(i found you, baby)
.Raffael melangkah memasuki toko yang sedikit ramai dengan para pembelinya itu.
Suasana cukup nyaman untuk toko yang menjual berbagai macam bunga terkhusus bunga mawar merah yang tampak berjejer di sepanjang ruangan. Raffael berdeham, tersenyum ketika melihat seorang gadis yang tengah kerepotan membawa keranjang yang didalamnya terlihat bunga mawar.
Raffael berjalan mendekati gadis itu kemudian menabrakkan dirinya dengan sengaja. Alhasil gadis itu pun terjatuh begitu juga dengan bunga yang dibawanya tadi. Raffael pura-pura terkejut dan berusaha membantu memunguti bunga mawar bersamaan dengan gadis itu.
Dengan agak gugup gadis itu menatap Raffael, kemudian kembali memunguti bunga mawarnya.
"Maafkan aku nona karena menabrakmu" ucap Raffael sembari memasukkan bunga itu ke dalam keranjang.
Gadis itu menoleh dan tersenyum mengerti. "Tidak apa-apa, biar aku saja" ucap gadis itu.Bunga mawar itu membawa keberuntungan bagi Raffael. Bunga mawar merah yang berduri, batin Raffael.
"Ssshh" Raffael mengernyit mendapati perih dijari telunjuk nya. Dia tertusuk duri bunga mawar itu. Bukan tertusuk, tapi menusukkan jarinya sendiri.
Gadis itu teralih kepada jari Raffael yang mulai mengeluarkan darah. Dengan panik dia menatap Raffael cemas. "Kau berdarah, pasti karena tertusuk duri ini, sebentar aku akan mengambil plester" gadis itu berlari mengambil plester dan kapas di kotak p3k tak jauh dari sana.Gadis itu membawa Raffael ke tempat duduk dan mulai membersihkan darah yang mengalir dijari Raffael.
"Lukanya cukup dalam" gumam gadis itu. "tidak apa-apa" balas Raffael tersenyum aneh.
"Namaku Raffael" tambahnya lagi.
Gadis itu menatap Raffael sejenak dan kembali fokus mengobati jari Raffael.
"Aku Elisa" gadis itu pun berbicara.
"Maaf aku merepotkan mu Elisa, aku tidak melihatmu tadi, aku sibuk mengagumi dan bertanya-tanya siapa pemilik toko indah ini" Raffael mengedipkan matanya merayu.
Elisa hanya tersenyum.
"Sudah selesai" gumam Elisa.
"Apakah Anda ingin memesan bunga?" Imbuhnya. Raffael mengangguk "ya, aku dengar toko mu sangat menjunjung kualitas bunga yang ada disini dan aku tertarik untuk memesan banyak bunga yang dijual di toko mu untuk dekorasi pesta" mata Elisa berbinar
"bunga apa yang akan Anda pesan, saya akan mencatatnya dan mengirimkannya"
Elisa mengeluarkan buku kecil dari saku celananya dan bersiap menulis.Raffael nampak berfikir dan mengernyit "aku tidak tahu, bisakah kau membantuku untuk mencari bunga apa yang cocok untuk pestaku?" Elisa pun tampak berfikir dan tak ada salahnya membantu pria itu. urusan bunga dia adalah juaranya.
-
Raffael mengajak Elisa kesebuah restoran berbintang miliknya.
Elisa hanya diam dan sesekali menatap takjub akan keindahan restoran milik Raffael ini. Raffael mengajaknya makan malam disebuah restoran miliknya untuk membicarakan kerjasama dengan nya. Menurut Elisa itu wajar karena mereka akan membahas pekerjaan.Dengan sopan Raffael menarik kursi untuk Elisa dan kemudian duduk dihadapan gadis cantik itu. setelah memesan beberapa makanan andalan restoran nya ia pun menatap Elisa. "Eumm.. jadi aku akan mengadakan pesta dirumah ku, aku ingin dekorasi bunga yang bisa membuat pestaku itu terkesan romance tetapi classic. Menurut mu bunga apa yg cocok karena kau adalah spesialis nya" Raffael sedikit tertawa, membuat wajah nya tambah mempesona bagi Elisa.
Ya mempesona, sejak awal Raffael memang mempesonanya. Membuat Elisa sedikit gugup bertatapan dengan Raffael.
Elisa nampak berfikir "aku rasa dekorasi pesta Anda bisa menggunakan bunga andalan kami, bunga mawar, karena bunga mawar memberi kesan romantis dan juga klasik" Raffael tampak menyetujui keputusan Elisa dan bersamaan dengan itu pelayan pun membawakan menu andalan yang dipesan Raffael.
Elisa Langsung tergiur karena aroma manis yg bersumber dari menu itu. Tak sadar Raffael memperhatikan nya. Dengan senyuman misterius.
"Nikmatilah elisa"
Mereka pun menyantap hidangan itu dengan saling tertarik satu sama lain tanpa mereka sadari.
-
"Terimakasih untuk makan malamnya Raffael" ucap Elisa melambaikan tangannya kearah Raffael yang baru saja mengantarkannya pulang. Dibalas anggukan penuh senyuman Raffael.Sementara itu seseorang yg sedari tadi mengintip dari balik jendela pun keluar menghampiri Elisa.
"Siapa dia?" Elisa terkejut dan menoleh mendapati sahabatnya menatapnya dengan tatapan merayu. Elisa memutar bola matanya dan mendengus kesal.
"Berhenti menatapku seperti itu Qina,dia hanya patner kerja" Qina menyipit kan matanya tak percaya. "Patner kerja mengajakmu makan malam, eh?"
Elisa mulai kesal dan memilih mengabaikan sahabatnya itu dan pergi ke kamarnya diikuti oleh Qina yang sibuk menanyakan makan malamnya bersama Raffael tadi.
-
Raffael sudah berada di kamarnya, dengan amarah di ambilnya ponsel miliknya dan mulai menghubungi nomor yg tak asing lagi baginya."Bagaimana keadaannya hari ini?" Gumam Raffael tanpa basa basi dengan lawan bicaranya.
"tadi dia sempat berteriak-teriak seperti biasanya, tetapi sudah diberi obat penenang"
"Ok, aku akan kesana besok" balasnya cepat dan menutup telepon nya, seakan informasi dari lawan bicaranya itu merupakan luka yang tak sanggup ditanggungnya.Raffael mengepal tangannya erat, wajahnya muram. Kakaknya,daffa. kakak yang disayangi nya.
Yang sejak kecil selalu menjaganya dari apapun karena orangtuanya meninggal dunia.Hanya Daffa yang dimilikinya. Meskipun Daffa sering melarang hobby-hobby nya yang tidak bermoral, dia tetap kakaknya. Sampai kemudian Daffa mengalami gangguan kejiwaan. Membuat Raffael harus melihat Daffa yang dulunya selalu tersenyum sekarang berubah menjadi teriakan-teriakan memilukan untuk didengarnya. Hanya demi gadis tidak tahu diri, yang terlihat polos diluar. Mengkhianati Daffa yg sangat mencintai gadis itu sampai Daffa frustasi.
Raffael semakin mengepal jarinya hingga buku-buku jarinya memutih.Tenang kak aku akan membalaskannya, batin Raffael tersenyum licik.
* Jangan lupa follow dan baca terus my stories😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped in the love
RomanceCinta? menurutku cinta adalah karma karna sejak aku membencimu aku semakin mencintaimu. -Raffael Cinta? menurutku cinta adalah anugerah, karena tak henti aku bersyukur telah mencintaimu -Elisa