9

302 66 6
                                    

Day – 55

Aku tidak pernah meninggalkan tangan Yoongi hyung selama 5 hari ia tidak sadarkan diri di rumah sakit. Satu-satunya saat dimana aku pergi dari ruangan itu adalah ketika mandi, atau harus ketoilet. Bahkan aku harus merepotkan Jooheon dan Kihyun hyung yang mengantarkan makanan padaku sehari 3x selama 5 hari berturut-turut.

Semua orang tidak pernah berkomentar apapun padaku. Entah apa yang ada di dalam pikiran mereka aku tidak peduli. Yang ku pedulikan adalah, aku ingin menjadi orang pertama yang melihat Yoongi sadar. Dan setiap malam, jika kami sudah tinggal berdua, aku selalu menceritakan kisah-kisah lucu yang aku alami sedari kecil. Dokter bilang, kisah-kisah lucu akan membuat jiwa pasien menjadi tenang da mendapat kekuatan tersendiri untuk bangun.

Dan dokter bilang, sebenarnya Yoongi baik-baik saja. Cairan tubuhnya sudah kembali, namun ia tertidur sangat lama karena ia diduga belum tidur sejak seminggu terakhir. Dan begitu aku mendapat keterangan lebih lanjut dari keluargnya, seminggu yang lalu adalah hari peringatan kematian Jungkook dan Taehyung. Sepertinya Yoongi memang sedang dalam situasi yang buruk minggu lalu, ditambah Ayahnya dan kakaknya yang bekerja di luar Daegu dan Ibunya yang sibuk dinas dengan Ayahku.

"Hyung, ini sudah hari ke 5, bagaimana kau bisa tidur selama ini?"

Masih tidak ada jawaban darinya, memang tubuhnya sudah tidak selemas kemarin-kemarin, namun tetap saja. Aku ingin ia segera bangun dan mengeluarkan tatapan mengerikan seperti biasa.

Hoseok hanya sangat merindukan Yoongi hingga ia mau mati rasanya.

"Baiklah hyung, kalau kau tidak mau bangun juga, aku akan pulang dan membawa baju lain untukmu."

Saat aku hendak bangkit dari kursi, genggaman tangannya padaku mendadak mengeras, dan detik itu juga aku sadar bahwa ia tengah siuman. Yoongi sudah sadar dan ia sedang mencoba untuk mengumpulkan tenaganya!

"Hyung! Astaga! Kau sudah siuman!"

Aku segera menekan tombol untuk memanggil dokter dan suster, dan segera mengabari keluarganya untuk segera datang.

Dokter yang datang memeriksanya tersenyum dan menoleh kearahku, "Kau sungguh sudah memberikan kekuatan padanya, anak muda. Kehilangan cairan sebanyak itu, tentu dapat membuatnya meninggal kapanpun. Selamat, teman anda sudah melewati masa kritisnya, dan ia boleh pulang kerumah dalam beberapa hari."

Tentu saja aku langsung menangis saat itu juga, saat Dokter dan suster itu keluar dari ruangan, aku langsung memeluk Yoongi hyung yang masih mengumpulkan nyawanya.

"H-o-seok.."

"Hyung, jangan bicara dulu. Aku akan ambil kan minum."

Ia malah makin mengeratkan pelukan kami, dan aku hanya bisa terdiam. Detak jantungku tidak terkontrol saat ia menggenggam erat bahuku, dan aku dapat merasakan nafasnya terengah-engah. Peluhnya menetes mengenai pipiku, dan aku menyadari betul bahwa lelaki di depanku sudah berjuang untuk bangun.

"Jangan pergi."

Aku tidak bisa menjawabnya. Sejujurnya inilah yang kutakutkan dari Yoongi. Yoongi memiliki masa lalu yang kurang baik dengan kepergiaan seseorang. Namun bagaimana aku tetap tinggal? Sisa waktuku di Daegu tinggal sedikit lagi, dan aku harus kembali ke Gwangju setelah musim panas usai. Tidak mungkin aku bisa bersama dengannya.

"Hyung.. aku.."

"Aku mendengar semuanya. Kau berjanji, untuk tidak pernah melepaskanku saat aku sudah bangun kan? Peganglah janji itu, Jung Hoseok."

Hari itu, untuk pertama kalinya aku mendengar Yoongi mengucapkan kalimat begitu panjang. Kalimat yang dilontarkan dengan intonasi memohon dan penuh penekanan didalamnya. Dan aku sadar, aku sudah masuk ke lubang yang lebih dalam bersamanya, karena jauh di dalam lubuk hatiku aku tidak ingin meninggalkan lelaki ini.

Jauh dilubuk hatiku, aku sudah mencintainya.

Our Last Summer || SOPE [COMPLETED]Where stories live. Discover now