Hai, namaku Eleanor Brown, 17, aku bersekolah di SMA Putera Mandiri. Aku punya gebetan namanya Zayn Malik. Sebenarnya, aku suka padanya sejak SMP, tapi aku tak pernah berani mengatakannya. Yap. selama 4 tahun aku memendam seluruh rasa sukaku padanya. Cemburu, senang, sakit hati, dan lain-lain, sudah pernahku rasakan demi mepertahankan cintaku kepada Zayn.
Aku juga sering curhat dengan teman curhatku, Raisa. Dia teman yang sangat baik. Selalu bisa memberikan solusi terbaik kepadaku.
Pagi ini aku berangkat ke sekolah bersama ayah, biasanya pak Rudi (supirku) yang selalu setia mengantarku kesekolah, tapi kali ini ayah yang mengantarku.
"Tumben ayah bisa nganter El ke sekolah." kataku, sambil memainkan handphone ku.
"Hari ini ayah nggak harus berangkat cepat dan pagi. Jadi ayah bisa nganterin kamu dulu, El." jawab ayah.
Hubungan aku dan ayah memang tidak begitu dekat, apalagi hubungan sama ibu. Ayah dan ibuku sibuk mencari uang untukku.Ayahku, adalah seorang pengusaha. Sedangkan ibuku, adalah seorang designer terkenal. Namun, jujur saja, aku sebenarnya ingin mereka selalu menemaniku tiap hari, tapi aku tahu, mereka melakukan ini demi aku dan masa depanku. Sedangkan kalau dirumah, aku biasanya mengobrol bersama Bi Dena. Aku sudah menganggap Bi Dena itu pengganti ibu, ketika ibu pergi bekerja.
"Hi El!" panggil seseorang dibelakangku, sepertinya aku mengenal suara itu, dan itu ternyata..ZAYN! Aku panik setengah mati. keep it cool..keep it cool, kataku dalam hati. Aku berusaha menenangkan diri, kemudian menarik nafas dan tersenyum sangat manis kepada Zayn.
"Hi juga Zayn!" sapaku, sambil tersenyum.
"Aku boleh duduk disini?" tanya Zayn padaku.
"I..iya.. boleh banget!" jawabku senang.
Tanganku gemetar. Tak kusangka, Zayn duduk disampingku. Tapi, aku harus tetap biasa saja, dan tenang. Sesekali aku melirik Zayn, dia sibuk sekali membaca buku pelajaran. Tak beberapa lama kemudian, Raisa datang. Raisa yang melihatku duduk disamping Zayn, langsung menghampiriku, dan berbisik kepadaku.
"Ajak dia mengobrol tentang sesuatu! Harus menarik!" bisik Raisa.
Raisa sengaja mengambil tempat duduk dibelakangku, agar ia dapat memberitahukanku apa yang harus aku lakukan. Kalan pasti bingung, kenapa Raisa selalu memberikanku instruksi ketika aku dekat Zayn. Ya, aku selalu mati gaya dan deg-degan jika dekat Zayn. Kadang, aku juga bisa salah tingkah. So, I need Raisa to give intruction to me.
"Eh..Zayn, kemaren nonton bola nggak? MU vs. Chelsea." tanyaku pada Zayn. Aku benar-benar sok tahu tentang sepak bola saat itu.
"Iya.. Seri kan kalo nggak salah?" jawab Zayn, sambil tersenyum manis padaku.
OH MY GOD! Senyum Zayn buat aku MELTING! Aku jadi freeze. Nggak bisa bilang apa-apa. Aku melongo menatap senyuman Zayn.
"El? Eleanor? Kamu nggap apa-apa kan?" tanya Zayn, sambil melambai-lambaikan tangannya kepadaku.
"Eh..iya..Chelsea yang menang.." jawabku pada Zayn. Aku benar-benar tidak tahu apa yang dibilang Zayn tadi. Jadi, aku jawab ngasal.
"Bukan El..Seri.." kata Zayn, membenarkanku. Zayn tertawa kecil, sambil membaca bukunya.
"Iya, itu maksudku." kataku pada Zayn.
Aku menepuk dahiku, sambil menundukkan wajahku. Aku menoleh kearah Raisa sambil menunjukan wajah cemberut. Raisa pun bingung, kemudian bertanya kepadaku apa yang telah terjadi. Aku tak mau menjawab. Aku terlanjur malu, tapi aku masih tetap ingin mengajak Zayn mengobrol. Dan aku tahu, topik apa yang akan aku bicarakan pada Zayn...
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me (Kebersamaan)
Teen FictionSeorang cewek SMA, Eleanor Brown, 17, yang jatuh cinta dengan teman sekelasnya. Dia selalu malu dan deg-degan apabila sedang dekat dengan orang yang dia sukai itu. Untung saja, ada Raisa (teman curhatnya) yang selalu membuat dia menjadi tidek terlal...