waktu dan takdir

42 5 0
                                    

Orang bilang cinta itu datang perlahan, tapi, menurutku cinta itu datang tiba-tiba dan hilang perlahan bagaikan misteri. Ia datang dan melukiskan warna ceria dalam hidupku, mengobati hati yang luka, menghapus gundah dengan tawa.  Melati, sebuah nama yang pernah membuatku merasa dunia ini begitu indah bagaikan surga. empat tahun kami lalui berdua entah sedih,ngeselin , senang, dan banyak hal konyol kami lalui bersama. Kini, semua itu tak kekal. Hidup yang telah ku tata, hati yang telah sembuh kembali terluka.Seluruh kebahagiaan itu menguap dan jatuh menjadi hujan air mata yang penuh perjuangan.

Melati memutuskan hubungan yang sudah terlampaui  rumit ini tepat pada annive empat tahun. Candle light dinner itu berakhir dengan derai air mataku yang selamanya tak terlupakan. Ku tanyakan apa yang menjadi alasannya untuk mengakhiri semua ini. Ia hanya berkata, “Suatu saat kamu akan mengerti, tak ada kata yang tepat untuk itu.” lalu pergi meninggalkanku sendiri. Sepi, hanya lilin-lilin yang mulai meredup akan janji yang pernah terucap.

Sejak malam itu aku membenci namaku sendiri. Nama itu berarti cinta yang bergelora dan penuh pengorbanan. Namun, apa yang terjadi dalam hidupku? cinta hilang begitu saja, arti namaku tak sedikitpun menggambarkan kisah cintaku.Saat ini dua tahun telah berlalu, namun hati ini belum juga sembuh, ia masih menyimpan luka. Rapuh, takut akan cinta yang baru membuatnya terasing dalam rasa sunyi. Hingga kini ku masih berpikir, mengapa aku masih belum bisa melupakannya? apa itu karena semua yang ia berikan? apa karena cinta itu memang begitu ikhlas? aku tak tahu. Aku takut untuk membuka hatiku, entah mengapa. Apa karena aku tak ingin kecewa? atau takut terluka? entahlah semua begitu abstrak.

Pada akhirnya hanya satu jawaban yang terlintas untuk semua itu omong kosong, “Aku masih mengingatnya, aku masih menyimpan komitmennya, dan tak ada yang tepat untuk menggantikan kesejahteraan cintanya.”Ingin rasanya aku berlari melampaui waktu, meninggalkan kenangan, dan hidup terasing dari dunia yang suram ini. Namun apa yang bisa ku lakukan? hanya menunggu waktu menyembuhkan hatiku, hanya berharap akan ada cinta lain yang datang menghampiriku dan tetap tinggal dengan setia menemaniku .Fajar belum terbit sempurna namun Bunga sudah membangunkan ku dari indahnya alam mimpi yang penuh anugerah.

 Hampir setiap malam selama dua tahun ini kenanganbpahit selalu mengusikku, membuatku sulit tidur karena selalu terbayang oleh senyum mu .“Tommmm… Tom, bangun! Sarapan dulu yuk, mienya keburu dingin tuh!!
“Ya, 15 menit lagi deh. Gue masih ngantuuukk,” jawabku malas.
“Tom, kamu tuh tidurnya jam berapa sih?”
“Nggak tahu,” aku kembali menarik selimut dan tenggelam di dalamnya.
“Ya ampuun, jangan bilang kamu masih mikirindia. Ini udah dua tahun Tom?!
“Bukan urusan lo, iya gue bangun!” dengan malas aku duduk melihat wajah emosi Bunga di hadapanku.Dengan kesal aku makan mie yang sudah dingin. Setelah itu aku dan Bunga pergi menyusuri jalan tanpa tujuan.

Aku dan Bunga sempat perang mulut tentang aku yang masih sulit untuk melupakan Melati. Bunga menyarankanku untuk melawan kenangan itu agar bisa terbebas dari masa kelam itu.Bunga mengajakku ke tempat di mana aku dulu sering bersama Melati. Pertama kami mengunjungi kebun binatang Rikal Zoo untuk memberi makan gajah kesayangan kami dulu.

Selanjutnya, kami mengunjungi Rossient Park yang merupakan tempat kami yang paling enak untuk menghabiskan sore setiap pulang kampus. Bunga mawar di taman ini menjadi saksi romansa kisah cinta kami. Di sana Bunga kembali membuatku menggantikan kisah cinta itu menjadi kisah persahabatan yang menyenangkan. Destinasi terakhir kami membuatku sedikit berdebar, ada rasa takut dan sedikit nyesek yang kembali terkuak. Candlelight dinner di Svarga Resort dengan view yang masih sama seperti empat tahun yang lalu. Entah perasaan apa ini? Ada rasa nyaman tetapi juga ada perasaan egois yang tersisa. Bunga berusaha membuatku tertawa walaupun ku sulit untuk menerimanya dari lubuk hati yang paling dalam.

Bayangan Melati dan segala momen putus itu kembali terlintas di otakku, seperti ada proyektor yang memutar ulang segalanya. Bunga tetap membujukku untuk makan dan tertawa.Tiba-tiba lampu restaurant itu mati hanya menyisakan cahaya lilin di sekitar mejaku. Di sisi lain aku melihat ada sebuah cahaya lilin yang mulai mendekat. Aku menatap Bunga dalam gelap, berusaha untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi. Namun, dalam keadaan gelap seperti itu aku tak dapat menemukan di mana sosok Bunga. Perhatianku kembali tertuju pada cahaya lilin yang semakin dekat. Aku bingung dengan apa yang aku rasakan, aku berdebar, cahaya itu sudah berada di depanku.

Dalam semburat cahaya lilin aku melihat sosok itu. Sosok yang empat tahun lalu pergi meninggalkanku, kini ia kembali membuatku terpaku seakan tak percaya. Lalu aku bertekuk lutut sambil membuka kotak cincin bertahta kerlip berlian.“Kenapa kamu kembali? Menawarkan semangat baru setelah kamu menghancurkan semuanya! Kamu begitu jahat pergi entah ke mana, putus tanpa alasan, kamu pikir perasaanku ini apa? dua tahun ini hidupku gelap! Kamu penyebabnya, kamuuuu”
“Maaf, sudah saatnya kamu tahu apa alasanku meninggalkanmu dulu. Aku sakit Tom,aku gak mungkin kasih tahu kamu. Aku gak bisa. Aku harus pindah ke Los Angles untuk pengobatan."

Setelah dua tahun aku berhasil melawan penyakit itu. Aku ragu untuk kembali karena ku pikir kamu sudah melupakan semuanya. Tetapi, lewat Bunga aku mendapat semua informasi tentangmu. Lalu, aku segera menyelesaikan studi lanjutan dan sekarang aku sudah bekerja guardlions company.”“Jadi Bunga  tahu semua ini?”“Tom, aku ngelakuin ini karena aku tahu cinta kalian itu bukan sekedar cinta monyet biasa . Melihat keadaanmu membuatku yakin Melati memang yang terbaik untukmu. Di sisi lain, Melati  pun punya perasaan yang sama, kalian sama-sama masih menyimpan rasa,”Aku hanya bisa menangis, entah apa yang Tuhan rencanakan dalam hidupku. Ia memberiku sahabat yang terbaik juga cinta yang luar biasa. Aku sudah memahami semua ini, harapan dan impian memang memiliki begitu banyak cobaan. Kekuatan cinta kami memang sedang diuji oleh waktu dan kini aku bahagia bersama cintaku.

Karawang, 01 november 2017

waktu dan takdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang