{03} Rencana Malam Ini

680 75 5
                                    

Setelah menyapa keluarga Yoo Jung. Tidak lama kemudian, ketiga Kim bersaudara itupun pulang lagi dengan mobil mereka.

Nenek senang melihat cucunya tidak berjalan sendirian di tengah kegelapan dan aman dengan mobil itu. Sehingga tak ada ocehan dari mulut Nenek dan Kakek yabg memarahinya tapi mereka malah menyuruh gadis itu untuk cepat-cepat mandi. Sang gadis pun menuruti perintah itu lagipula, badannya pun sudah berkeringat dan sangat kotor.

Sehabis mandi, Yoo Jung kembali menuruni tangga ke ruang keluarga. Menemui Kakek, Nenek dan juga Ibu. Yang lebih mengejutkan lagi Ayah sudah pulang dari pekerjaannya. Ini adalah pertama kalinya ia pulang cepat setelah 4 bulan berlalu. Sebenarnya ada apa ini? Aneh sekali.

"Appa sudah pulang? Tumben sekali." Kata Yoo Jung dari tengah-tengah tangga.

"Lalu kau ingin Appa pulang jam berapa?" Tanya Ayah membuat Yoo Jung mempercepat langkahnya.

"Aku tahu pasti akan ada sesuatu hal yang mengejutkan aku." Bisik Yoo Jung di telinga Ayahnya.

"Tak ada tuh." Ayah berbohong.

"Kita lihat saja nan—" Belum selesai berbicara, Nenek sudah menyela ucapan Yoo Jung.

"Yoo Jung-ah, pakailah sebuah dress yang dapat membuatmu terlihat lebih lembut." Ucap Neneknya.

"Ne, halmeoni." Ucap Yoo Jung lalu menoleh ke arah Ayahnya.
"Clue number one!" Bisik Yoo Jung dengan tatapan tajam.

Yoo Jung sudah mengetahui seluruh rencana orang tuanya hari ini. Ibu yang sedari tadi selalu memperhatikan Yoo Jung dan Kakek yang mencuri-curi pandang dari balik koran bacaannya. Saat iniYoo Jung hanya bisa menghela nafasnya kasar sambil menatap pantulan seluruh tubuhnya pada cermin lemari.

Tangan Yoo Jung membuka lemari dan matanya langsung menyisir setiap baju yang tergantung tidak rapih di dalam situ. Ia memilih dress berwarna biru karena hanya dress itu saja yang terlihat rapih tanpa bekas lipatan atau lecek. Ia mengenakannya dan kembali bercermin lagi.

Pikirannya saat ini hanya tertuju pada apa yang akan terjadi nanti. Ia memikirkan kata-kata apa yang akan ia lontarkan nanti untuk menolak perjodohan ini. Begitu juga dengan emosi yang perlu ia kontrol agar ia tidak marah ataupun menangis.

Yoo Jung pun mengeringkan rambutnya. Mengenakan sedikit riasan yang biasanya ia pakai ke sekolah. Ia tak ingin menarik perhatian dari keluarga seorang Jimin yang akan datang nanti, tapi ia juga tak ingin mempermalukan keluarganya.

Kemudian Yoo Jung kembali turun ke bawah. Dari tangga, ia dapat melihat senyuman Kakek yang tengah duduk. Hatinya tersentuh saat melihat Kakek yang tengah membaca koran langsung mengalihkan pandangan kepadanya. Sepintas Yoo Jung merasa tak tega melihat Kakek bersedih kalau ia menolak rencana perjodohan ini.

"Nah, itu baju yang bagus, Yoo Jung-ah." Ucap Kakek.

"Sebenarnya ada apa sih? Aku bingung." Kata Jill sambil mendekati Kakek dan Nenek.

"Kau akan tahu nanti, Yoo Jung. Tenang saja. Jangan khawatir." Ibu sambil tersenyum. Itu senyuman paksaan dan Yoo Jung tahu itu.

Tiba-tiba saja teriakan suara berat Ayah terdengar memanggil Ibu. "Yeobo, bantu aku!" Mendengar itu, Ibu langsung berlari menuju kamar itu.

Yoo Jung melihat kedua orang tuanya. Mereka menua bersama dan tetap romantis seperti anak-anak yang berpacaran di sekolahnya. Tak jarang Yoo Jung merasa geli dengan panggilan sayang orang tuanya.

"Appa, geumanhae! Berhenti memanggil Eomma dengan kata itu. Kalian itu sudah tua jangan seperti anak muda." Kata Yoo Jung.

Be My ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang