Without you i feel broke
Like i'm half of a whole
Without you i've got no hand to hold
Without you i feel torn
Like a sail in a storm
Without you i'm just a sad song(—We the kings, Sad song.)
***
Kania bersenandung lirih seolah turut merasakan apa yang dirasakan pencipta lagu dalam lagunya tersebut.
Sedetik kemudian ia menoleh menatap James, yang kini menjabat sebagai pencuri sekaligus pemilik hatinya seraya bersandar padanya.
"Without you i feel broke nanananana..." kata Kania menyanyikan sepotong lirik lagu tersebut dengan lantunan nada yang indah."Jadi kalo gak ada gue, lo—broken broken gitu ya? Yaelah Kan, Kaniaa kita masih bisa jadi sahabat, you'll mine and i'll be yours" kata James seraya merangkul pacarnya yang emang direbutin cowok cowok.
Kania hanya terdiam seraya terus menyanyikan lagu tersebut dalam diam, benar-benar hening, Kania tau sangat tau keadaan nya dengan pacarnya mengalami keretakan meskipun orang melihat mereka gak ada apa-apa dan kini, yang Kania butuhkan hanya Kelvin, hanya kakaknya.
"Eh gue pulang duluan ya maaf ya Kan" kata lelaki berperawakan tinggi seraya menghindar dari senderan Kania.
"Ah iya hati-hati ya" fix hubungan mereja gapernah se-canggung ini, ini semua karena...gak tau karena apa, seolah alam ingin mereka berpisah dengan semua rasa yang telah mereka kumpulkan untuk membangun sebuah cinta ini.
Kania menelpon kakaknya seraya terus menatap langit yang seolah merasakan apa yang kini Kania rasakan, Complicated. Kesal, marah, kecewa , sedih, kenapa sih? Kelvin pengen besok, hubungan ini berakhir. Gatau, gatau kenapa harus besok? Kenapa gak sekarang biar sekalian hancur hati ini? Kenapa harus berakhir kalau pernah mengawali.
Langit mendung, gelap , petir dan—geledek tentunya.
"Thanks Sweety Jammy" Kania tampak ingin sekali menggebrak meja dan memecahkan jendela
Arrgh—gak, Jams gaboleh ngeretakin benda rapuh bernama hati ini Arrgh inget Kan, inget Kania, lo bukan anak cemen yang diputusin pacar nangis garuk garuk aspal. Gumam Kania seraya menguatkan dirinya
"Iye halo apaan sih Kan? Lo udah pulang?" kata Kelvin kakaknya.
"Udah dari tadi sayang astaga vin.... Gue ngesms sejuta kali kagak dibaca?" kata Kania seraya terus bersabar.
"Oh iya hehe gue lupa gue ada kencan sama Galena hehe sana pergi pulang sendiri awas lo ya jangan mampir ke club hehe dadah dede sayang" kata Kelvin langsung menutup telponnya
Kania masih terus merutuki kelakuan Kelvin yang gapernah berubah 'Segalanya tiba-tiba' gak pernah ngabarin kan kalo gitu tadi bisa numpang ke temennya. Temen apa temen hayo? Enggak sih emang cuman temen.
Kania mau mati rasanya karena kini makhluk laknat itu, alias James datang lagi.
"Kok lo balik lagi?" tanya Kania pura-pura tersenyum.
"Jadi gamau gue balik lagi?" candanya yang sama sekali gak lucu. Tapi ya Kania mah ketawa aja kan kasian udah mah besok jadi mantan tapi masih aja judes.
"Eh bukan gitu—"
"Iya iya gue tau Kania, yuk ah udah pulang bareng gue" katanya tiba-tiba. Ya, tiba-tiba, tiba-tiba ngebelah dua jantung dan paru paru Kania secara perlahan. Pelan, namun sakit.
"Atas dasar apa lo nganter gue pulang?" kata Kania tetap terlihat senyan-senyum biar keliatan gak ada yang rapuh diantara semua organnya, karena organ rapuhnya terlapis oleg tebalnya kulit , ya hati!.
"Atas dasar perpisahan! Ya enggaklah yakali, gue bakal ada di samping lo meski nanti gue bukan siapa-siapa lo lagi" katanya berhasil membuat gadis itu ingin kentut dihadapan wajah yang besok pagi sudah bukan pacarnya lagi.
Kania tersenyum sekilas lalu mengangguk, lagian juga udah sore, dan ujan makin deres, jadi ya gak ada salahnya dia numpang mobil Jams.
yaudah lah yah untuk terakhir kalinya James berhasil mematahkan hati gue dan berhasil bikim gue lembek, tapi nanti gue yang bikin hatinya lembek.
Ia jadi teringat Kelvin, satu-satunya cowok yang Kania sayang di dunia ini.