Siang itu Hinata tampak berlari dengan terburu-buru menyusuri trotoar jalanan yang ramai tanpa memperhatikan sekelilingnya. Langkahnya kemudian terhenti di depan sebuah kantor agen penyedia jasa pengasuh ternama di Tokyo. Agen Pengasuh Nakama.
Hinata sudah memasukkan lamarannya kepada agensi tersebut beberapa minggu lalu sejak ia berhenti sebagai guru taman kanak-kanak. Hari ini adalah panggilan pertama untuknya. Namun Hinata sudah terlambat dari waktu yang di janjikan karena sebelumnya ia harus menemani putri keluarga Yamanaka --salah satu tetangga di lingkungannya-- yang sempat dititpkan kepada Hinata.
Itulah pekerjaan Hinata sementara menunggu panggilan dari agensi; menjadi pengasuh freelance. Saat ini Hinata berusia 20 tahun. Ia berasal dari kota kecil bernama Ichinomiya di perfektur Chiba namun hidup mandiri di Tokyo. Dulu Hinata dan temannya, Tenten, bekerja sebagai guru di taman kanak-kanak. Setelah sekolah tersebut kemudian ditutup tanpa alasan yang jelas, Tenten memilih kembali ke Ichinomiya atas permintaan orang tuanya untuk membantu usaha keluarganya berupa sebuah kedai yang memproduksi dan menjual tofu, sementara Hinata tetap bertahan di Tokyo.
Hinata sendiri sebernarnya sudah diminta oleh kedua orang tuanya untuk kembali ke Ichinomiya, namun gadis itu bersikeras untuk menetap di Tokyo. Dengan alasan uang yang di hasilkannya disini jauh lebih banyak ketimbang jika ia tetap tinggal di Ichinomiya.
"Maaf saya terlambat...!!" Ucap Hinata begitu membuka pintu kaca kantor agensi tersebut. Napasnya masih tampak terengah-engah.
Pemilik agensi, Tsunade Senju -- wanita paruh baya, namun masih terlihat sangat muda dengan dadanya yang terkesan err... yaaah.... begitulah-- menatapnya dengan tajam. Ia menggerakkan telunjuknya, meminta Hinata mendekat.
"Aku... aku... hhhh...," Hinata masih berusaha mengatur napasnya saat berjalan menghampiri Tsunade.
"Hinata-san, perkenalkan ini Sakura-san, orang yang meminta kami menghubungimu," kata Tsunade tidak membuang waktu.
"Salam kenal," Hinata membungkuk ke arah wanita muda yang ada di hadapannya.
Wanita tersebut tampak anggun dan sangat rapi. Ia mengenakan baju kantoran berupa rok sepan di atas lutut berwarna coklat tua dan blazer dengan warna putih serta blus hitam. Usianya mungkin sekitar akhir 20-an atau awal 30-an.
Ah! Wanita karier yang ingin memintaku mengasuh anaknya, pikir Hinata.
Biasanya para wanita karier yang tidak punya banyak waktu tersebut, lebih memilih wanita yang sudah tua untuk mengasuh anak mereka. Meminta yang lebih berpemgalaman. Tapi sepertinya tidak begitu dengan ibu muda yang satu ini.
Tsunade lantas meninggalkan Hinata dan Sakura berdua saja, memberi mereka waktu untuk berbincang-bincang.
Hinata duduk di hadapan sakura dengan berdebar-debar. Ia menarik-narik roknya dengan gugup menghadapi wawancara pertamanya semenjak ia berhenti bekerja menjadi guru. Wanita bernama Haruno Sakura itu mengamati Hinata dengan lekat sebelum kemudian mulai bicara.
"Hinata-chan, apa begitu kau biasa di panggil? Tidak apa-apa kan aku memanggilmu seperti itu? Aku memintamu datang karena aku membutuhkan tenagamu." Pandangan Sakura beralih pada dokumen profil yang ada di tangnnya."Dari profil yang kau tulis, kau orang yang sabar, menyukai anak-anak, juga mampu melakukan pekerjaan rumah. Benar? Kau juga bisa memasak? Bisa lebih kau jelaskan mengenai dirimu?" Tanyanya memberondong tanpa menunggu jawaban Hinata atas pertanyaan-pertanyaan sebelumnya.
