Chim-Chim The Ballerina

22.1K 1.5K 186
                                    


Seokjin yang berlutut menghadapkan wajahnya ke lubang kloset kembali menjadi pemandangan pagi hari bagi Namjoon.

Memang penderitaan itu akan hilang seiring bertambahnya usia kehamilan Jin, tapi Mual akut yang dialami istrinya membuat Namjoon terganggu. Dalam keadaan seperti itupun Jin sanggup mengurus dirinya dan anak-anak mereka. Bahkan menyiapkan sarapan.

" Pergilah... "
Ucap Jin yang bergaung di dalam kloset, kepalanya masih menunduk dalam, sepertinya masih ada yang ingin dia muntahkan walaupun perutnya kosong, dia belum makan apapun pagi ini.

" Namjoonie, jangan melihat. Aku tidak apa-apa. Pergilah melihat anak-anak, aku akan menyelesaikan ini lalu memasak sarapan. "

Rasa mual menyerang perut Jin sekali lagi, seperti ada yang melesat dari perut ke rongga dada lalu tenggorokannya tapi tidak ada yang keluar, hanya air, lendir kental atau malah, tidak sama sekali. Hanya rasa mual yang menyiksa dan membuatnya lemas.

" Hoek... Ukhh... Hoekk... "

Jin masih bertahan berlutut di depan kloset, dia bisa setengah jam berada disana sampai mualnya mereda sedikit.

" Aku bisa membelikan anak-anak makanan nanti, kau yang harusnya sarapan terlebih dulu Chagiya. "

Ucap Namjoon sambil menekan flush toilet. Jin hanya mengibaskan tangannya entah mengusir atau menolak makan. Pipinya menggembung, karna tekanan tiba-tiba dari perutnya. Namjoon reflek berjongkok dan membelai punggungnya.

" Ugh... Kenapa anak ini nakal sekali Namjoonie... "

Keluh Jin tiba-tiba. Dia menutup mulutnya dengan punggung tangan dan terisak pelan.

" Mungkin dia terlalu semangat bermain di dalam perut Eommanya, dia sangat senang menggodamu. "

Sambil menenangkan Jin, Namjoon menggendongnya meninggalkan kloset dan hati-hati membaringkan Jin di tempat tidur.

" Aegya, Eomma mu sedang menangis, tolong dengarkan Appa, berhentilah menggoda Eomma seperti ini, arraseo... "

Jin tersenyum dalam isaknya, Namjoon sedang mengusap perutnya yang mulai membuncit, dan menasehati Aegya nakal dalam perutnya itu.

" Mwahh... " Namjoon meninggalkan kecupan sayang di atas perut Jin, dua kali.

" Dia sudah kumarahi. "
Candanya, melebarkan senyuman Jin.

" Gomawo Namjooniee. "

" Kau ingin makan apa Chagiya? "

" Buatkan aku susu hangat saja. "

" Kau harus makan, untukmu dan untuk bayi kita kan? "

Jin merengut, bagaimana dia tidak sebal soal makan. Setiap dua jam sekali dia merasa lapar, tapi saat dia makan, lima menit kemudian muntah diluar kehendaknya sendiri.

" Kau juga jangan memaksakan diri, kita harus menyewa seseorang untuk membersihkan rumah, dan membantumu Chagiya. Jangan keras kepala. "

Tangan Jin sendiri yang selama ini merawat anak-anak mereka, mencuci baju, dan  menyentuh peralatan dapur, seluruh rumahnya adalah kekuasaan Kim Seokjin. Tapi, Setuju atau tidak, Namjoon akan mendatangkan Asisten hari itu juga. Agar dia tenang saat mengajar, di luar itu dia sedang membimbing 5 mahasiswanya untuk skripsi. Dia tidak tenang saat memikirkan bagaimana Seokjin dan anak-anaknya di rumah. Yongi sama sekali tidak bisa diandalkan untuk menjaga adik2nya. Bahkan Taehyung sampai masuk ke mesin cuci dan Jimin sempat dikira hilang. Yongi lupa menjemputnya di Sekolah, sampai malam, Jimin menunggunya di Pos Security. Hoseok, sibuk menonton little Pony dan tidak mau melewatkan satu episode pun.

NamJin FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang