Jika ditanya apa yang paling Autumn benci, maka jawabannya ada dua.
Pertama, Winter yang akhir-akhir ini suka menggodanya dan
Kedua, jam pelajaran terakhir di hari Jum'at yang diisi oleh pelajaran Biologi Lintas minat.Dengan guru yang sebelas dua belas dengan guru Sosiologi mereka, anak-anak kelas Dua belas-Sosial-Dua tengah berusaha menahan rasa bosan yang melanda ketika guru Biologi mereka-Pak Suratman- tengah menjelaskan pelajaran.
"Itu guru ngomong apa kumur-kumur sih?" Ujar Jibran pelan yang duduk dibarisan yang bersebrangan dengan Autumn
Gadis itu segera melempar tutup pulpen miliknya mengenai kepala pemuda yang tengah menggerutu dan hendak membuka mulut untuk mencari masalah dengan sang guru.
Tapi Autumn berhasil menghentikkan, karna pemuda itu sekarang tengah mengaduh karna tutup pulpen Autumn berhasil mengenai ujung mata kanan Jibran.
"Heh beruk, ngapain ngelempar-lempar?" Ucap Jibran pedas seraya melotot menatap Autumn.
Dan Autumn menatapnya dengan pandangan Jangan-coba-cari-masalah-lagi.
Sedangkan Jibran hanya menjawab dengan cengiran tanpa dosa yang membuat Autumn ingin mencekik pria berkulit hitam manis itu."Please Bran, jangan buat gue ikut keseret kayak kasus pak Wondo waktu itu" ujar Autumn pelan sembari memandang Jibran dengan tatapan memelas.
"Lho? Gue kan ngga minta lo bantuin gue waktu itu" jawab pemuda itu dengan enteng
Kali ini, Autumn hendak melempar tempat pensil kearah Jibran, tapi pemuda itu sudah tau bahwa wajahnya terancam dan lebih dulu mengalihkan topik pembicaraan sebelum Autumn benar-benar mengamuk.
"Exart gimana?"
Autumn mendengus, "Topik yang bagus," ujarnya dan menaruh kembali tempat pensil di meja, "97% semuanya beres. Minggu depan, tanggal 7, EO dateng kesini" lanjut gadis itu
Jibran mengangguk-ngangguk, lalu memutar kursinya menghadap Autumn tanpa memperdulikan fakta bahwa Pak Suratman bisa saja memergoki mereka yang tengah mengobrol.
"Trus guest star?" Tanya Jibran antusias.
Autumn bahkan sudah melupakan fakta bahwa tadi ia menyuruh Jibran tak ber-ulah dan kini malah ia dan pemuda itu tengah membuat ulah dengan bergosip tanpa memperdulikan sekitar.
"RAN sama Isyana udah taken kontrak tuh. Your twin doing his job very well" kata Autumn sambil terkekeh
Jibran menarik bangkunya agar lebih dekat dan lebih leluasa berbincang dengan gadis musim gugur itu, ia bahkan tidak memperdulikan teriakan Daren yang kesal karna kepalanya menutupi pandangan pemuda itu ke papan tulis.
"Pengisi acara sama bazar-nya?"
Autumn yang tidak tega dengan Daren segera mendorong kursi yang di duduki Jibran ketempatnya semula, dan ia segera pindah ke bangku sebelah pemuda itu yang seharusnya di duduki Gani.
"Daftar udah ada ditangan gue sama Raka, tadi gue, Raka sama Winter udah rapat buat rembukkin ini. Tapi Winternya ngga fokus dan karna itu, Raka ngamuk" jelas Autumn sembari mengusap wajahnya kasar.
"Ngga fokus gimana?" Tanya pemuda itu sembari menopang wajahnya dengan satu tangan
"Pas gue sama Raka presentasi, Winter-nya ngelamun-"
"Gila! Pantes aja tadi pas istirahat Raka ngga mau ngomong sama sekali anjir. Gue sama Biru sampai tercengang" sembur Jibran semangat
"Padahal baru kali ini gue liat Raka seserius ini untuk hal yang menyangkut osis!" Lanjutnya dengan tak sabaran
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter
Teen Fiction-C o m p l e t e d Dia Winter. Si genius yang paling genius di Iris High School. Juga ketua osis kebanggaan guru. Si dingin yang paling dingin tetapi selalu dipuja oleh para wanita. Dia Winter. Winter Mahesa Dirga. Si ambisius yang gelap mata akan c...