Responsible

143 24 19
                                    

"Jadi, bagaimana kondisi Ahra sekarang?" tanya Taehyung untuk kesekian kalinya pada Jimin—yang baru saja selesai memeriksa kondisi adik semata wayangnya itu.

Bahkan ia sudah begitu bosan untuk menanyai hal yang sama kembali.

"Apa yang terjadi? Kenapa bisa epilepsinya kembali kambuh? Untung saja kondisinya membaik setelah diberi obat anti kejang. Aku tidak bisa membayangkan bila kondisinya menjadi epileptikus"

"Berhentilah berbicara hal yang tidak ku ketahui. Aku tau kau sedang berusaha menyombongkan pekerjaanmu sebagai seorang dokter."

Jimin berdecih, "Kenapa aku selalu salah dimatamu?"

"Karena kau memang tidak pernah benar." jawab Taehyung cuek.

Ia mendudukkan tubuhnya pada kursi kayu disamping ranjang Ahra, memandangi raut wajah adiknya yang tengah terpejam itu dengan tatapan yang tidak dapat Jimin artikan.

Jimin menghela nafasnya pelan, "Apa yang terjadi hingga kondisi Ahra seperti ini?"

Melipat kedua tangannya kedepan, ia berusaha mendorong Taehyung kembali untuk bercerita padanya dari balik tirai pembatas.

"Ini semua gara-gara laki-laki brengsek itu." jawab Taehyung dengan rahang yang mengeras.

Entah kenapa, emosinya kembali naik saat memikirkan kembali lelaki yang baru saja ia temui tadi.

Jimin mengerutkan dahinya, "Siapa yang kau maksud? Aku?"

"Aish. Hentikan sikap terlalu percaya dirimu Park Jimin! Kau membuatku ingin memukulmu sekarang juga"

Jimin tertawa pelan, "Kalau begitu, siapa yang kau maksud?"

"Lelaki yang melakukan hal ini pada Ahra. Kau tau? Aku telah menemukan lelaki brengsek yang membuat Ahra hamil."

"Kau menemukannya? Bagaimana bisa?"

"Entahlah, dia tiba-tiba datang padaku dan langsung saja kuhabisi" Taehyung mengepalkan tangannya dan mengarahkannya kedepan seakan ingin meninju udara kosong dihadapannya, membuat Jimin paham alasan tangan Taehyung telah dipenuhi darah saat ia datang dan kini tengah terbalut perban.

"Jadi, apa yang akan kau lakukan sekarang?"

"Melaporkannya tentu saja. Kau kira aku akan membiarkannya lepas setelah ia melakukan hal mengerikan ini pada Ahra?" Taehyung mengelus rambut Ahra penuh kasih sayang. "Aku tidak akan bisa membiarkan siapapun mencelakakan adikku."

"Apa kau tidak akan menyuruh lelaki itu untuk bertanggung jawab? Menikahi Ahra mungkin? Bagaimana pun calon bayi yang Ahra kandung pasti memerlukan sosok Ayah."

"Kau gila? Aku tidak akan menyerahkan adikku begitu saja pada lelaki sepertinya. "

"Hentikan emosi gilamu dan berpikirlah secara rasional. Apa yang akan kau lakukan kelak bila anak yang Ahra kandung menanyai tentang ayahnya?"

"Aku akan bilang, ia sudah mati"

"Kim Taehyung!" Jimin menatap Taehyung marah. "Lalu bagaimana bila Ahra hamil nanti. Apa kau sanggup menjaganya? Sedangkan pekerjaanmu sebagai reporter membuat jam pulangmu tak menentu?"

Taehyung bergeming. Jimin benar, ia tidak mungkin sanggup menjaga Ahra sendirian.

"Aku akan memintamu untuk menjaganya." ucapnya setelah sekian lama berpikir.

"Aku seorang dokter kau tau? Dan pekerjaan ku bukan hanya di rumah sakit ini saja."

"Aish. Ya aku tau! Uisa-nim. Aku menyesal meminta bantuan padamu."

Married With Crazy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang