part 22

10.6K 527 15
                                    


.
.
.
.
.
.
.
♡♡happy reading♡♡
.
.
.
.
.

---**---


Reimond menatap Vanie dengan mata berkaca-kaca. Bagaimana tidak tubuh Vanie dipenuhi selang-selang dimana selang-selang itu tempat Vanie bergantung untuk meneruskan kehidupannya dan tabung oksigen yang membantunya bernafas.

Ini semua salah dirinya. Seandainya dia tidak muncul di depan Vanie mungkin Vanie dan bayinya baik-baik saja.

Reimond mengingat putrinya yang terbaring lemah di inkubator tidak jauh beda dengan Vanie tubuh putri mereka juga di penuhi selang-selang yang membantunya masih bernafas sampai detik ini.

Reimond masih mengingat bagaimana frustasinya dirinya ketika dokter menyuruhnya memilih antara bayi atau istrinya. Dengan berat hati Reimond memilih Vanie bukan dia tidak menginginkan bayinya hanya saja bayinya pasti akan hidup menderita tanpa ibunya.
Lalu bagaimana dengan Vanie???

Tapi Reimond merasa bersyukur ketika dokter bisa menyelamatkan keduanya.

---**---

Flashback

Tap...tap...tap...

Derap langkah kaki yang tergesa-gesa membuat Reimond memalingkan wajahnya

Seorang pria yang Reimond kenali berjalan mendekatinya dengan wajah murkanya

Bugh...

Satu pukulan yang secara tiba-tiba membuat Reimond terjengkal. Pria itu kembali ingin menyerang Reimond tapi Peter menahan pria itu sekuat tenaganya. Pria itu meronta tapi Peter bisa menahan tubuh pria itu meski kewalahan.

"LEPASKAN AKU!" teriak pria itu.

"KALAU SAMPAI VANIE DAN CALON ANAK KAMI KENAPA-NAPA AKAN KU BUNUH KAU MENGGUNAKAN TANGANKU SENDIRI BAJINGAN!" Teriak pria itu penuh amarah dia kembali ingin memukul Reimond tapi pria lainnya menghalangnya.

Mendengar ucapan Pria itu membuat Reimond tersenyum sinis.

"Calon anakmu katamu? Akulah pria yang menanam benih di dalam rahim Vanie, Istriku" ucap Reimond merendahkan. Pria itu terlihat kaget membuat Reimond menatapnya geli. Jadi pria itu tidak tau siapa dirinya.

"Aku tahu kau suami Vanie tapi caramu menikahinya salah" ucap Alben.

"Aku tau om dan tanteku meninggal murni hasil kecelakaan tapi tetap saja aku tidak menyukaimu. Kalau sampai Vanie dan keponakanku kenapa-napa" Alben menggantung ucapannya menatap Reimond sinis

"Akan aku pastikan kau mengalami hal yang sama atau bahkan lebih buruk. Camkan itu!" Lanjut Alben tegas.

Reimond tidak takut. Yang ia takutkan sangat ini adalah Vanie dan bayinya. Bagaimama jika mereka....

"Sudah-sudah. Bertengkar tidak akan membuat Vanie bertambah baik. Ingat kalian semu sudah dewasa jadi jangan bertingkah seperti anak kecil" ucap pria yang lumayan berusia tegas. Seketika hening hanya seorang wanita berusia yang terlihat masih sesengukan. Dia adalah Grace, ibu Alben.

HURT ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang