-
-
-
-
-
Tebasan Natalia berhasil melukai Kinal. Meski hanya luka gores di dagunya, namun luka tersebut cukup dalam. Juga terbakar, mengingat yang memberikan tebasan tersebut adalah pedang api.
“Gimana?” ejek Natalia
Kinal tidak merespon. Ia melompat mundur menghindari kepungan lawannya. Dalam diam, ia menahan rasa sakit dari luka tersebut. Ditambah sensasi terbakar.
Drrttt!!!
Kedua tangan Kinal diselimuti listrik biru, menimbulkan suara berisik layaknya burung parkit. Jika dilihat sekilas, kerlipan dari listrik-listrik tersebut terlihat seperti lampu disko. Namun mematikan.
“Giliranku.” Geram Kinal.
DRAP!!!
Kinal menyerang. Menyerbu Natalia dengan bantuan kilat yang juga menyelimuti kakinya. Bergerak cepat ke arah Natalia yang telah bersiaga dengan pedang apinya, juga Harpy di kedua sisinya.
“Lupa sama kita?”
BLARR!!!
Serangan gabungan dari Ikha dan Yuvia yang tiba-tiba muncul di kedua sisinya, membuat Kinal terkesiap. Dengan menghentikan lajunya, Kinal langsung menghalau pilar-pilar petir Ikha dan Yuvia seolah tak berarti. Tanpa kesulitan apapun, dengan tebasan kedua lengannya, serangan mereka seolah terhisap. Hilang tak berbekas.
“Cih!” geram Yuvia.
Tentu ia masih ingat bahwa petir mereka tidak akan berhasil mengalahkan petir milik Kinal karena petir mereka adalah makanan bagi Kinal. Ya, setidaknya itulah penjelasan singkat yang mereka dengar sendiri dari Kinal.
SRRAASH!!!
Tebasan Natalia, tanpa disadari Kinal melukai lengannya. Luka tebas yang panjang dan dalam, menjalar di sepanjang lengan kirinya. Dengan api biru yang membakar di sepanjang luka tersebut, membuat Kinal tidak dapat menahan rasa sakit yang begitu menyiksa.
Ia menjerit. Menjerit kesakitan. Namun jeritannya itu terpotong. Terhenti ketika Ikha dan Yuvia melepaskan serangan mereka. Tombak-tombak petir meluncur ke arahnya. Menghujam permukaan tanah yang dipijaknya ketika ia menghindar. Meledak membiaskan cahaya putih, juga pekatnya gelap.
“Kurang ajar!!!” seru Kinal.
BLAARR!!!
Meski terluka dan berada dalam kepungan ketiga lawannya, ia merentangkan kedua tangannya, melepaskan sesuatu semacam jaring yang terbuat dari listrik yang langsung menjerat ketiga lawannya sekaligus.
“Nah, gimana kalo gini?”ejek Kinal.
“Apanya?” tanya Natalia.
ZRRAASSHH!!!
Tebasan dari kedua Harpy Natalia dalam sekejap memutuskan jeratan jaring Kinal. Tidak sampai disitu, semburan api dari mulut Harpy berhasil membakar Kinal. Kedua kakinya terbakar meski ia sudah berusaha mundur menghindar.
“Tiga lawan satu? Anak kecil juga tau kalau yang menang itu yang bertiga.” Sahut Ikha.
“Sial. Ternyata memang sulit kalau hanya segini. Haruskah Aku---“
BLARR!!!
Kembali, gabungan serangan Ikha dan Yuvia, petir hitam dan putih, menyambar Kinal yang sedang termenung berpikir. Membuatnya harus menghindar kesusahan.
“Eh? Kenapa?!” gumam Ikha.
“Yuvia! Sekali lagi!” seru Ikha.
Mendengar permintaan Ikha, tanpa pikir panjang Yuvia langsung menghujamkan pilar petir putihnya. Begitu pula Ikha yang langsung menggabungkan serangannya dengan serangan Yuvia. Dan, seperti yang telah diduga oleh Ikha, Kinal kembali menghindarinya. Tidak menyerap, ataupun melenyapkan serangan mereka seperti sebelumnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Season 2 Hunted (Completed)
FanfictionCerita ini lanjutan dari season 1 nya yaitu "TOP HUNTER". Disarankan untuk membaca season 1 nya agar jalan ceritanya tidak membingungkan untuk anda.