mungkin ini halusinasi

15 2 2
                                    

Dengan tangan sedikit gemetaran, aku membuka kamar almarhum nenek yang telah lama tidak dipakai. Kulihat kamar yang tertata rapi namun berdebu. Ku membuka salah satu laci di kamar nenek. Terlihat berberapa buku tersimpan disana. Dengan perlahan aku mengambilnya dan membersihkannya. Aku membuka buku nenek perlahan dan terdapat selembar kertas jatuh.Ku pikir buku ini sangat tua sekali hingga beberapa kata terhapus dan warnanya pun telah memudar. Tak sempat ku membacanya, aku dipanggil oleh ibu.

"Alya, ayo segera makan malam" ucap ibu
"Iya bu"

Aku meninggalkan buku itu di meja. Aku melangkahkan kakiku menuju meja makan. Ibu telah menyiapkan makanan yang banyak untuk makan malam ini. Ibu juga menyajikan piring ku berisi nasi, lauk, sayur dan segelas susu. Aku mulai menyantap hidangan lezat ini.

       "Alya, bagaimana sekolah mu? Apakah kau mendapatkan teman baru? Ayah menanyaiku
       " Iya yah, aku punyaa teman baru bernama Citra"
         "Oh baguslah belajar yang baik ya sayang"
         " Iya ayah"

Setelah kenyang aku berjalan menuju kamarku. Aku melirik kamar nenek yang terbuka. Terlihat buku tadi di atas meja dan kubawa buku itu menuju kamarku.
Kubuka buku itu namun goresan tangan di dalam buku ini dengan menggunakan pensil. Dengan teliti aku dapat membacanya.
      "Aku dapat melihat mereka yang bergelantungan, berterbangan maupun yang merintih kesakitan. Mereka ingin meminta pertolongan padaku. Mereka ingin menyelesaikan permasalahannya. Hal ini sangat menggangguku. Tapi hari demi hari ku lalui dan aku tidak lagi takut dengan mereka"

Kata kata di dalam buku ini membuatku merinding. Angin berhembus kencang lewat jendela serasa bulu kudukku berdiri. Aku melirik ke jendela kamarku. Ku lihat sesosok gadis berambut panjang duduk di ayunan depan rumahku. Aku mulai berfikir malam-malam begini siapa gadis yang berada di depan rumahku. Angin bertiup semakin kecang hingga membuat kertas kertas di dalam kamarku berterbangan. Kuraih kertas yang berada di bawah kasur dan kulihat arah jendela si gadis tersebut hilang entah kemana. Aku mulai merasakan ketakutan hingga aku memutuskan untuk tidur malam itu.
Esok hari ku mulai bercerita tentang kejadian semalam kepada sahabat ku Citra.  
            "Mungkin kau berhalusinasi"
            " Tidak Cit, ini benar benar nyata. Aku ingat gadis tersebut memakai gaun berwarna merah"
             "Jadi setelah kau mengambil kertas di bawah kasur, tiba-tiba gadis tersebut menghilang?
             "Iya"
             " Yasudah bel masuk akan berbunyi. Ayo segera duduk di bangku kalian masing-masing" Citra mengingatkan padaku.

Beberapa menit kemudian, bel pun berbunyi menandakan jam pelajaran telah dimulai. Kami mengikuti pelajaran dengan sangat baik. Tak terasa 8 jam pelajaran telah usai kini waktunya pulang. Dalam perjalanan pulang, aku melihat gadis yang semalam dihalaman rumahku. Dia melambaikan tangan kepadaku. Dengan detak jantung yang cepat aku tergesa-gesa berlari sekencang mungkin.
            " Alyaaaaaaaa"
Seseorang memanggilku. Ku lihat dari kejauhan gadis bergaun merah tadi. Gadis ini mendekati ku. Aku pun menatap muka nya. Dia memiliki paras rupawan yang sangat cantik. Anehnya gadis ini memiliki luka parah di perutnya. Aku merasa takut dan menjerit hingga aku pingsan di tempat.
Aku mulai membuka mataku. Kulihat ibuku menangis di depanku dan ayahku yang sedang menghiburnya.
              "Ibu....."
              " Alyaa, kenapa kau pingsan nak? Apa yang terjadi padamu?"
              "Tidak apa-apa bu, ini hanya lelah saja"

Setelah aku keluar dari rumah sakit aku menyandarkan tubuhku di ranjang kamarku.
            "Kumohon padamu jangan takut padaku" terdapat suara gadis di sebelahku. Aku membalik tubuhku dan terkejut melihat sesosok gadis tadi di depanku.
             " Kumohon pergilah dan jangan ganggu aku!"
             "Tidak, lihatlah mataku. Aku bukan hantu yang jahat"aku mulai membuka mataku perlahan ku tatap mata si gadis itu dan melihatnya.
             "Apa maumu?" Sahutku
             " Bisakah kau mendengar ceritaku dahulu?"
             " Iya baiklah"
Aku mulai mendengar ceritanya. Dia bernama Linda. Linda meninggal 2 bulan lalu karena bunuh diri. Dia menusukkan pisau di perutnya.
              " Tolong beritahu kedua orang tua ku agar mereka ikhlas atas kepergianku. Aku tidak ingin mereka menyesal atas perbuatanku.  
    
               "Baiklah, aku akan memberitahu kepada orangtuamu tetapi tidak sekarang Linda karena ini sudah larut malam"
                " Oke! Aku akan menunggumu. Rumahku ada di jalan manggis nomor 2. Aku pergi dulu"
                "Tunggu sebentar, bagaimana kau bisa tau bahwa aku dapat melihat kalian?"
                " Kulihat dari matamu"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 03, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Secret of Grandmother BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang