Flame hanya berdiri tegak santai tak bergerak sedikitpun. Dan dari apa yang dilihat Flame, melihat sendari dekat ekspresi emosi wajah orang itu seakan marah bercampur bangga dengan kejutannya dan lobang robekan besar yang akan di tinggalkannya di perut Flame, sementara itu
"kenapa-kenapa-kenapa tubuhku tidak bisa bergerak," ucap panik Flame dalam benaknya, jiwa dan tubuhnya seakan tidak menyatu, segala perintah gerak yang difikirkan benaknya tidak dapat menggerakkan bahkan sedikirpun dari sendinya
"menghindar-mengHINDAR-MENGHINDAAAR!!!" sangat panik dan frustasinya benak Flame di detik-detik ujung dari mata pisau perak itu menyobek kulit kemudian usus-ususnya,
"input" dengan cepatnya, suara tiba-tiba keluar sendirinya dari mulut Flame, tanpa sedikitpun menggunakan energi mana Flame dengan mantra itu, membakar habis belati di cengkraman orang itu. dari ujung ke ujung dengan api magis berwarna biru merah secepat kilat melahap belatinya tanpa tersisa bekas apapun.
Masih dalam atmosfer tegang hidup dan matinya Flame, serangan kejutan lainnya datang dari Sebuah tangan berjari-jari lentik yang menyambar pundak Flame.
"HUAAA!!!?" benaknnya terkejut berteriak
"HAAA!!" mendengar benak Flame yang berteriak keras, perempuan itu juga tersontak berteriak.
Di awali dengan padangan mata Flame yang mulai kabur, kemudian di kedipkan-nya, orang yang mencoba membunuhnya tadi menghilang dari pandangannya, segalanya kembali seperti semula lagi. Namun tangan lentik itu masih menempel di bahu Flame, menyadari itu Flame segera berbalik dan mencoba mengenali wanita ini, sekali pandang Flame yakin seratus persen mengenalnya, bahkan lebih dari siapapun, yakinnya.
"Flame!" panggil wanita itu
"Hana, kau lihat, kau lihat yang barusan terjadi!?" Flame langsung bertanya-tanya
" huuh... apa maksudmu, melihat apa? aku tidak melihat apapun." dengan wajah bingung Hana balik bertanya. Flame hanya diam mendengar Hana yang mengakui tidak melihat perisristiwa apapun,
"HAA!!" teriak Hana tiba-tiba,
sontak Flame menoleh kearah Hana "apa?"
"sekarang aku melihat sesuatu, rambutmu Flame, beberapa detik yang lalu seingatku warnanya masih hitam polos, dan sekarang nampak kemerhan ujungnya," jelas Hana
"apa maksudmu, itu tidak mungkin" bantah Flame, kemudian Hana dengan cepat mengambil cermin di tasnya dan mengarahkannya ke Flame,
"lihat secara perlahan hitamnya rambutmu berubah kemerahan dari setiap ujungnya" jelas Hana dengan wajah puas.
Sembari memperhatikan rambut dan wajah bingungnya,
'apa ini... apa yang terjadi... ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Jangan bilang kalau ini adalah salah satu pertanda dari ramalan kehancuran dunia, di buku itu' benak Flame terperangah, mengingat kembali satu bab dari buku itu yang penuh berisikan ramalan-ramalan peristiwa, dari kecil sampai besar.
YOU ARE READING
Semita in Exitium
FantasySeperti apakah hal yang di sebut orang-orang 'dunia', apa dunia itu yang dalam kurung bumi? Ataukah tata surya? alam Semesta?... Jagat raya?, atau suatu tempat di demensi lain, Yang memiliki penghuninya? Bukan planet kosong tanpa kehidupan di galak...