'Tampaknya, ia tipe seorang ibu yang tidak punya banyak waktu' begitulah batin Hinata sekarang ini.
"Mmhh... iya, aku tinggal sendirian di Tokyo. Kedua orang tuaku tinggal di Ichinomiya di perfektur Chiba. Orang tuaku bekerja dengan berkebun buah-buahan. Daerah kami memang terkenal dengan hasil kebunnya," Hinata menambahkan keterangan tersebut dengan nada bangga.
"Sebelumnya, aku bekerja sebagai guru taman kanak-kanak bersama temanku. Namun sekarang sekolah itu sudah di bubarkan dan saat ini aku tidak punya pekerjaan lain. Jadi aku tidak terikat dengan waktu. Aku bisa bekerja pagi, siang, sore--"
"Kalau menginap? Aku membutuhkan yang full time dan tinggal di tempat."
"Menginap? Mm... aku tidak keberatan. Nyonya, kalau aku boleh tau, mengenai anak--""Aku akan mempertemukan kalian nanti. Tapi dia itu agak susah di kendalikan," imbuh Sakura cepat. "Sedikit keras kepala" sambungnya.
"Jangan khawatir!!! Saya sudah terbiasa menghadapi anak nakal! Saya tidak akan kalah oleh mereka!" Mata Hinata tampak berbinar meyakinkan dan penuh semangat.Begitu juga mata Sakura.
Sakura lantas teringat sesuatu.
"Oh, satu hal lagi. Apa kau bisa berjanji untuk merahasiakan bahwa kau bekerja ditempatku? Semuanya ada di kontrak. Tenang saja, aku tidak akan menyulitkanmu." Jelas Sakura dengan suara yang sedikit di pelankan. Yaaah... seperti berbisik.
'Merahasiakannya?...'
Hinata heran dengan permintaan perempuan itu, tapi pada akhirnya gadis itu langsung setuju untuk menandatangani kontrak selama 3 bulan tersebut saat mendengar gaji yang ditawarkan kepadanya: 4x lipat dari gajinya menjadi guru taman kanak-kanak!!!.
Saat ini Hinata sedang membutuhkan uang tersebut bukan hanya untuk hidupnya saja, melainkan juga membantu orang tuanya di desa, yang mengeluh tanamanya di ganggu hama. Ayahnya pun sempat mengatakan bahwa pestisida dan pupuk harganya semakin mahal.Hinata memandang kontrak yang terdapat di tangannya. Babysitter itu bertekad untuk menjalankan tugasnya nanti dengan sebaik-baiknya. Ia juga akan mengikuti persyaratan yang berlaku di dalam kontrak, termasuk bahwa ia akan merahasiakan tempatnya bekerja serta akan bertahan sampai kontrak berakhir.
"Aku akan berjuang!" Hinata tersenyum penuh tekad.
..
.
.
.
.
.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Ohayo minna-san!!!😊😊😀😀 Chiya kembali lagi nih.... 👩👩 fic ini adalah fanfic kedua chiya. Gomen, soalnya fic yang lalu belum chiya teruskan 😔. Tapi, minna jangan berkencil hati yh... 😁 karena fanfic ini akan lebih seru di bandingkan fanfic yang lalu.
Karena, fic yang ini chiya buat dengan opening yang berkonflik hingga ending yang berakhir dengan bahagia.YOSH!!! 😃😃😃😉
Chiya lanjutkan chapter twonya. Tapi, dengan syarat kalau suara/vote chiya sudah sampai 10. 😂😂😂 Hahaha.... chiya harap minna akan mau menerima perayaratan chiya!!
KAMU SEDANG MEMBACA
ÎĐŐĻŚÏȚŢĒŘ (Naruhina)
Romance"Babysitter?!" mata Naruto membulat. "Merawatnya?!" Hinata tidak kalah terkejut. "Tapi aku bukan bayi...!" "Tapi dia bukan bayi...!" 💖💖💖 HÝŮĢÃ HÏŅÀŤÅ: Mengasuh bayi atau balita bukan hal baru bagi Hyuga Hinata...