Jam tiga dini hari
Mataku masih terbelalak dan garang
Kopi ini masih setengah terisi Setengahnya lagi telah kusesap sebelum pagiJam dinding itu lagi-lagi menatap ku tajam
Karena puisiku belum juga menemui akhir
Kata-kata dan teman-temannya merengsek masuk kedalam ruang yang tak bisa kujamah samasekaliPena-pena tergeletak layaknya laki-laki paruh baya yang kelelahan karena perempuannya
Lampu kamar yang belum juga padam
Kurasa ia paham, bahwa rindu akan selalu sigap menyergap ketika ia dimatikanDi ujung tembok itu, di langit-langit kamar, laba-laba sibuk menyulam sarangnya
Sementara di atas meja, kalender tua telah berkhianat;
Mengganti tanggal-tanggal dengan kesepian
Udara malam ini masih beraroma kita
Sialnya, kau lebih memilih pergi dengan kehilanganmu
Dan puisiku tak sanggup menyelamatkan apapun
KAMU SEDANG MEMBACA
PUISIKOPAT
PoetryTak pernah cukup kata-kata untuk mencintaimu, biar puisiku saja yang memilikimu lebih dari kenyataan. PEREMPUAN, CINTA DAN LUKA (KUMPULAN PUISI)