the man he should shun away is a fake man. The man has no birds.
- Gean
+++
Bangkok, 13 Juli 2015
Suhu Kota Bangkok malam ini sangatlah dingin. Karena di luar sedang terjadi hujan dengan kapasitas maksimal. Badanku bergetar-menggigil karena suhu Ac yang sudah di besarkan dan pose kami yang membuat keringat dingin ini terus mengucur. Saat dingin-dingin begini memang terasa nyaman berada di dekapan pacar sambil menonton 'film'.
Sepertinya dia memang sengaja memutar film ini. Dasar. Aku bisa merasakan ada yang menatapku. Aku menoleh ke arahnya dan mendapati ia menatapku dengan intens.
Tak butuh waktu lama untuk merasakan sebuah benda kenyal yang menyentuh bibirku. Bibirnya. Si merah muda dengan ketebalan yang pas, berbentuk sempurna dan terasa-ah, aku tidak bisa mendeskripsikannya pada kalian.
Ah, aku melupakan fakta, kalau ini merupakan ciuman pertamaku. Aku terbuai dengan perilakunya. Entah setan apa yang merasukiku, tanganku tergerak untuk menyentuh sesuatu di bawah perutnya.
Sebuah pergerakan yang cukup berani dan itu reflek, entah karena euforia yang mengantarkan tanganku pada benda itu. Atau karena hasrat ku yang entah kenapa melonjak naik.
Ku meraba dengan perlahan, menghembuskan napas yang memburu karena tangan nakalnya yang juga menyentuh milikku.
Tunggu.
Ini...
Tunggu...
Kok...
Gak nonjol ya?
Kok... datar ya?!
Aku menjauhkan bibirku dari bibirnya dan menatapnya dengan tatapan tidak percaya. Mendadak jelas semuanya. Mendadak pertanyaanku selama ini akhirnya terjawab. 'Kenapa dia begitu cantik?'
KARENA DIA ADALAH PEREMPUAN!
Aku megap-megap sendiri sambil menatapnya. Ia menatapku dengan tatapan bingung.
"Ada apa?" tanyanya.
"Kamu itu..." Ia semakin menatapku dengan pandangan bingung. "Perempuan kan?!" ucapku akhirnya. Bola matanya membesar.
"Kenapa kamu berpikir begitu, sayang?" tanyanya berusaha tenang tapi ia tidak berhasil menyembunyikan ekspresi terkejutnya.
"Jangan panggil aku begitu! Kau membuatku jijik! Cari sana perempuan lain! Aku masih normal!" seruku berapi-api. Lalu dengan segera aku menyambar baju hangatku lalu memakainya.
Tanganku meraih gagang pintu kamarnya lalu memutar kenop pintu itu dan keluar dari sana sambil membanting pintu itu dengan kasar.
Tiba-tiba sesuatu terlintas di pikiranku. Aku menepuk dahiku lalu berbalik kembali menuju kamar itu.
"Ah, aku melupakan tasku," ucapku padanya yang masih mematung di tempatnya tadi. Dengan segera aku menyambar tasku lalu berlari meninggalkan tempat itu.
-•-•-
Aku menatap kesal ke arah danau di hadapanku. Tak henti-hentinya air mataku turun membasahi pipi. Dengan kasar, aku menghapus jejak air mata di pipiku.
Kenapa?
Kenapa harus dia yang mengambil ciuman pertamaku?
Akan lebih baik jika orang yang melakukannya adalah seorang cowok brengsek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Calamity [H I A T U S]
RomanceCover by @Snowman-kun TERBIT SETIAP SELASA DAN JUMAT. Bila gelap malam tak cukup menggambarkan betapa suram dan pekatnya mata itu, wajah tegap dengan bibir tipis kemerahan yang membuat seorang Gean Larasati di mabuk kup...