Ps: ini karya pertama jadi maaf kalau jelek.
*Happy Reading*
***
".....karena setiap orang punya luka yang berbeda , begitupun cara mereka menghadapinya , maka tak salah bukan jika di ceritakan ?"
Dari kejauhan terlihat seorang wanita yang setengah berlari dengan tas yang diangkatnya keatas kepala,untuk melindungi tubuhnya dari tetesan hujan yang semakin deras,tidak membantu memang karena tubuhnya tetap saja basah ,tapi melihat tempat yang ditujunya sudah dekat ia mencoba berlari lebih cepat tidak peduli pada genangan airyang ia injak dan menciprati celananya .
Wanita itu masuk ke dalam gedung yang bertuliskan "RUMAH SAKIT HAVANA" . Wanita itu mencoba Mengabaikan tatapan aneh dari orang yang melihatnya berlarian dengan keadaan bisa dibilang cukup berantakan "Well,masa bodoh " pikirnya sambil terus berlari menuju ruangannya di lantai dua .
Begitu sampai di ruangannya ia buru-buru mengganti pakaiannya, lantas mematut dirinya di cermin, memperbaiki tatanan rambutnya dan memoleskan lipstick berwarna peach di bibir mungilnya "perfect" ujarnya sambil tersenyum ,ia beralih mengambil high heels favoritenya dari bawah kolong meja dan terakhir ia mengenakan jas putih kebanggannya yang di jas itu terdapat name tag bertuliskan Dr. Arisha Ghania Shareen M.kes,Sp.THT .
Ya.. Wanita itu seorang Dokter , salah satu wanita beruntung di dunia ini yang bisa meraih gelar spesialis diusia yang terbilang cukup muda,parasnya yang cantik,kepribadiannya yang baik tak jarang membuat orang mengaguminya ,orang pasti berfikir hidup seorang Arisha sangatlah sempurna ,sungguh ia wanita yang bahagia, benar .. terkadang Arisha merasa cover hidupnya dibungkus dengan rapi bahkan sangat rapi karena ia terlihat begitu memiliki hidup yang berwarna yang nyatanya tidak ,dia hanya terus ada di satu warna yang sama dan mengulang-ulang siklus hidup yang monoton.Mungkin lebih baik begini ,orang tak perlu tahu apa yang telah di lewatinya hingga tiba di titik ini ,terkadang takdir begitu kejam,Arisha hanya ingin menikmati saat ini,namun sesekali ia harus menoleh ke belakang hanya untuk memastikan bahwa ia mampu bertahan.
&&&
Dengan terburu-buru Arisha masuk ke sebuah ruangan tempat di adakannya rapat, di dalam sudah banyak orang tapi untunglah ia belum terlambat ,itulah alasan kenapa tadi pagi ia berlarian seperti orang gila ,ia tidak ingin terlambat mengikuti rapat dan itu tidak akan pernah terjadi . Arisha bernapas lega dan duduk di kursi yang sudah di sediakan ,orang di sebelahnya menoleh ,menghentikan aktivitasnya membaca sebuah buku yang entah berapa ratus halaman di dalamnya saking tebalnya , wanita berkacamata itu mengernyit dan memperhatikan Arisha seolah-olah Arisha Adalah makhluk asing yang baru dilihatnya .
"Ngapain lo liatin gue kayak gitu?" Tanya Arisha tak menggubris tatapan aneh itu .
"Lo Arisha kan ?gue gak percaya lo hampir telat " wanita itu berujar sambil memeperbaiki letak kacamatanya yang agak melorot.
"Gak usah lebay , yang penting gue gak telat " jawab Arisha cuek sambil menutup matanya ,ia hanya ingin istirahat sejenak setelah olahraga 'lari' tadi pagi,tapi sepertinya menutup matanya saja tidak cukup ia merasa kepalanya agak pening,wanita di sebelahnya masih memperhatikan Arisha .
"Ris lo gak apa-apa kan?" tanya wanita itu lagi dengan nada khawatir.
"Gak papasih ,Cuma agak pening gitu" Jawab Arisha Lemah .
"Lo istirahat aja deh ,gak usah ikut rapat ,lagian rapatnya gak penting-penting banget ". wanita di sebelahnya berujar tanpa beban .
"Gue gak apa-apa kok, gue masih bisa ini dan ingat gue gak pernah absen rapat ya" kata Arisha mencoba menahan pening dikepalanya yang makin menjadi."pasti efek kena hujan " pikirnya .
YOU ARE READING
MONOCHROME
Short Story"....Karena setiap orang punya luka yang berbeda , begitupun cara mereka mengahadapinya maka tak salah bukan jika di ceritakan ?"