Kinta's pov
Aku terbangun dari tidurku yang memang tidak begitu nyenyak. Entah mengapa aku merasa ada yang tidak enak dari semalam. Seperti ada sesuatu yang tidak beres hari imi.
"Kak Kinta.. kak..!" Teriak adikku, Syifa, dari balik pintu kamarku. Mendengar teriakan adikku yang bernada kurang enak itu, aku pun cepat-cepat membukakan pintu untuknya.
Ku lihat wajah adikku yang panik napasnya pun terengah-engah .
" Ada apa Fa? Kamu kenapa pagi-pagi kelihatan panik begitu?" Tanyaku.
" Itu kak.. Kak Rian, Kakk..!"
" Kak Rian kenapa fa? Kamu kalo ngomong jangan setengah-setengah, to the point aja. Jangan buat kakak ikut panik."
" Tadi Syifa angkat telepon dari mamahnya Kak Rian, sekarang Kak Rian lagi di rumah sakit kak. Semalem kecelakaan." jawab adikku. Sejenak jiwaku melayang entah kemana hingga balik lagi ke raga. Perasaan campur aduk. Kaget,sedih,panik,takut bercampur menjadi satu. Tanpa berpikir panjang lagi aku pun segera berjalan ke bagasi rumah untuk mengambil motorku dan segera melaju ke rumah sakit dengan keadaan yang belum mandi hanya menggosok gigi dan membasuh muka saja aku juga belum sempat tersenyum untuk hari ini. Seribu pertanyaan muncul dalam benakku, bagaimana kondisinya? Kecelakaan antara apa dan apa? Dan banyak lagi pertanyaan yang jelas aku tidak tahu jawabannya. Dalam hati, aku terus berdoa semoga Rian tidak apa-apa, semoga tidak parah dan dalam kondisi baik. Jarak rumah sakit dari rumahku lumayan jauh, sekitar 10 km. Tidak peduli jauh dekatnya satu inginku bertemu dengan Rian dan melihat keadaannya.Sesampainya di rumah sakit, aku bergegas ke ruang rajawali tempat Rian dirawat. Aku membuka pintu dan betapa terkejutnya ketika kulihat Rian sedang ditemani seorang gadis yang sepertinya tak asing bagiku.
" Cika." Panggilku yang ternyata mengagetkannya
Seketika Cika terlihat gugup ketika melihat keberadaanku.
"Emmm.. Iya. Aku kesini cuma mewakili teman-teman ingin tahu keadaan Rian. Soalnya tadi dia tidak masuk sekolah karena kecelakaan. Kamu kesini dengan siapa?" Ujar Cika
"Sendiri nih" Jawabku
"Rian aku pulang dulu ya. Nanti aku kabarin teman yang lain tentang kondisi kamu saat ini." Ujar Cika kepada Rian yang masih lemas.
Kemudian Cika berlalu dengan sedikit menyunggingkan senyum yang agak dipaksakan.
Cika adalah teman sekelas Rian dan aku tahu bahwa selama ini Cika menyimpan perasaan pada Rian. Tapi aku percaya, Rian tidak akan pernah meninggalkanku untuk wanita ini. Aku bersikap biasa saja ke Cika dan teman wanita Rian yang lain karena aku lebih percaya Rian. Percaya bahwa Rian sanggup menjaga perasaanku dan tidak akan berpaling untuk sang penggoda.Betapa senangnya aku telah melihat keadaan Rian sekarang. Aku menatapnya dan dia membalas tatapanku dengan senyum manisnya yang memang telah aku rindukan.
Knapa si bisa kek gni? Kamu sih ga hati-hati! Jam berpaa terjadi? Yang bawa kamu ke rumah sakit siapa? Kok ak baru dihubungin tadi pagi dan bla bla bla pertanyaan yang belom sempat terjawab.
" Yaampun kamu nanya apa mau intrograsi si Kinta." Timpalnya
" Iya ga perlu dijawab deh yang penting kamu cepat sembuh ya. Biar kita bisa belajar bareng lagi, ketawa ga jelas di jalan waktu naik motor, ke carfriday lagi beli jajan, bahkan jalan ke mall yang hanya ingin cuci mata aja, yang paling aku rindukan yaitu main basket walaupun kamu kalah terus." Celotehku tanpa jeda yang akhirnya aku beri ledekan juga.
"Haha.. kamu ini. Masih sempet-sempetnya ngejek." Disertai tawa Rian yang saat ini memang aku nantikan.Tinggalkan voment sebagai semangatku untuk update:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Woman
RomanceJangan lupa vote sebagai bentuk suport Anda terhadap karya saya😉 Kesabaran seorang gadis terhadap kekasihnya yang mulanya manis kini mulai pahit dan sepah. Seakan kehilangan arah dan tujuan hingga akhirnya bisa bangkit lagi. Bagaimana ya crtanya...