End

5.2K 530 82
                                    

"P'," tanya Krist suatu hari pada Singto saat mereka sedang istirahat di sela-sela syuting, "Aku gendut ya?"

Singto yang terlalu asyik dengan game-nya hanya menjawab asal, "kau sudah hidup sekian tahun tetapi baru bertanya sekarang? Mau kubelikan cermin untuk ulangtahunmu besok?"

Sedetik, dua detik, namun tidak ada jawaban witty yang biasanya keluar dari otak miring Krist. Singto yang merasa ada yang tidak beres langsung menghentikan game-nya sementara dan mengalihkan pandangannya lurus kepada junior kesayangannya itu. Krist menatap kosong ponsel di tangannya dan Singto dapat melihat sudut bibirnya sedikit gemetar.

"Woy," Singto langsung menggebrak meja—tidak terlalu keras, tetapi cukup untuk membuat Krist terkejut, "ada apa sih? Pertanyaan macam apa itu?"

"Oh," Krist mengangkat bahu sambil mengunci ponselnya, "tidak apa-apa."

Saat itu Singto belum terlalu mengenal Krist untuk tahu bahwa sebenarnya tidak ada yang tidak apa-apa.

***

"Kiiiit," Off yang tidak puas melihat Krist hanya memandangi makanan di hadapannya tanpa menyentuhnya sama sekali langsung mengunci kepala Krist dengan lengan kurusnya, "kau pikir sopan memandangi makanan seperti itu? Hah?! Minta maaf! Pergi ke kuil dan minta maaf!"

Untuk informasi; lebih banyak teman Krist yang memanggilnya dengan Kit karena lebih mudah diucap.

"P'!" suara Krist terbenam dalam headlock Off, "mandi tidak sih? Aku seperti mencium bau bangkai disini—ouch!"

"Tidak sopan." Off berdecak pura-pura kesal sambil melepas headlock-nya, tentu ia tahu bahwa Krist hanya bercanda—

"Aku serius. P' pakai parfum apa sih? Aroma tikus mati?"

"Kalau kau tidak berhenti menghinaku, bau mayatmu yang akan menjadi parfumku selanjutnya," ancam Off yang hanya dijawab oleh decakan menghina dari Krist, "lagipula, aku serius. Aku tidak melihatmu makan seharian ini dan kau syuting dari pagi. Sekarang kau bahkan tidak menyentuh makan siangmu sama sekali. Sakit?"

"Nope."

"Oh ya, orang bodoh biasanya jarang sakit."

"Speak for yourself, P'," Krist memutar mata, "dan berhenti bersikap perhatian seperti itu padaku. Aku tidak mau ditendang oleh P' Gun."

Off bergumam tidak jelas tentang Gun yang Krist dengar seperti cabe satu itu bahkan sekarang sedang lunch date dengan Park atau semacamnya. Krist jadi ingin tertawa. Off selalu bersikap seperti tidak peduli pada Gun dan sering mengeluh tentang Gun yang selalu menempel padanya seperti permen karet, tetapi sebenarnya ialah yang memanjakan Gun hingga Gun betah dekat dengannya. Ayolah, untuk apa ia menjemput Gun setiap hari jika itu bukan perhatian? Hubungan tarik ulur mereka sudah pantas jadi naskah drama.

"Kau belum makan, Kit?" tiba-tiba suara orang lain ikut masuk dalam percakapan mereka. Krist dan Off mendongak ke arah si penanya, meskipun mereka sudah hapal suara siapa itu; Singto. Tetapi tatapan Singto langsung terfokus kepada Krist dengan kernyitan tidak setuju di keningnya, "jadwal kita masih panjang dan aku masih ingin berlatih naskah denganmu."

"Oh," Krist langsung berdiri dan mengambil skripnya, "ayo deh."

"Kau benar-benar tidak makan?" Off melongo, "Krist Perawat? Tidak makan? Like... seriously?"

"Kenapa reaksimu begitu?" entah mengapa ada sesuatu dari nada Krist yang menunjukkan bahwa dia sangat tersinggung.

Off sepertinya terkejut dengan reaksi Krist yang kelewat serius, "well, kau bukan tipe orang yang bisa melewatkan makan selama ini jadi, eh, begitulah."

(DIE)T?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang