Luna ~ 1

8.3K 247 6
                                    

Guys ini ceritanya aku ubah ya, hanya mau memperbaiki kalimat yang gak bagus biar kalian paham sama alur ceritanya.


🐾🐾🐾

Alarm berbunyi tepat di angka 6 pagi. Ditambah kicauan burung seakan-akan mengingatkan Luna untuk bangun. Dengan malas Luna beranjak dari kasur, merapikan kasur nya lalu mandi.

Hari ini adalah hari pertama Luna sekolah. Setelah libur semester yang lumayan lama hingga membuat dirinya bosan dirumah terus. Mungkin beberapa orang menyukai hari libur, tapi tidak dengan Luna. Bahkan, dia ingin sekolah terus daripada sehari di rumah, rasanya seperti di neraka.

Setelah selesai mandi, Luna bergegas berpakaian, menyiapkan peralatan sekolah lalu menyapu kamar. Hari ini dia ingin cepat berangkat ke sekolah. Luna tidak sabar ketemu sama dua sahabatnya yang super duper rempong.

"Akhirnya sekolah juga." Ucapnya senang. Setidaknya dia bisa bebas dari pada di rumah terus menerus.

Setelah selesai semuanya, Luna membawa tas nya lalu turun ke bawah. Sarapan pagi sebelum berangkat sekolah, kalau lupa, bisa pingsan dia di sekolah.

Semoga aja hari ini tenang. Batin Luna. Perlahan Luna turun dari tangga, menuju meja makan.

Sesampainya di meja makan, Luna langsung duduk dan makan. Untung saja belum ada orangtua dan saudaranya di sini. Mungkin mereka belum bangun. Dan Lia harap semoga pagi ini tidak ketemu dengan mereka.

"Tumben non berangkat cepat." ucap salah satu pembantu di rumahnya.

"Hari ini pertama kali sekolah bik. Mau berusaha hari ini baik-baik saja tanpa keributan." jawab Luna.

Dengan cepat Luna mengoleskan selai strobery kesukaannya ke sehelai roti, lalu memakannya. Dia harus berangkat cepat agar tidak ketemu dengan penghuni rumah lainnya. Luna tidak mau pagi ini hancur karena mereka.

Setelah selesai makan, Luna mengisi air minumnya ke dalam botol minum, lalu membawa bekal. Uang sakunya sudah mulai menipis. Dan kalaupun Luna minta sama orang tuanya, jarang dikasih. Sekali dikasih cuma sedikit. Jadi Luna harus membiasakan diri hemat, menabung uang agar bisa pergi dari rumah ini. Belum lagi nanti uang pergi-pulang naik angkot.

Setelah semuanya beres, Luna lamgsung berangkat ke sekolah. Tidak lupa pamitan dulu sama bibi tadi. Hanya dia pembantu yang paling tua dan udah lama bekerja di rumah Luna.

Luna melirik jam tangan nya. Sudah jam setengah tujuh. 30 menit lagi gerbang sekolah ditutup. Udah hampir 15 menit Luna berdiri di depan gerbang rumah sambil nunggu ojol datang.

Luna mendengar suara saudaranya dari arah rumah. Pasti mereka bentar lagi mau berangkat sekolah. Luna harap nereka tidak melihatnya.

"Mom, dad, Merry pergi dulu ya."

"Yaudah, hati-hati di jalan sayang. Jangan ngebut. Jerry, antar adek kamu ke sekolah."

"Baik mom, dad. Uang saku mana?"

"Anak satu ini, kalau uang saku cepat minta. Ini." mom merogoh saku nya. Mengeluarkan 3 lembaru uang warna merah.

"Yess. Makasi mom. Love you."

"Love you too."

Mendengar suara mereka membuat Luna iri. Sudah lama Luna menginginkan perhatian dari keluarganya. Tapi tidak ada seorang pun yang peka terhadapnya. Hanya persoalan sepele Luna jadi diasingkan seperti ini.

Setetes air mata pun jatuh membasahi pipi nya. Ternyata Tuhan tidak mengabulkan doa nya. Hari ini, tepat hari senin, hari nya pun hancur.
Panjang umur, ojol pesanan Luna pun akhirnya datang. Luna pun langsung naik dan menyuruh abang ojol untuk segera berangkat. Luna tidak ingin berlama-lama di sini. Bisa bengkak mata nya karena menangis sendirian.

Tanpa sadar Jerry melihat Luna yang baru saja berangkat naik ojol. Perasaan nya sebagai abang pun tersentuh, melihat sang adik yang merasa terasingkan di rumah ini. Tapi apa daya, dirinya tidak bisa melakukan yang terbaik buat adiknya.

"Sudahlah bang, tidak usah melihat anak sial itu. Sekarang kalian berangkat, belajar baik-baik. Buat mom dan dad bangga karena prestasi kalian." ujar sang ibu yang kedapatan anaknya melihat Luna pergi.

***

Sesampainya di sekolah, Luna langsung pergi ke kamar mandi. Perbaiki riasan pada wajahnya karena tadi menangis. Setelah itu dia mencari keberadaan dua sahabat rempongnya.

"LUNAAAA." teriak dua sahabatnya. Luna balik badan dan mendapati dua sahabatnya yang berlari ke arahnya.

"Kangen banget ya sama gue, sampe hampir jatuh gue karena kalian." ucap Luna ke dua sahabatnya.

Oh ya, kenalin, ini dua sahabat yang udah nemani dari kecil sampai sekarang. Rumah sekomplek, dari Sd bareng, Smp juga hingga Sma juga. Hanya saja kadang kelas terpisah. Namanya Dita dan Fitri. Mereka yang selalu ada. Kadang kalau Luna kabur dari rumah nginapnya antara di rumah Dita atau rumah Fitri.

"Ya kita kangen lah. Coba lo pikir deh Lun, rumah dekat, tapi serasa jauh.
Lagian kalian ngapain aja selama liburan? Beternak ayam? Atau bertelur? Hibernasi? Atau semedi demi kulit glowing? Libur hampir sebulan gapernah ketemu." gerutu Dita panjang lebar.

"Nah iya betul ini. Gapernah ketemuan." tambah Fitri.

"Hehe yauda kan sekarang udah ketemu. Yauda yuk kita liat mading, moga aja kita bertiga sekelas." ajak Luna.

Mereka bertiga pun berjalan menuju mading kelas. Dan ternyata mading itu udah dikerumuni para siswa yang ingin tahu kelas baru nya dimana.

Mereka mengecek nama mereka dari kelas XI IPS 1-4, dan ternyata nama Luna dan Dita ada di daftar kelas XI IPS 2, sedangkan nama Fitri terdapat di XI IPS 3.

"Yah, gue kok pisah lagi sama kalian, ihh sebel gue." gerutu Fitri, tidak terima karena kelasnya pisah lagi sama dua sahabatnya.

"Yaudah gausa sedih. Ntar kan kita ke kantin bareng. Kelas kita bersebelahan kan?"

Dan mereka pun pergi meninggalkan mading itu lalu menuju kelas mereka masing-masing.

TBC

LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang