chapter 1 (new versi)

6.5K 470 30
                                    

Chapter 1:

Arhanitya new versi:

BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA.

Gracias.

***

"Berharap menjadi teman itu cepat, tetapi persahabatan lah buah yang lama matangnya."

Hari semakin siang, matahari sudah berada di atas kepala. Tetapi suara seruan dan teriakan oleh orang-orang yang berada di pinggir lapangan tidak membuat mereka semua lelah, terutama kaum hawa. Mereka semua sama-sama saling menyemangati tim dari kelas masing-masing yang hari ini berolahraga. Tetapi untuk kelas yang tidak berolahraga, mereka semua kompak menyemangati kapten basket serta kedua sahabatnya yang merupakan most wanted boy di sekolahnya.

Seluruh murid berteriak heboh kala si kapten basket --Arhan-- dengan handal merebut bola dari tangan lawannya lalu berhasil menguasai bola. Dengan gerakan cepat, dirinya men-dribble bola tersebut menuju targetnya, yaitu ring. Ketika posisinya sudah berada satu meter di depan tiang ring yang bertuliskan SMAN Bangsa Negara, Arhan langsung me-shooting bola dari tangannya.

Kurang dari lima belas menit pertandingan berlangsung, poin yang ke-11 sudah berhasil diraih oleh kelas XI IPA 3. Lalu lima belas menit kemudian mereka semua mengakhiri permainannya yang sudah jelas siapa yang memenangi pertandingan tersebut.

***

Arhan berjalan beriringan menuju kantin bersama kedua sahabatnya yaitu Raka dan Rozan. Mari kita berkenalan:

Raka. Cowok blasteran ini memiliki rahang tegas membuat dirinya di kagumi oleh kaum hawa. Dirinya merupakan ketua band sekaligus vocalis band di SMA Bangsa Negara. Tak heran jika dirinya banyak di sukai oleh gadis-gadis cantik di sekolah maupun diluar sekolah. Dia pun memliki sifat paling dewasa di antara kedua sahabatnya; Arhan dan Rozan.

Rozan. Cowok kelahiran Sunda ini memiliki otak paling mesum di antara kedua sahabatnya. Walaupun memiliki kulit hitam tapi manis, tak jarang banyak kaum hawa yang suka dengannya. Dia juga mempunyai sifat humoris yang terkadang menjadi kerecehan yang hakiki dan selalu tebar pesona kepada adik kelas.

Mereka bertiga sudah bersahabat dari SMP karena satu eskul yaitu basket. Kemudian ketika SMA mereka ditakdirkan satu kelas.

Ketiga cowok itu mendekati stand langganan mereka yang berjualan macam-macam minuman dingin.

"Bu, biasa ya. Esnya banyakin, airnya dikit aja." ucap Arhan memesan pesenan yang biasa ia beli.

"Ojan juga biasa ya bu, uangnya besok. Hehe." Rozan memasang cengiran khasnya membuat wanita gendut yang berada di hadapannya berkacak pinggang.

"Palelu bayar besok! Utang lo yang minggu kemarin aja belum di bayar." ucap Bu Nurul membuat Arhan dan Raka yang melihatnya terkekeh kecil.

"Ngutang mulu lo. Kebiasaan!" Raka menoyor kepala Rozan membuat sahabatnya itu mendelik kesal.

***

Sesampainya di kelas, Arhan langsung duduk di atas meja tepat di bawah kipas angin yang di gantung di atap kelas. Rozan pun duduk di sebelah Arhan. Saking gerahnya, Arhan sampai membuka baju olahraga yang di penuhi keringat.

"Lo kira lo buka baju kayak gitu, cewek-cewek pada teriak histeris gitu, huh?" cibir Rozan ketika melihat beberapa kotak-kotak yang ada di perut Arhan.

"Iye lah! Ini tuh roti sobek ala oppa-oppa Korea. Wajah gue juga gak jauh beda sama si Jongkok oppa-oppa itu." ucap Arhan yang langsung mendapatkan tatapan sinis dari para cewek. Menyebut nama saja sudah jauh beda, apalagi wajah.

"JUNGKOOK!" ralat salah satu siswi dengan berteriak.

"Serah gue dong, mulut-mulut gue!" balas Arhan dengan menjulurkan lidahnya.

"Denger ya, lo sama Jungkook ya beda jauh lah! Ngaca dong. Dia putih, bersih, ganteng, lah elu? MACEM KERAK NASI." ucap siswi tadi yang ber-name tag Hanitya.

Seluruh murid yang berada di kelas tertawa mendengar ucapan Hanitya. Gadis itu kalau bicara memang tidak pernah berpikir terlebih dahulu. Mangkanya semua teman-temannya selalu takut ketika berbicara dengannya karena gadis itu terkesan galak dan susah di ajak bercanda karena terlalu serius.

Perdebatan antara Arhan dan Hanitya terhenti ketika Raka memetik senar gitar bersiap untuk bernyanyi.

"Oh, betapa ku saat ini
Ku benci untuk mencinta
Mencintaimu..
Oh, betapa ku saat ini
Aku cinta untuk membenci
Membencimu..
Aku tak tahu apa yang terjadi
Antara aku dan kau
Yang ku tahu pasti
Ku benci.. untuk.. mencintaimu."

Suara merdu Raka mengalun mengikuti irama gitar yang ia petik. Seketika keadaan kelas menjadi ramai karena seluruh murid kelas XI IPA 3 ikut bernyanyi.

"Yang kutahupasti
Ku benci untuk.. mencintaimu."

Suara tepuk tangan terdengar begitu riuh saat petikan gitar yang di mainkan oleh Raka berakhir. Semua nampak kagum mendengar suara Raka yang merdu. Tak heran dia terpilih menjadi ketua dan vokalis band di sekolah ini.

"Suara lo makin bagus aja, gak sia-sia gue jadi guru private lo!" ucap Rozan dengan bangga.

Mendengar itu membuat Raka memutar bola matanya malas, "serah, dah."

***

Hallooo!

Aku mau ngasih tau ke kalian, kalau cerita Arhanitya bakalan aku rombak semua alurnya.

Semoga kalian suka sama cerita Arhanitya versi terbaru. Jangan lupa vote comment nya ya!

Laff❣️

Rabu, 16 Januari 2019.

ArhanityaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang