90DWY. Chapter 8

816 57 31
                                    

Hai.... maaf lama update. Terlalu sibuk dalam urusan dunia nyata. Oh ya... vote and comment sebanyak-banyaknya. Juga maklumin jika ada typo. Aku nulis dalam mood buruk.....

Enjoy reading......

***

Semenjak kejadian 5 hari yang lalu, di mana Silvy selalu menghindar dari Arka. Mulai saat itu, Silvy tidak dapat berkutik lagi. Ia selalu saja kecolongan oleh Arka.

Bel istirahat berbunyi.....

Silvy and the geng menuju ke tempat utama saat istirahat, yaitu kantin. Silvy, Lia, dan Sivhia memesan soto ayam, sementara Mesti dan Narel memesan bakso. Sedangkan Nessa hanya memesan es jeruk sama dengan yang lainnya.

"Nes, lo nggak lapar ? Kok pesen minuman doang," tanya Narel ke Nessa sambil mencomot bakso miliknya.

"Nggak laper," jawab Nessa lesu.

"Eh, elo semua pada tau nggak? Gue punya hot issue," ucap Lia kegirangan mengganti topik pembicaraan.

"Apa?"

"Jadi..... kemarin gue dan Narel nggak sengaja lihat si cabe kelas papan penggorengan alias Rania lagi sama pacarnya Tama," jelas Lia.

"Lalu, apanya yang hot?" tanya Silvy.

"Eh, tunggu dulu. Belum selesai gue ceritanya," ucap Lia.

"Gue dan Narel nggak sengaja denger pembicaraan mereka. Intinya, si cabe itu merengek-rengek sama Tama tentang kejadian beberapa minggu lalu. Dimana Tama nge-iya-in pertanyaan Nessa. Lha di situ, Tama mulai beraksi. Dia memutuskan hubungannya dengan Rania secara sepihak, dan yang parahnya lagi,Tama ninggalin Rania di pinggir jalan," cerita Lia bersemangat.

"Iya kan, Rel?" tambah Lia sambil melirik ke arah Narel. Gadis itu segera saja mengangguk.

"Ah, gilak!!! Ini berita gembira buat kita. Apa lagi buat Nessa. Iyakan, Nes?" tanya Silvy bersemangat ke Nessa.

"Nessaaa......." seru Silvy dengan suaranya yang mengglegar karena Nessa tidak mengidahkan ucapannya.

"Eh, aaa..... Apa?" Nessa tergagap karena teriakan Silvy.

"Rania putus sama Tama gara-gara elo," jelas Mesti menyahut tak kalah kerasnya.

"Oooohhhhh......."

"Oh doang?" tanya mereka serentak tak percaya.

"Lha terus gue harus bilang apa lagi?" Nessa balik bertanya dengan perasaan kesal.

"Setidaknya, elo kasih respon yang 'wow' gitu," jawab Sivhia."Lagian, sedari tadi gue perhatiin elo ngelamun aja. Mikirin apasih?" Lanjutnya.

"Gue cuma mikirin ulangan Fisika nanti," jawab Nessa.

"No.... no.... no," ucap Mesti sambil menggelengkan kepalanya tak percaya. "Secara..... elo kan ratunya Fisika. Mana mungkin seorang Nessa melamun gara-gara hal sepele seperti itu. Kalo Lia gue baru percaya," lanjutnya sambil nyengir kuda ke arah Lia. Gadis itu seketika mendelik kesal ke arah Mesti.

"Sialan....." umpat Lia. "Untung ulangan Bahasa Inggris udah lewat. Kalo nggak, elo bisa mati kutu karena ucapan lo tadi."

Ya, mereka baru saja melewati ulangan terakhir Bahasa Inggris, dan nanti setelah istirahat mereka akan melaksanakan ulangan Fisika yang terakhir.

Mereka ahli dalam bidang masing-masing. Silvy dan Narel ahli dalam bidang Biologi. Mereka juga pernah menjuarai Olimpiade Sains di tingkat provinsi dan mendapat juara 2. Nessa dan Mesti ahli dalam bidang Fisika dan Matematika, mereka juga pernah mewakili sekolah dengan mengikuti olimpiade Matematika di tingkat provinsi, namun sayang mereka tidak mendapat juara. Lia ahli dalam bidang Bahasa Inggris, ia sering mewakili sekolah dengan lomba-lomba yang berbau Bahasa Inggris. Sedangkan Sivhia, teman-temannya masih belum mengetahui apa keahliannya.

90 Days With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang