11. Choice;ㅡ

275 57 3
                                    

ㅡ there always a choice to be chosen.

ㅡㅡㅡㅡ

Binar mata itu kembali menyambut hari penat Minhyun. Senyum merekah begitu dua insan itu saling menatap. Minhyun dengan segala angkuhnya itu hilang, menjadi Minhyun yang lembut dan penuh kasih sayang. Meski banyak kekurangannya. Lebih banyak dari kelebihan yang ia miliki, setidaknya ia lebih manusiawi jika bersama Kyulkyung. Satu tarikan nafas berat ia hembuskan bersamaan dengan telapaknya yang telah menepuk pelan puncak kepala Kyulkyung.

"Capek dek. Balik yuk?" Minhyun menjulurkan tangan kanannya, disambut dengan jemari Kyulkyung yang ia sematkan diantara jemari Minhyun.

Seperti biasa, perjalanan pulang mereka diisi dengan lelucon konyol Kyulkyung dan cerita cerita ajaib yang selalu membuat Minhyun menarik bibirnya, tersenyum simpul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti biasa, perjalanan pulang mereka diisi dengan lelucon konyol Kyulkyung dan cerita cerita ajaib yang selalu membuat Minhyun menarik bibirnya, tersenyum simpul. Tak banyak bicara, hanya senyum dan kekehan kecil saja tanggapan dari Minhyun tapi Kyulkyung tetap puas. Setidaknya ia bisa melihat senyum tulus Minhyun.

"Jadi nonton kan, dek?" Minhyun membuka mulutnya setelah sampai di pekarangan rumah Kyulkyung sembari melepas kaitan helm merah yang dipakai Kyulkyung. "Insidious yang terakhir ga serem kok, percaya deh sama gue dek." Tak ada jawaban dari Kyulkyung, hanya ekspresi malas yang ia perlihatkan.

"Kakak kan tau, aku ga suka horror

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kakak kan tau, aku ga suka horror. Orang ke toilet sendirian dalem rumah aja aku ga berani. Ga mau ah, nanti malah malu maluin tauuu!" Rengek Kyulkyung gemas, tapi memang dasar sifat Minhyun yang agak pemaksa. Jadilah ia tak mau kalah. Menurut laki-laki itu, takut bukan untuk dihindari tapi dilawan.

"Kan biasanya gue ikutin mau nonton apa, sekali-kali lah dek. Kapan sih gue nuntut banyak ke lo?" Kyulkyung hanya melengos, ingin rasanya ia berteriak 'tiap hari' tepat dimuka kakak tingkatnya itu. Tapi ia tak mau memancing keributan, apalagi didepan rumahnya sendiri yang mana tetangganya pasti akan menggunjingkan hal itu selama seminggu penuh tanpa jeda.

"Yaudah, aku ikutin. Tapi awas kalo batalin tiba tiba lagi." Akhirnya Kyulkyung mengalah. Lagi. Entah keberapa kalinya ia harus mengalah pada Minhyun. Luar biasa memang. Minhyun tersenyum puas, lalu melajukan motornya setelah melambaikan tangan tanda perpisahan hari itu.

ㅡㅡ

Semburat senja memanjakan mata, rona jingga dan segelas kopi susu memang perpaduan yang nikmat. Rena menyesap minuman di tangannya, kemudian memfokuskan pupilnya pada Kyulkyung yang tengah sibuk merias wajahnya. Memoleskan lip-tint keluaran korea tipis di bibirnya, serta sapuan bedak yang tipis pula, tanpa tambahan apapun, tetap cantik seperti biasa.

"Lo mau jalan? Sama Minyun? Jam berapa?" Cercah Rena sembari menghampiri Kyulkyung, lip-tint Kyulkyung lebih tepatnya. "Peripera?? Lo kapan beli? Gue mau!" Belum juga pertanyaan sebelumnya terjawab, sudah ada lagi PR yang harus Kyulkyung jawab.

"Satu satu dong!" Kyulkyung merengut. Mengerucutkan bibirnya. Tiba tiba ekspresinya berubah seperti orang depresi. Mood swing sekali Kyulkyung ini, pikir Rena. Bunyi ponsel mengurungkan niat Rena menggoda Kyulkyung lebih lama. Ia lebih memilih kembali pada aktivitas menikmati kopi susunya senja ini.


ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
LINE!

Mnhynhwng: dek, gue mendadak ada rapat.

Mnhynhwng: next time aja. Ok?

Princessajou: kenapa baru bilang kak?

Princessajou: kenapa ga dari tadi?

Princessajou: terserah kakak. next time nonton aja sama kak Jonghyun.


ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

"Dua menit lagi berangkat dan dia batalin? Konyol." Rena nyerocos tanpa filter, memang mulutnya kurang asupan zat pemanis jadi agak nyablak. "Gitu masih aja lo pertahanin. Bego? Haha." Sindiran Rena langsung mengena pada Kyulkyung, membuat gadis itu terdiam. "Udah berapa kali? Gue berhenti ngitung sampe pembatalan janji ke 10. Gue sih muak."

Kata-kata Rena selalu bisa membuat Kyulkyung bungkam. Memang benar. Bukan kali pertama atau kedua ia mendapatkan pembatalan janji dari Minhyun. Ia akan baik-baik saja jika pembatalan dilakukan setidaknya 3 jam sebelum berangkat, tapi Minhyun selalu membatalkan janjinya di menit menit sebelumnya. Kyulkyung selalu mengira Minhyun sedang dalam perjalanan, tapi nyatanya laki-laki itu justru membatalkan janjinya. Konyol. Dia sendiri yang memaksa, dia sendiri yang membatalkan. Dan selalu saja Kyulkyung tak kuasa untuk sekedar marah. Karena akan berujung pada Minhyun yang juga ikut meninggikan nadanya. Bertengkar. Selalu saja Kyulkyung yang harus mengalah. Lelah rasanya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





































"Kyung, sekali-kali deh lo ambil resiko. Jangan cuma diem. Lo harus milih. Lo yang terus disakitin, atau lo mau menyudahi."

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
LINE!

Princessajou: Kak. Kita besok harus bicara.

Princessajou: Aku tunggu di belakang aula, jam istirahat pertama.

Princessajou: gausah jemput.

(read)

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

LET HER GO ㅡ Minhyun x KyulkyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang