-
-
-
-
-
JDRRAARRD!!!
Ratusan atau bahkan mungkin ribuan sambaran petir merah menghujam Kinal yang masih berada di dalam bola plasma merah milik Anin. Seluruh sisi dalam bola plasma tersebut mengeluarkan sambaran sehingga sangat kecil kemungkinan bagi Kinal untuk melarikan diri. Lain halnya dengan Anin. Entah kapan ia bergerak, namun saat ribuan petir menyambar Kinal, ia telah berada di luar bola plasma tersebut. Memperhatikan Kakak seniornya yang dihujani ribuan sambaran.
“Kenapa, Kak Kinal?” gumam Anin sambil masih memperhatikan Kinal yang dihujani sambaran petir di dalam bola plasmanya.
DRRUUASHH!!!
Ledakan cahaya biru pecah dari dalam bola plasma merah milik Anin. Membuatnya benar-benar terkejut kali ini. Ia melangkah mundur perlahan. Jantungnya berdegup begitu kencang. Ia sadar, dan ia tahu bahwa pertarungan sesungguhnya baru akan dimulai.
“Haha… ini dia…” gumam Anin.
“Sadarlah!” geram Kinal yang tiba-tiba berada di belakang Anin.
BUAKK!!!
Tinjunya yang dikelilingi akar-akar petir biru berhasil mendarat dengan telak di wajah Anin. Membuat Anin terlempar cukup jauh.
“Cih! Ternya---“
ZZRRSSHH!!!
Dua buah tombak petir yang meluncur dengan cepat ke arah Anin membuatnya tidak dapat menyelesaikan kalimatnya, ia harus menghindar cepat-cepat ke sisi yang lain. Tapi sepertinya, sisi yang lain pun tidak cukup aman baginya untuk menghindar karena sesuai dengan gerakan tangan Kinal, pilar petir biru menyambar dari langit dan dengan cepat menghujam Anin yang baru saja menghindari serangan tombak petir Kinal.
“Serangan beruntun? Masih belum cukup!” seru Anin yang berhasil berlindung dari hujaman pilar biru dengan kembali mengurung dirinya di dalam bola plasma merah.
“Kalau begitu ini!” seru Kinal kembali menembakkan pilar petir biru dari kedua tangannya.
JDDRRSSSHH!!!
“Masih menggunakan cara yang sama?” cibir Anin.
SRRASSHH!!!
“Tentu tidak.” ujar Kinal yang tiba-tiba muncul di tengah-tengah pilar petir yang ditembakkannya.
Belati di kedua tangannya berhasil menembus bola plasma merah milik Anin, dan tanpa menyianyiakan kesempatan, Kinal langsung membelah bola plasma tersebut. Membuka ruang untuk mendaratkan pukulannya yang telah diselimuti percikan listrik di sekitar tinjunya.
“Sadarlah, Anin!”
BUAGH!!!
Kembali, pukulan Kinal mendarat telak di pipi Anin. Membuat bola plasma yang terbelah menjadi pecah tak berbekas. Juga membuat Anin terhempas menghujam tanah dengan sangat cepat. Menimbulkan bunyi berdebam yang sangat keras.
“Kakak yang seharusnya sadar. Lihatlah sekitar.” Ujar Anin pelan sambil meringis menahan sakit.
Bola-bola plasma merah sebesar kepalan tangan Anin melayang di sekeliling Kinal. Bergerak melayang perlahan dengan serabut-serabut listrik yang bercicit seperti burung yang mengelilingi setiap bola plasma tersebut. Kinal yang terkejut mendapati dirinya dikelilingi oleh bola-bola plasma tersebut, berusaha melarikan diri ke tempat yang lebih jauh.
“Terlambat.” Ujar Anin yang mulai bangkit berdiri.
Trak!
BUUM!!!Satu jentikkan dari Anin, seluruh bola plasma yang melayang mengelilingi Kinal meledak secara bersamaan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Season 2 Hunted (Completed)
FanfictionCerita ini lanjutan dari season 1 nya yaitu "TOP HUNTER". Disarankan untuk membaca season 1 nya agar jalan ceritanya tidak membingungkan untuk anda.