merawat seseorang. Aku bisa saja menemukan seseorang untuk berhubungan seks, tapi belum tentu dia adalah bayi itu. Aku beruntung mendapatkanmu, aku mendapatkan satu bayi dan satu horny bitch yang suka bercinta." Sehun menggodanya.

Luhan memutar matanya. "Jangan tertipu, Lulu suka kasar. Aku pernah melihatnya. Dan untukku, aku adalah seorang cock whore. Itu semua benar, tapi aku bisa menjadi bayi yang baik jika diinginkan juga" kata Luhan.

Sehun tertawa. "Aku yakin kau benar. Sekarang, ayo kita tidur. Kita harus bangun lebih awal besok" kata Sehun.

Luhan mengerutkan kening dan dengan marah melangkah ke tempat tidur dan masuk. Dia meraih Wu Yi Fan dan meletakkan Prince Hunnie di sisi yang lain, kalau-kalau Lulu ingin muncul dan mencarinya. Dengan cepat dia tertidur dan Sehun terjaga untuk mengepak beberapa tas untuk dirinya sendiri dan Luhan.

.

.

.

TBC


[HUNHAN] Call Me Daddy ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang