●●5●●

46 2 0
                                    

Bagian dari lima

"Nggak perlu dapet mobil mewah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nggak perlu dapet mobil mewah.
Cukup Sekelas bareng
kamu aja buat aku
Udah istimewa banget."
●●ASILA ARNETA●●

🌹●●Liquid●●🌹

"Cilaaa."

Sila menampilkan cengiran super lebarnya di hadapan Arta membuat laki-laki itu bingung, pasalnya tadi Sila bilang bahwa gadis itu nggak enak badan ,tapi sehabis mengambil ponselnya di kelas wajahnya terlihat berseri-seri dan bersemangat.

"Aku kayaknya nggak jadi pulang deh."

"Kenapa Cilaa?!" Pekik Arta histeris.

Sila memutar kedua bola matanya, "abang lebay."

"Kamu kenapa nggak jadi pulang? Apa salah satu dari kutil buaya godain kamu?!"

Yang Sila jengkelkan dari kedua abangnya ini adalah hoby nyinyirin orang bin lebay, "aku udah nggak sakit, badan aku udah sehat nih " katanya sambil mengangkat kedua tangan.

"Tapi Cila, abang nggak mau kamu kenapa-kenapa."

"Aku nggak papa abang, udah ya aku mau ke kelas dulu." Baru saja Sila hendak pergi ,tapi tangannya sudah di tarik duluan oleh Arta.

"Nggak! Decilnya abang harus pulang, apa kata siTua dari gua hantu nanti kalau abang nggak anter Decil pulang."

"Si tua dari gua hantu?"

"Abang Asi."

"Bang Ata!" Sila melotot saat mengetahui bahwa Arta memanggil Arsil dengan panggilan seperti itu, "aku bilangin papa nanti."

"Decil, abang itu berbicara sesuai fakta, dia itu memang sudah tua dan selalu bersarang di kamarnya."

"Tapi bang Ata nggak boleh ngatain kayak gitu tau!"

"Pokoknya kamu harus pulang!" Sentak Arta lagi kembali ke topik utama.

Sila mendesah lalu mengeluarkan gaya andalannya memasang wajah melas dengan kepala menunduk lalu wajah yang menekuk. Terlihat seperti orang mau nangis membuat Arta tak tega.

"Decil sayang.." Arta mengusap rambut adiknya dengan sayang, "abang cuma nggak mau dede Cilanya abang kenapa-kenapa."

"Tapi aku udah nggak sakit, badan ku udah kuat."

Arta menghela nafas, ia selalu tak tega jika Sila sudah seperti ini berbeda dengan Arsil yang malah langsung menyuruhnya untuk pulang demi kebaikan Sila. "Kita nggak jadi pulang,nanti abang bilang kalau kamu udah sehat."

Sila sontak mendongak dengan wajah ceria, "YEAYYY---Cila sayang abang!" Pekiknya girang seperti anak kecil yang di beri uang oleh ayahnya.

"Bilang apa sama abang? Terus cium dulu."

LIQUIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang