Semita in Exitium

Part 01 Bukan Awal

Semua ini diceritakan di tempat lain, dongeng yang turun temurun di ceritakan, ketika dunia gaib itu selalu dikatakan ada, kehidupan gaib itu selalu berada di samping kehidupan manusia, hidup berdampingan hanya saja manusia tak dapat melihatnya. Lalu dunia manusia ini (bumi) di sebut dunia nyata? Benak seorang siswa dengan baju seragam putih abu-abu duduk senyap di sebuah blok komputer sambil membaca buku. Terlihat computer tersebut menyala, sambil beberapa detik metatap isi lembaran buku itu, di beberapa detik lain dia lebih banyak mengetik keyboard dan beberapa kali mengklik keras mouse kecil murahan. Kemudian setelah membaca beberapa artikel di internet, dia menyimpulkan sesuatu.

'Seandainya dunia lain itu ada, apakah akan sama dengan hal-hal yang di ceritakan orang-orang ini?' Siswa itu perlahan menjatuhkan kedua ujung bibirnya.

'Ataukah mungkin ... ada sesuatu yang melebihinya. Sekejap dia menyeringai tersenyum membayangkan sesuatu yang baru di pikirkannya tadi.

Di atas meja resepsionis perpustakaan, ada buku besar pendataan jumlah pengunjung hari ini, nama siswa itu yang nampaknya yang terakhir tertulis. Flame. Nama singkat itu tertulis rapi dengan tulisan indah bersambung. Saat ini Flame berada dalam perpustakaan kumuh tua yang bangunannya pun masih dari papan-papan kayu yang sudah berwarna pudar, di sebuah kota kecil di pelosok negara. Flame sangat jarang datang ke perpustakaan ini. Perpustakaan beraroma kayu lapuk dan buku-buku tua.

Flame yang sendirian akhir-akhir ini sering datang ke perpustakaan ini, mencari segala hal yang berbau gaib, dan mempelajarinya secara teliti. Dengan bantuan buku tebal tua tanpa judul yang selalu di bawanya.

'Aku akan menemukan gerbang potralnya, dengan panduan buku ajaran penyihir ini dan kemampuan sihir yang kupelajari darinya, tentu saja dunia lain itu akan menjadi fantasi yang sangat hebat' ...

Dengan serius Flame menekatkan hatinya. Dengan tatapan percaya diri.