8

121 36 31
                                    

"Kalau ada jiwa orang lain masuk ke dalam raga lu terus apa yang akan terjadi selanjutnya?" Nata bertanya dengan wajah yang penasaran.

"Gua gatau persis sih apa yang bakal terjadi selanjutnya, cuma—" Nevin berhenti berkata ketika suara ponsel Nata berbunyi.

Nata melirik Nevin lantas meraih ponselnya di dalam clutch nya.


From: Fafa

Nat gua boleh nelpon lu ga?


Baru saja Nata menutup chat Fafa tanpa mau membalasnya dan satu panggilan dari Fafa muncul di layar ponselnya.

Nata berdecak hendak menyentuh icon merah di layar ponselnya tapi ucapan Nevin membuat tangan Nata mengurungkan niatnya untuk menolak panggilan Fafa.

"Angkat aja. Siapa tahu penting. Ck." Nevin menoleh sekilas.

Akhirnya Nata menjawab panggilan Fafa.

"Apaan?"

"Uceeeet jutek banget elah Nat. Salam dulu kek."

"Selamat sore. Ada yang tidak bisa saya bantu?" Bukan berkata ramah, Nata justru berucap dengan sangat datar.

"Abang lu abis wisuda kan? Gua mau ucapin selamet ke Abang lu hehe. Salam ya Nata calon adik iparkuuu."

Nata memutar kedua bola matanya, "Lu nelpon gua cuma mau bilang itu?"

"Iya hehe."

"Sumpah lu ganggu banget. Bener-bener pengganggu sejati tau ga?"

"Yang penting lu ga marah sama gua. Maapin gua tempo hari ya Nat."

Nata teringat kejadian tempo hari di cafe bersama Fafa.

"Gimana mungkin gua bisa marah lama-lama sama sahabat gua yang bawelnya macam lu?"

"Ah ga usah memuji gua berlebihan gitu deh." Nata tahu, di sana pasti Fafa sedang mesem-mesem ga jelas.

"Dimana letak pujian di kalimat gua?"

"Gausah mengelak gitu deh adik ipar haha."

"Abang gua udah punya pacar. Ga usah jadi pho."

"Selama janur kuning belom melengkung masih ada kesem—"

"Btw gua sibuk. Bye."

Nata memutus sambungan panggilan Fafa lantas memasukkan kembali ponselnya ke dalam clutch nya.

"Berapa lama lu temenan sama dia?" Nevin angkat bicara.

"Dari zaman SMA. Kenapa?"

"Hebat. Dia kuat sama lu yang super jutek."

"Makasih loh." Nata tidak tersinggung di bilang jutek. Karena kenyatannya memang begitu.

Nevin menoleh dan tersenyum, "Perlu gua lanjut ga ceritanya?"

Nata mengangguk.

"Gua rasa kalau ada jiwa orang lain yang masuk ke raga gua dan betah ada di dalem tubuh gua berarti gua ga bisa balik lagi ke tubuh gua. Dan meskipun raga gua hidup, Nevin yang bener Nevin akan mati. Karena bukan lagi gua yang ada di dalam tubuh gua sendiri, melainkan orang lain."

"Terus jiwa lu yang sekarang ada di samping gua nantinya gimana? Bakal tetep ada atau?"

"Mungkin gua akan bener-bener mati. Atau mungkin engga. Entahlah, gua sendiri juga gatau."

LUCID DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang