"8"

106 14 1
                                    

Jika detak yang tak biasa tentang rasa itu adalah cinta. Maka kau telah berhasil mengenalkanku tentang getarannya. _Jesiie Kei Kavanya

____


Semua yang dialami beberapa kali bersama Raka membuat Jesiie terus berpikir. Dia tidak menyangka bisa mengenalnya, bisa akrab dan berteman baik dengannya, apalagi sampai ada masalah karenanya.

Jesiie terus merasa kesal. Kenapa harus dirinya yang jadi imbasnya, kenapa tidak teman cewek sekelas Raka yang pasti lebih dekat dan sering bersama Raka.

Jesiie menghela nafas, dipandangnya langit malam dengan tatapan kosong. Kepalanya masih nyut-nyutan karena benturan di atap sekolah tadi siang.

Trttt.. Trttt...

Lamunan Jesiie terhenti ketika Handphone yang digenggamnya berdering. Nomor penelpon tak bernama.

"Halo?" sahut Jesiie setelah menggeser kursor hpnya menjawab telepon tersebut.

"Jes, lo di rumah?" tanya seseorang di sebrang sana.

"Iya. Ini siapa?"

"Keluar sebentar Jes gue di depan rumah lo."

"Eh, ini siap..."

Belum sempat Jesiie melanjutkan bicara, sambungan telepon terputus. Kemudian Jesiie bangkit dari bangku teras belakang rumahnya menuju ke beranda rumah.

Siapa laki - laki yang baru saja menelponnya. Suaranya tidak asing bagi Jesiie, tapi Jesiie tidak bisa mengingat siapa karna suaranya terdengar sedikit berbisik.

Raka!!, batin Jesiie heran ketika melongok mengintip dari balik jendela rumahnya. Jesiie berjalan keluar rumah dan membuka gerbang besi yang membatasi rumahnya itu.

"Ada apa Ka, masuk gih?" tawar Jesiie setenang mungkin ketika sudah berada di depan laki-laki yang saat ini berdiri di samping motor Sport nya.

"Jes, gue mau ngomong sesuatu sama lo. Tapi nggak bisa di rumah lo. Bisa keluar bentar. Ke taman dekat perumahan sini?" pinta Raka dengan penuh harap.

Jesiie masih terdiam. Berusaha berpikir sejenak.

"Yaudah tunggu bentar, aku ijin kak Daviie dulu Ka, sama ngambil jaket."

Raka hanya mengangguk menatap kepergian Jesiie masuk kerumahnya. Cewek itu terlihat sangat lucu memakai piyama lengan pendek dan celana selutut berwarna kuning motif Nobita, layaknya gadis kecil.

"Eheem, siapa tuh? Udah punya cowok nih kayaknya? Kenalin kakak dong!" celoteh Daviie cengar - cengir berdiri di balik pintu. Jesiie yang berjalan terbaru - buru langsung terjingkat.

"Apa sih kak, ngagetin aja. Bukan, dia cuman temen kok. Kepo sih, wah kakak ngintip in aku ya!" tukas Jesiie dengan memelototi kakaknya, kemudian berlalu menuju kamarnya.

"Emang iya. Kamu kan nggak pernah mau nemuin semua cowok yang niat datang kesini buat pdkt. Eh sekarang malah mau kencan nih." goda Daviie masih mengekor mengikuti langkah Jesiie.

Setelah meraih jaket, Jesiie menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap kakaknya.

"Kakakku yang ganteng, aku enggak pacaran kak. Dia temen aku." Jesiie menghentikan bicaranya kemudian melihat jam yang melingkar di tangannya. "Jam 19.00, Aku pulang jam 20.00 ya kak. Paling telat jam 20.30 janji!!"

Say, You Not Just A Shadow? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang