Part 2 Ajal di pararel efek

52 3 0
                                    

Satu minggu setelah libur musim panas. Di sebuah mading bercatkan putih abu-abu, masih tertempel kertas pengunguman、 nama Flame yang sudah resmi menjadi siswa SMA White West. Sekolah yang rumornya 'paling biasa' di kota.

Hari ini adalah hari pertama Flame masuk sekolah. Di pagi hari dengan hati bahagia Flame berjalan santai berangkat ke sekolah barunya. Titik-titik kecil cahaya matahari terlihat jelas, berusaha menembus kabut embun subuh yang lumayan tebal. Udara malam masih berhunus menabrak-nabrak kening Flame. Sepertinya aku terlalu pagi, pikirnya sembari melihat jalanan yang masih sangat sepi. Hanya orang-orang dari pasar loak yang melintasi jalan raya beberapa kali. Selain dari mereka mungkin orang-orang yang sedang mudik.

Sampai di depan gerbang masuk sekolah, gapura yang terbilang sangat abstrak—mungkin siapa saja yang telah memperhatikannya dengan seksama dan akan serentak mengatakan 'wow ini indah dan elegan' juga terpikir langsung dalam benak Flame hingga terdiam beberapa saat memandangi gerbang itu. Dengan arsitektur batu-bata merah yang dilekatkan menggunakan semen putih dan terlihat seperti tiang fondasi bangunan Romawi kuno.

"AGH!" jerit Flame tiba-tiba sambil menyingkap gelang hitam di tangan kanannya, gelang gaib yang di buatnya sesuai dengan panduan buku sihir itu, berfungsi sebagai pendeteksi energi mana(energi sihir) dan pengukuran besar kecilnya energi yang di temui, aktif jika terkena secara langsung mana yang mengalir. Dan kali ini gelang itu teraktifkan dan menjadi berduri-duri karena suatu energi sihir tak dikenali.

"hah, apa yang terjadi... apa alat pengukur ini rusak, kenapa aktif tapi tidak menunjukan status apapun, kalau begini bagaimana aku tahu dimana dan jenis mana apa yang membuatnya aktif. Dan lagi, sebesar apa sebenarnya energinya sampai gelang ini menghitam dan melukaiku, inilah yang paling membuatku khawatir" ucap Flame dengan sedikit panik, "huh gerbang sekolah ini" sontak Flame terkejut menyadari dari mana pusat energi misterius itu, tepat setelah ia memulai langkah pertamanya, Flame ter-glitch(seperti tayangan tv yg kehilangan sinyal dalam waktu beberpa detik).

Dari penglihatan Flame, ia berdiri di depan sebuah gerbang yang sama namun lokasi yang berbeda. Terlihat orang tidak di kenal berlari dengan sangat cepat ke arah Flame, kemudian seakan memberikan kejutan kue ulang tahun, orang itu dengan cepat mengeluarkan pisau belati perak dari kantong peralatan di punggungnya,

"MATI KAU IBLIIIS!!!" teriak orang itu sembari mengarahkan belatinya langsung ke perut Flame dengan gaya gerak seakan, dia akan merobek-robek perut Flame dari ujung ke ujung. Hanya senyum lebarnya yang terpampang jelas di detik-detik kematian Flame.

Semita in ExitiumWhere stories live. Discover now