"It's dinner?"
--------
===Synchoréste| 11
Cklekkk!!!Eunbi kembali masuk ke dalam kamar dengan 2 buah gelas yang ada ditangannya. Satu berisikan susu untuknya, dan satu lagi secangkir cappucino untuk Jungkook. Ia berjalan mendekati Jungkook, meletakkan cappucino tersebut di dekatnya dan meraih satu bungkusan yang ada di dekat Jungkook.
Tap!!!
Sebelum Eunbi mengambil kotak tersebut, tangan Jungkook lebih dulu menahannya. Ia memutar kursinya dan menatap Eunbi dari kursi tempatnya duduk. "Maaf." Ucapnya dengan tatapan wajah penuh dengan penyesalan, berharap Eunbi akan memaafkannya dan hubungannya akan membaik.
"It's okay." Jawab Eunbi lalu kembali meraih kotak tersebut dan membawanya. "Gue udah maafin lo."
"Semudah itu?" tanya Jungkook heran.
Eunbi menganggukan kepalanya lalu duduk di lantai dengan segelas susu dan kotak makanan yang ada didekatnya. "Jangan duduk disana." Pinta Jungkook. Ia beranjak, mengambil selimut dari dalam lemari dan meletakannya di lantai. "Harus dialasin dulu."
"Thank's." Tutur Eunbi lalu duduk diatas selimut yang sudah disiapkan Jungkook untuknya. "Ohya, lo nggak makan?"
Jungkook menoleh ke arah kotak makanan yang masih ada dibelakangnya, untuk sejenak Ia beranjak lalu kembali duduk di dekat Eunbi. "Ceritanya kita makan malem bareng?"
"Nope." Jawab Eunbi lalu memakan makanan miliknya.
"Kamu nggak marah sama aku?"
"For what?"
Jungkook mengusap belakang lehernya, menatap ke bawah untuk sejenak, sebelum memberanikan dirinya untuk menatap Eunbi dan menjawab pertanyaannya. "Semua rasa sakit yang udah aku buat."
"It's okay. You must to eat well, jangan sampe turun lagi berat badannya."
Jungkook menutup kedua matanya seraya menarik nafasnya dalam, hanya untuk sebentar, hingga kedua mata itu yang kembali terbuka dan tangannya terulur untuk menggenggam tangan Eunbi. "Maaf karena aku nggak bisa jadi suami yang baik buat kamu. Yang bisa nemenin kamu check-up, nganter atau jemput kamu, maaf aku nggak bisa kaya gitu."
"No problem."
"You still angry to me?"
Eunbi mengganggukan kepalanya, menyeka sisa makanan yang mungkin masih tersisa di sudut bibirnya lalu menatap Jungkook. "Gue nggak bisa bohong, gue masih marah sama lo. Mungkin lo masih inget apa yang gue bilang di taman dulu, tapi gue mau berubah kasihan anak gue nanti."
"Anak kita." Koreksi Jungkook. Ia menarik tangan Eunbi agar menyentuh wajahnya, matanya terpejam begitu merasakan tangan Eunbi yang menyentuh wajahnya secara langsung untuk yang pertama kali. Membuat sebuah degupan aneh pada dada Eunbi. "Ini pertama kali kamu nyentuh aku, ya walaupun aku yang ngelakuin, tapi aku ngerasa seneng karena kamu nggak lagi nolak."
"Gue cuma mau jadi istri yang sebenarnya." Eunbi menarik tangannya dari genggaman Jungkook, dan meneguk susu yang tadi dibawanya. "Gue juga sadar nggak cuma gue yang susah, tapi lo juga. Setiap malem gue selalu denger lo yang nahan teriakan karena nggak berhasil buat melodi, nyobek beberapa lembar kertas karena nggak berhasil ngebuat lirik yang lo pengen, and something other like that. Itu karena gue kan?"
Jungkook tersenyum mendengarnya, Ia membuang tatapannya untuk sejenak sebelum kembali menatap Eunbi. "Aku juga bik—"
"Lo sering nulis di sticky notes trus nempelnya di atas langit-langit kamar, itu curahan hati lo tentang gue juga kan? Kenapa lo nggak ngomong langsung aja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[7] Synchoréste | J.J.K
Fiksi PenggemarSynchoréste, dalam bahasa Yunani artinya "Maaf" (미안해). Jeon Jungkook meminta maaf atas apa yang telah dilakukannya malam itu, kebohongan kepada para Kakaknya dan rasa sakit yang ada pada Eunbi. Kim Eunbi meminta maaf atas apa yang telah terj...