"Selamat datang di Viex Mall"
Ku refresh sekali lagi website yang ada di layar komputerku, memastikan bahwa semuanya baik-baik saja. Aku bekerja di salah satu pusat perbelanjaan besar di kota Jakarta, sebagai kepala periklanan. Tugasku? Hmm ... mengatur periklanan di website resmi, membuat rencana periklanan dan menjalankannya.
"Okay, sepertinya semuanya lancar" Gumamku sambil menutup tab di browser.
Jarum jam menunjukkan pukul 4 lebih 50 menit, aku pulang lebih awal hari ini. Biasanya aku pulang pukul 5 lewat, semuanya berjalan lancar hari ini di kantor.
"Hey kalian, aku pulang duluan ya" Tegurku pada rekan-rekan kerjaku.
"Iya, hati-hati di jalan ya"
"Kalian juga, terimakasih atas kerja kerasnya hari ini"
♫♪♫♪♩♪♫♪♫
Langit berwarna jingga dan awan-awan yang putih menemani langkahku dalam perjalanan pulang ke rumah. Udara musim semi dan daun-daun tua yang berguguran terasa sangat nyaman.
"Ah... ini mengigatkanku tentangmu" suaraku pelan.
Daun, kau selalu suka bermain dengan daun. Mengumpulkan mereka di tanganmu, menggenggamnya dengan erat hingga mereka berubah menjadi robekan-robekan kecil.
"Yah! Ini salju musim semi, hahaha"
Suaramu masih kuingat, saat kau melemparkan daun-daun itu ke wajahku. Seolah-olah mereka adalah butiran-butiran salju yang kau ciptakan, Vivi.
♫♪♫♪♩♪♫♪♫
"Sayang, bagaimana menurutmu?" Vivi.
"Hah? Apa?"
"Ini lihat"
Seorang dewi sedang berada di depanku, sangat cantik. Matanya yang hitam pekat, rambutnya yang hitam lurus, senyuman yang sehangat udara musim semi, dan mahkota dari daun di atas kepalanya. Hmm.. dia membuat sebuah mahkota dari daun, lucu sekali.
"Kau tampak cantik"
"Tentu saja, kau beruntung punya pacar secantik aku"
"Heh" Senyum tipis muncul di wajahku.
Aku bertemu dengannya 5 tahun yang lalu, dan saat itu juga kisah cinta kami dimulai...
♫♪♫♪♩♪♫♪♫
Saat itu cuaca sedang tak bersahabat, hujan sangat deras sedang mengguyur kota. Langit terlihat gelap walau jarum jam masih menunjukkan pukul 4 sore. Aku dan 9 kawanku jadi tak bisa pulang, padahal kami sudah selesai kuliah 30 menit yang lalu. Harus terjebak di lorong kampus dengan mahasiswa dan mahasiswi lainnya.
"Tak ada yang bawa payung ya?" Tanyaku
"Gak ada, tadi siang cuaca cerah banget deh" Viona.
"Iya, gak ada tanda-tanda hujan" Sambung Pewe.
"Hahaha kasihan, aku duluan ya. Ada jas hujan di motor" Ana.
"Bye, kami juga duluan ya" Susul Risda, Kintan, Dinda, Evika, Mutia, dan Syifa.
"Okay, hati-hati di jalan" Saut kami.
Suasana sangat membosankan, sampai akhirnya terjadi sesuatu yang membuat rasa kantukku hilang. Seorang gadis dengan sangat cepat berlari ke arah lapangan, tanpa payung maupun jas hujan. Melihat itu, tanpa pikir panjang aku segera lari menyusulnya.
"Hei!" Aku berteriak ditengah hujan.
Ah.. apa yang kulakukan, untuk apa aku peduli dengan seorang gadis yang bahkan tak kukenal. Dia berhenti di tengah lapangan, melepas jaket miliknya dan membungkus sesuatu.
YOU ARE READING
Aku Beruntung Memilikimu
Romance[Cerpen] Bercerita tentang Hans, seorang marketing periklanan yang bekerja di salah satu mall di Ibukota. Suatu hari saat pulang kerja, ia teringat akan masa lalunya, dengan seorang gadis yang membuatnya jatuh cinta. Sampul photo by : HeretyczkaA (...