𝘈𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘵𝘶𝘩𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢?

13.8K 811 17
                                    

Suara keyboard yang semula riuh beradu seketika berhenti layaknya serunai di malam sepi ketika kehadiran seorang pria berlangkah tegas keluar dari lift diikuti dengan asisten yang senantiasa bersamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara keyboard yang semula riuh beradu seketika berhenti layaknya serunai di malam sepi ketika kehadiran seorang pria berlangkah tegas keluar dari lift diikuti dengan asisten yang senantiasa bersamanya. Semua insan yang semula sempat menatap jelmaan dewa Yunani tersebut seketika menunduk memilih mengamankan mata mereka dari pesona beracun CEO perusahaan mereka.

Namanya Keenan Alfrezali Veer kerap disapa Ali, itupun kalau ada yang berani menegurnya seperti itu tanpa embel-embel Tuan. Tidak gila hormat, tapi namanya memang berada di puncak kehormatan. Seperti apakah rupanya?

Wajahnya terukir dengan presisi dan akurasi layaknya karya seni abadi. Rahangnya kokoh dengan ketegasan penguasa, menciptakan citra keberanian dan kekuatan. Mata elangnya hitam legam sekelam malam, memancarkan kecerdasan dan tekad yang tak tergoyahkan. Alisnya yang tebal seperti panah menambahkan intensitas pada pandangan tajamnya, sementara bibirnya yang tak pernah menyentuh nikotin itu nampak ranum berwarna pink seperti sekuntum bunga mekar, menyiratkan pesona yang sulit diabaikan. Proporsi tubuhnya yang sempurna dengan kaki jenjang dan langkah lebar penuh kekuasaan memancarkan pesona yang meluluhlantakkan setiap hati yang bersinggungan.

Tetapi di balik pesonanya yang luar biasa, ada bayangan iblis yang bersemayam dalam sosoknya. Mata hitam legamnya seperti pintu menuju kegelapan yang mendalam, memancarkan keangkuhan dan kejamannya sebagai seorang pimpinan dunia bawah yang beringas. Semua pun tau, perusahaan ini ada hanya sebagai pengalihan isu.

Meskipun wajahnya begitu tampan, tapi aura kegelapan yang menyelimutinya memberikan kesan bahwa setiap senyuman bisa menjadi tipuan, dan setiap langkahnya mungkin merahasiakan ambisi kejam yang tersembunyi.

Suasana kantor berubah saat Ali datang. Ruangan yang sebelumnya dipenuhi dengan kegiatan sehari-hari seketika menjadi tegang. Pegawai yang biasanya bersemangat bekerja, seakan merasa kedinginan oleh aura misterius yang disampaikan oleh kehadirannya. Suara langkahnya seperti dentuman kaki prajurit, dan tatapannya menyibak keheningan seolah memerintahkan segalanya.

Sebuah ketegangan terasa menggelayuti udara, seolah-olah ruangan yang dipijak pun tau bahwa di balik pesona Ali, ada kegelapan yang tak terungkap. Bahkan setelah Ali memasuki ruangannya bersama sang asisten, sisa rasa dingin itu masih ada.

Suara dingin itu mengalun memecah keheningan.

"Jadwal hari ini Sean?"

"Hanya rapat terkait anggaran proyek baru Tuan."

"Majukan jadwal besok menjadi hari ini jika begitu." titah Ali memandang arlojinya yang menunjukkan jam makan siang.

Sean menengguk ludahnya, memang tidak salah atasannya dijuluki gila kerja. Tidak bisa menganggur dan menikmati waktu santai sedikit saja. Begitulah yang Sean pahami selama 3 tahun mengabdi menjadi asisten pribadi Ali. Untung gajinya besar, jadi sekalipun frustrasi dan stress, tagihan Lamborghini nya tetap lunas, makan enak setiap hari, dan kebutuhan terjamin. Mental aja yang sedikit terguncang.

Aye Aye Boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang